Bukan menjadi rahasia lagi, matematika menjadi muatan pelajaran yang menakutkan bagi siswa. Banyak diantara siswa merasa takut dengan matematika karena merasa sulit dalam belajar matematika. Bahkan mereka menganggap matematika menjadi beban. Seorang guru dituntut untuk memberikan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan supaya pembelajaran tidak membebani siswa. Pada kelas rendah sekolah dasar, siswa telah dikenalkan dengan bilangan pecahan. Guru terkadang sulit untuk membuat anak senang dan mudah untuk belajar bilangan pecahan. Maka dari itu, guru perlu merancang sebuah metode pembelajaran bermakna. Belajar akan lebih bermakna apabila siswa mengalami sendiri apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya.
Dalam pembelajaran matematika semester ganjil di kelas V SD N 4 Sukorejo, Penulis sebagai guru mencoba untuk membuat Media Papan Pecahan untuk pembelajaran materi pecahan. Rayanda Asyar (2012 : 8) mengemukakan bahwa “ media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Media Papan Pecahan merupakan media alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dikarenakan media papan pecahan ini memiliki banyak manfaat mulai dari dapat menanamkan konsep dasar bilangan pecahan sampai dengan menjelaskan penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Papan pecahan digunakan sebagai alat bantu dan juga sebagai stimulus sehingga siswa bisa lebih termotivasi dan dapat belajar operasi hitung pecahan dengan mudah. Terlebih lagi papan pecahan ini termasuk benda konkret sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa. Dengan menggunakan papan pecahan siswa juga dapat belajar sambil bermain sehingga tidak merasa bosan.
Langkah pembuatan media papan pecahan yaitu: Siapkan styrofoam yang digunakan untuk menempel papan pecahan, kertas warna untuk bagian wallpaper, tripleks, spidol, lem, dan paku pines. Buatlah lingkaran dari tripleks sebanyak 30 lingkaran yang besar sehingga siswa dapat melihat dengan jelas walaupun dari kejauhan. Tempeli lingkaran dengan kertas warna dan bedakan menjadi 2 warna yang berbeda. Misalnya 15 lingkaran warna putih dan 15 lingkaran warna hijau. Papan lingkaran warna putih dibagi satu bagian, dua bagian, tiga bagian, dan seterusnya sampai 15 bagian. Papan lingkaran warna putih tidak dipotong tetapi hanya dibagi menggunakan spidol. Sedangkan papan lingkaran warna hijau diiris. Lingkaran pertama dibiarkan utuh, lingkaran kedua iris menjadi 2 bagian yang sama, lingkaran ketiga potong menjadi 3 bagian lalu lingkaran keempat potong menjadi 4 bagian dan seterusnya sampai 15 bagian. Contoh cara penggunaan pada penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama. Misalnya 1/2 +1/4. Ambil lingkaran yang dua bagian dan empat bagian. Ambil masing-masing satu bagian. Kemudian tempelkan di lingkaran yang delapan bagian, karena kpk penyebutnya adalah delapan. Lalu lihat berapa bagian yang tertutupi. Sekarang terlihat yang tertutupi adalah 6 bagian dari delapan bagian.
Setelah menggunakan Papan Pecahan ternyata siswa semakin mudah dalam belajar operasi hitung pecahan. Siswa juga lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran menggunakan media papan pecahan menjadikan pembelajaran lebih aktif, menyenangkan, dan efektif. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa (Muslim, 2014 ). Dengan Media Papan Pecahan, prestasi siswa kelas V di SD N 4 Sukorejo mengalami peningkatan. Hal ini bisa dijadikan referensi untuk guru-guru yang lain dalam memberikan materi pecahan kepada siswanya di sekolah.
Oleh: Suprihati, S.Pd.
Guru SD N 4 Sukorejo
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal