Pendidikan nasional menurut Siswoyo (2013:16) berakar pada kebudayaan bangsa. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Kebudayaan dapat diwariskan dan dikembangkan melalui pendidikan, sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan ditentukan oleh kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Indonesia mempunyai bermacam-macam kebudayaan, salah satunya adalah wayang. Agar anak terbiasa dengan cerita-cerita wayang maka perlu ditanamkan sejak dini yaitu pada usia SD.Usia SD yaitu sekitar 7-12 tahun,pada usia tersebut adalah masa matang untuk belajar . Pada masa matang, perkembangan intelektual anak sudah dapat berpikir atau mencapai antarkesan secara logis serta membuat keputusan tentang apa yang dihubungkan – hubungkannya secara logis. Untuk itulah peran orangtua dalam membentuk sikap dan intelektual anak sangat diperlukan, kemudian di sekolah, guru tentu memberikan nilai-nilai kehidupan yang baik bagi siswanya melalui sebuah pembelajaran. Guru, khususnya yang berada di Pulau Jawa (Jawa Tengah, dan Yogyakarta) dapat menggunakan kisah-kisah wayang untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan, tujuannya adalah agar siswa termotivasi, karena kisah wayang mengandung nilai-nilai moral yang harus diteladani oleh siswa.
Di kelas IV SDN Purbayan, Kemiri Purworejo, beberapa siswa kebanyakan belum bisa memahami bacaan cerita wayang karena siswa masih bertanya tentang isi bacaan cerita wayang selain itu ketika menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan tokoh pewayangan siswa masih menggunakan buku pepak bahasa Jawa. Hasil belajar ulangan harian pembelajaran bahasa Jawa materi wayang , menunjukkan dari 10 siswa yang melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hanya 4 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 sisanya berada dibawah KKM. KKM yang telah ditentukan yaitu 70.Oleh sebab itulah siswa memerlukan pembelajaran aktif sehingga pembelajaran tidak membosankan. Salah satu solusinya guru harus menggunakan model pembelajaran course review horay. Hal tersebut dilakukan agar siswa aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar materi wayang.Model pembelajaran Course Reviwe Horay merupakann model pembelajaan yanng dapat menguji pengetahuan dan pemahaman konsep siswa pada materi wayang dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dikemas dalam bentuk kuis, pertanyaan tersebut sudah dikategorikan sesuai dengan kompetensi yang dicapai. Siswa juga dapat belajar dengan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan adanya upaya tersebut, diharapkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan berubah ke arah yang lebih baik.
Model Pembelajaran course review horay tergolong dalam pembelajaran kooperatif karena siswa dibagi ke dalam sebuah kelompok. Sementara itu pembelajaran kooperatif menurut Slavin dalam Asma (2006:11) adalah siswa belajar bersama , saling menyumbang pemikiran dan bertanggungjawab terhadap pencapaian hasil belajar individu maupun kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menguntungkan bagi siswa, karena siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan menjadi tutor bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah. siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, di Kelas IV SDN Purbayan peningkatan terjadi karena guru dan siswa telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran course review horay yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan atau mendemontrasikan materi pembelajaran, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, guru memberikan lembar latihan, siswa diminta untuk diskusi, siswa dan guru mencocokkan jawaban, guru menghitung point dan guru memberikan reward. Hal ini menjukan bahwa 7 siswa mendapat nilai > 70 memenuhi KKM yang di tentukan.
Â
Oleh:
Bambang Setiyoko, S.Pd.
Guru SDN Purbayan, Kemiri, Purworejo