JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Gerbang SMPN 22 Solo yang biasanya lengang, nampak beda Kamis (2/9) pagi. Banyak sepeda motor yang berhenti di depan gerbang. Setelah menurunkan penumpangnya yang mengenakan seragam putih biru dan berbincang sebentar, mereka pun lantas meninggalkan halaman sekolah.
Mereka tak lain adalah para orang tua siswa yang mengantar anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM). Ya, mulai Kamis ini sekolah negeri yang berada di Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan itu menjadi satu dari dua sekolah di kota bengawan yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara luring.
Risma Agustin (45), satu dari 250 orang tua siswa yang pagi itu mengantarkan anaknya berangkat ke sekolah untuk kali pertama, setelah lima bulan kembali menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) pasca diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
“Iya sebelum PPKM kan sekolah sudah mengadakan simulasi PTM dan anak saya juga sempat ikut. Setelah itukan PPKM kembali daring sekolahnya, ini alhamdulillah sudah boleh lagi masuk sekolah,” ucap ibu dua anak itu saat ditemui di depan gerbang sekolah.
Ia mengaku senang anaknya bisa masuk kembali ke sekolah dan dirinya pun tak keberatan setiap hari harus mengantar jemput anaknya selama PTM. Sebagaimana yang disyaratkan pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo. Sebab, meski ia berstatus ibu rumah tangga, namun mendampingi putrinya, Naufa Kiyan Majiada (12) belajar daring di rumah bukan hal yang mudah. Apalagi pelajaran di kelas VII sudah sangat sulit.
“Saya memang di rumah terus tapi tidak bisa membantu anak belajar. Apalagi kalau sudah matematika sama Bahasa Inggris, wis angkat tangan. Makanya senang anak-anak boleh masuk sekolah lagi, karena selama belajar di rumah tidak maksimal, si Naufa lebih sering pegang hape, main game,” ujarnya.
Meski demikian, ia tak menampik jika ada kekhawatiran paparan Covid-19 selama PTM berlangsung. Sebab, meski angka kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo sudah berkurang jauh, namun masih tidak ada jaminan 100 persen mereka bebas terpapar virus.
“Sebagai orang tua pasti masih punya rasa takut, makanya saya ingatkan terus sama anaknya pokoknya tidak boleh lepas masker, sering-sering pakai handsanitiser di dalam kelas. Intinya harus tetap jaga protokol kesehatan. Semoga Covid-nya tidak muncul lagi, jadi semuanya bisa kembali normal,” harapnya.
Hal serupa juga diutarakan Mardioyo (49). Ia mengaku sering kewalahan mengajar putranya yang saat ini sudah duduk di kelas IX. “Saya juga terkadang bingung dengan materi yang dipelajari anak saya. Dianya juga sudah merasa jenuh dengan pembelajaran via online, sehingga dengan bertemu teman sebaya dan guru di sekolah bisa menjadi suasana baru. Tapi ya itu, saya peseni, pokoknya harus jaga jarak dan selalu pakai masker,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu siswa SMPN 22 Solo yang mengikuti PTM hari pertama, Rosidah (12) mengaku senang bisa kembali sekolah. “Awalnya bingung nyari kelasnya di mana, sebab baru sekali ini masuk ke sekolah ini. Sejak penerimaan siswa baru sampai kemarin kan sama sekali ndak ke sekolah,” ucap siswi kelas VII itu.
Meski di pekan ini belum memulai mata pelajaran, namun ia tetap bersemangat bisa bertemu dan mengenal langsung teman-teman maupun guru-guru yang selama ini hanya ditemui secara virtual. “Iya tadi baru perkenalan. Sempat malu pas maju ke depan kelas mengenalkan diri, ya gimana biasanya cuma pake hape bicaranya,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SMPN 22 Solo, Eko Sutrisno menuturkan, secara umum pelaksanaan PTM hari pertama berjalan lancar. Anak-anak semua mematuhi protokol kesehatan selama proses belajar mengajar. Meski diakuinya ada beberapa siswa yang masih datang terlambat.
“Tapi ya ndak papa, karena Kamis dan Jumat ini kan baru perkenalan dan pemberian motivasi. Baru Senin depan full materi. Kalau dua hari ini masuk pukul 07.30 wIB sampai 09.00 WIB. Mulai minggu depan pukul 07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB dengan materi lima mata pelajaran,” jelasnya.
Untuk siswa yang mengikuti PTM sendiri sebanyak 250 siswa dari kelas VII hingga IX atau separuh dari total siswa di SMPN 22 Solo. Semua siswa yang ikut PTM wajib diantar jemput orang tuanya, kemudian sebelum masuk kelas harus diukur suhu badannya kemudian mencuci tangan dengan sabun. Mereka juga wajib mengenakan masker dan face shield selama di dalam kelas.
“Rata-rata siswa yang mengikuti PTM di sekolah hanya 15 siswa per kelas atau kapasitas 50 persen. Hal itu didasari dari absensi siswa dari nomor 1-15. Sisanya absensi nomor 16-28 ikut PTM pekan depan,” katanya. (jay/rit)