Pandemi COVID-19 terjadi secara global, termasuk di Indonesia. Pemerintah menghentikan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sudah lebih dari satu tahun, para siswa harus belajar dari rumah masing-masing. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan yang berpotensi mempercepat penyebaran virus. Tetapi, karena kurangnya perencanaan yang matang untuk pelaksanaan pembelajaran daring ini, kualitas pendidikan di Indonesia terutama untuk jenjang Sekolah Dasar justru mengalami penurunan. Sebagian besar dari tenaga pendidik maupun siswa masih mengalami kebingungan tentang apa yang harus dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran daring yang jelas berbeda dengan proses pembelajaran yang selama ini diterapkan dengan tatap muka di sekolah. Proses pembelajaran secara daring tentu membutuhkan dukungan perangkat seperti smartphone. Namun yang menjadi masalah adalah ketika sebagian siswa tidak menguasai penggunaan smartphone tersebut. Hal ini banyak terjadi di sekolah-sekolah yang berada di daerah pedesaan. Tak terkecuali di tempat saya mengajar yaitu di SD Negeri 1 Kadilangu. Tidak semua siswa di SD Negeri 1 Kadilangu mempunyai smartphone sendiri. Sebagian siswa masih menggunakan handphone milik orangtua. Sedangkan beberapa orang tua ada yang bekerja sampai sore. Sehingga selama belajar dari rumah, siswa tidak ada yang mendampingi dan membimbing saat mengalami kesulitan belajar. Hal itulah yang menyebabkan pembelajaran yang dilakukan secara daring menjadi tidak efektif. Sehingga menyebabkan siswa justru mengalami penurunan keaktifan dalam belajar. Untuk itu diperlukan pembelajaran luring secara kelompok.
Istilah luring adalah kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai pengganti kata offline. Menurut Ermayulis,S (2020) Pembelajaran luring dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet atau pembelajaran secara langsung.
Pembelajaran luring dilaksanakan paling sedikit 2 kali dalam seminggu. Hal ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara langsung apabila terdapat siswa yang kurang memahami materi saat pembelajaran daring. Pembelajaran luring dilaksanakan secara kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa. Guru mendatangi tiap kelompok di salah satu rumah siswa dan dilakukan secara terjadwal.
Pembelajaran luring ini mempunyai manfaat untuk siswa dalam memahami materi yang dipelajari dan juga memberikan berbagai hal mulai dari cara bekerja sama, komunikasi dan lain-lain. Menurut Sulaeman,R (2020) Pembelajaran luring secara kelompok memiliki manfaat diantaranya yaitu membantu meningkatkan pemahaman, mengetahui kelemahan dan kesalahan, serta melatih keterampilan mendengar dan keterampilan komunikasi siswa sehingga keaktifan siswa meningkat.
Dengan pembelajaran luring secara kelompok kecil dapat meningkatkan pemahaman siswa. Siswa tidak belajar sendiri, jadi apabila terdapat beberapa materi yang sulit dimengerti, siswa dapat bertanya langsung kepada guru ataupun tutor sebaya dalam kelompok tersebut.
Dengan pembelajaran luring secara kelompok, guru juga dapat mengetahui kelemahan atau kesalahan yang dilakukan siswa. Sehingga guru lebih paham treatment apa yang akan dilakukan selanjutnya agar siswa mampu memahami materi yang diajarkan. Pembelajaran luring secara kelompok juga dapat melatih keterampilan mendengar siswa. Biasanya saat pembelajaran luring secara kelompok kecil, siswa cenderung mau mendengarkan penjelasan guru dan tidak bergurau seperti saat pembelajaran klasikal di kelas. Pembelajaran luring secara kelompok juga melatih keterampilan berkomunikasi siswa. Guru dapat menunjuk semua siswa secara bergantian untuk memberikan pendapatnya atau jawabanya. Jadi semua siswa ditunjuk merata, tidak hanya salah satu siswa saja. Sehingga semua siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Oleh Binti Nahdhiyah, S.Pd.SD,
SD Negeri 1 Kadilangu , Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal.