Sampai saat ini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat mengakibatkan Proses pembelajaran di seluruh jenjang pendidikan belum stabil . Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar dilaksanakan dengan daring dan luring, walaupun sebagian besar siswa dan orang tua sudah menginginkan untuk pembelajaran secara tatap muka. Seperti halnya di MIN 3 Purworejo , bahwa pelaksanaan pembelajaran sekarang ini tetap mengacu aturan dari pemerintah yaitu secara daring dan luring 50 % sesuai zona di daerah Purworejo . Dalam hal ini guru harus mencari metode yang tepat dan bervariasi agar pembelajaran tetap berlangsung secara menarik dan menyenangkan dengan membangkitkan minat belajar siswa. Menurut Slameto (2012) minat belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Minat belajar yang tinggi akan membawa perasaan senang, sehingga materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dan diserap dengan baik oleh siswa.Pembelajaran.harus lebih berpusat pada siswa sehingga lebih menekankan kemandirian yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif.
Slameto (2015) juga mengatakan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa, dapat dilakukan dengan mengembangkan variasi dalam mengajar. Dengan adanya variasi dalam mengajar, peserta didik akan merasa senang, memperoleh kepuasan dalam belajar dan mudah dalam memahami materi yang telah disampaikan. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh guru yaitu dengan mengembangkan media pembelajaran di kelas. Misalnya dengan menggunakan media teka-teki silang (TTS) untuk pembelajaran ataupun penugasan siswa seperti yang kami praktikkan di MIN 3 Purworejo. Teka-teki silang atau biasa disebut TTS adalah suatu permainan kata yang biasanya berupa serangkaian ruang-ruang kosong berbentuk kotak. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengisi kotak-kotak kosong dengan huruf, membentuk kata atau frasa tertentu, dengan menyelesaikan petunjuk yang mengarah ke jawaban tertentu.Teka-teki silang termasuk dalam jenis permainan yang dapat mengasah otak. Media pembelajaran teka-teki silang merupakan suatu pendekatan yang dikemas dalam bentuk permainan sehingga dapat merangsang daya pikir siswa dalam proses pembelajaran.
Permainan edukatif ini mendorong siswa untuk berlomba-lomba memecahkan teka-teki yang diberikan. Karena pada dasarnya peserta didik menyukai belajar sambil bermain dan akan membuat peserta didik merasa senang. Melalui teka-teki silang siswa akan mempelajari sesuatu yang rumit serta akan berpikir bagaimana teka-teki silang ini dapat dijawab dengan benar. Hal ini cukup efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa. Menurut Hisyam, dkk (2019) teka-teki silang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung.
Sebelum kami menggunakan media teka teki silang, minat belajar siswa dirasa masih kurang, terlebih dengan pemberlakuan sistem pembelajaran daring seperti saat ini. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung dimana peserta didik banyak yang tidak mengirimkan tugas yang diberikan. Setelah kami menggunakan media teka teki silang dalam pembelajaran, lebih banyak siswa yang mau mengerjakan dan mengirim tugas yang diberikan oleh guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media teka-teki silang berkontribusi dalam meningkatkan minat belajar siswa.
Oleh : Abdul Hamid
Guru MIN 3 Purworejo |