Mata pelajaran bahasa Jawa merupakan muatan lokal Provinsi Jawa Tengah yang mengandung standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kemudian dijabarkan dalam indikator-indikator yang harus dicapai siswa secara tuntas dalam proses dan hasil pembelajarannya. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Jawa bersifat wajib bagi para siswa SD, SMP, dan SMA se-Jawa Tengah. Sulitnya menyampaikan pelajaran bahasa Jawa merupakan dilema bagi guru, khususnya guru sekolah dasar yang harus menguasai semua mata pelajaran. Materi bahasa Jawa sangat kompleks seperti unggah-ungguh, paramasastra, cerita wayang, kosa kata, struktur bahasa, dan sejenisnya.
Hal ini menyebabkan pembelajaran bahasa Jawa dianaktirikan sehingga tidak mengherankan jika anak-anak zaman sekarang banyak yang tidak memahami tentang bahasa Jawa, tentang cerita wayang, bahkan tentang unggah-ungguh yang erat kaitannya dengan budi pekerti. Menurut Kurikulum Muatan Lokal bahasa Jawa Provinsi Jawa Tengah (2010:145) pembelajaran bahasa Jawa meliputi 4 (empat) aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut perlu didesain guru agar menjadi pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri.
Realitas di lapangan menunjukkan bahwa walaupun berbagai upaya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa kelas VI SDN 3 Plantaran Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal dalam pembelajaran bahasa Jawa sudah dilakukan guru kelas, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran bahasa Jawa pada Ulangan harian belum begitu memuaskan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pemanfaatan metode dan media pembelajaran secara variatif. Namun, upaya tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan
Terkait belum optimalnya hasil belajar bahasa Jawa tentang materi melaporkan hasil pengamatan pada siswa VI SDN 3 Plantaran Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal maka penulis berupaya untuk menerapkan metode keterampilan berbicara sehari-hari sebagai salah satu alternative pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Metode Bercakap-cakap merupakan refleksi pentingnya guru mengelola proses pembelajaran yang bermakna sehingga siswa merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran. Selain itu, melalui metode Bercakap-cakap siswa akan mengenal berbahasa krama sehingga akan memilih dan meneladani karakter-karakter bahasa karma yang positif dalam kehidupan. Hal ini senada dengan (Diah Harianti, 1994: 149) menyatakan bahwa metode bercakap-cakap adalah percakapan antara guru dengan murid atau murid dengan murid tentang sesuatu topik tertentu yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan mendengarkan anak. Sementara (Harianti, 1994: 149) menyatakan bahwa metode bercakap-cakap adalah percakapan antara guru dengan murid atau murid dengan murid tentang sesuatu topik tertentu yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan mendengarkan anak.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan metode bercakap-cakap dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Jawa tentang materi melaporkan hasil pengamatan pada siswa kelas VI SDN 3 Plantaran Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal. Keberhasilan tersebut menunjukan bahwa pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan komunikatif akan membantu proses peningkatan hasil belajar siswa pada Tahun Pelajaran 2020/2021.
OLEH
Aries Rikoniarti, S.Pd.SD
Guru SDN 3 Plantaran Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal
