Peta Konsep Aktifkan Pembelajaran Sistem Pernapasan

Istighfaroh, S.Pd.

Salah satu kesulitan yang dialami selama kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah minimnya interaksi. Siswa menjadi lebih pasif secara individu dalam merespon pembelajaran. Selain itu kegiatan kelompok menjadi sulit untuk dilaksanakan dengan berbagai keterbatasan. Sistem penugasan juga dinilai kurang efektif karena siswa hanya berfokus untuk menyelesaikan tugas, sehingga pemahaman pada materi seakan diabaikan. Permasalahan yang timbul menjadikan guru harus berupaya menyusun strategi pembelajaran yang dapat memicu siswa untuk aktif. Melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa, akan menjadikan siswa menjadi lebih kreatif dan termotivasi dalam belajar.

Buzan (2011: 98) menyatakan bahwa peta konsep merupakan satu-satunya alat yang bisa diandalkan untuk membantu berpikir secara ekspansif dan kreatif manakala seseorang butuh untuk menghasilkan ide, merencanakan sesuatu dengan khas, atau menggugah imajinasi. Melalui kegiatan menyusun peta konsep, maka cara berpikir siswa akan menjadi lebih luas. Siswa akan dihadapkan dengan tantangan untuk melengkapi berbagai informasi sesuai pokok bahasan. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan peta konsep juga berfungsi untuk menjadi jembatan bagi struktur pemahaman siswa dari fakta menuju pengetahuan-pengetahuan berikutnya. Sehingga pemahaman siswa akan menjadi lebih baik.

Baca juga:  Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bagian Tumbuhan dengan Pendekatan CTL

Melalui peta konsep, Guru Kelas 5 SD Negeri 1 Plantaran Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal berupaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi alat pernapasan pada manusia, khususnya penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Materi ini diajarkan di Kelas 5 Tema 2 Udara Bersih bagi Kesehatan, Subtema 2 Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan, Kompetensi Dasar 3.2. Menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia.

Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menyusun peta konsep tentang penyakit yang menyerang sistem pernapasan pada manusia. Akan tetapi, terlebih dahulu langkah-langkah pembelajaran harus dilaksanakan untuk mengantarkan pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Produk yang dihasilkan dari kegiatan pembelajaran ini adalah peta konsep berupa pohon jaringan. Menurut Trianto (2013: 35) peta konsep berupa pohon jaringan merupakan peta konsep yang topik utamanya dikaitkan berbagai hal yang berperan sebagai pendukung informasi. Berbagai konsep tersebut dihubungkan dengan garis-garis penghubung yang menunjukkan keterkaitan.

iklan
Baca juga:  Problem Posing Melatih Anak Patuh kepada Orang Tua, Guru

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu guru meminta siswa untuk menyimak video pembelajaran tentang penyakit pada sistem pernapasan manusia. Siswa diminta untuk menuliskan hal-hal yang menarik perhatian dan ingin dipahami siswa lebih jauh. Berdasarkan catatan tersebut, guru dapat mengamati ketertarikan siswa terhadap materi. Guru kemudian bertanya jawab dengan siswa tentang catatan yang telah dibuat, untuk dibahas secara lebih mendalam selama pembelajaran. Setelah itu, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas yang berbeda. Meskipun terbagi dalam kelompok, tetapi siswa tidak diminta untuk berdiskusi. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban yang lebih beragam. Kelompok ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit pada sistem pernapasan manusia, di antaranya: penyebab, gejala, bagian yang terinfeksi, dan cara mengobati.

Baca juga:  CLGI dalam Pemahaman PPKn di SMPN 9 Semarang

Guru kemudian memberikan contoh peta konsep yang harus dibuat siswa sesuai dengan pokok bahasan yang sudah diberikan di tiap kelompok. Untuk memudahkan dalam mengumpulkan informasi, guru memberi kesempatan satu persatu siswa untuk menyampaikan catatannya. Sementara siswa lain dalam kelompoknya bergantian membuat catatan dari informasi temannya. Hasil catatan tersebut dituangkan dalam peta konsep secara sistematis, sehingga mudah untuk dipelajari. Tidak lupa guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pertanyaan apabila ada informasi yang kurang jelas. Setelah pembelajaran selesai, siswa melanjutkan menyusun peta konsep yang sudah dirancang untuk kemudian difoto dan dibagikan ke grup WA.

Oleh: Istighfaroh, S.Pd.

Guru Kelas 5

SD Negeri 1 Plantaran Kec. Kaliwungu Selatan Kab. Kendal

iklan