JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Tidak seperti hari-hari biasa, Selasa ( 25/1) sore itu, suasana rumah tahanan ( Rutas) kelas II B Salatiga terlihat ramai. Dari halaman depan Rutan, terdengar suara sayup-sayup membaca Al Quran bersama-sama. Ada yang sudah fasih ada yang masih terbata-bata.
Suara bacaan Al Quran itu datangnya dari warga binaan ( Wabin/Napi) baik putra maupun putri. Mereka sedang membaca dan mengerti huruf Arab dari dasar belajar serta mengkhatamkan Iqro. Kegiatan ini sebagai gerakan untuk membebaskan buta huruf Al Quran. Para warga binaan tampak khusuk dan serius membaca iqro.
Kepala Rutan Salatiga Andri Lesmano menjelaskan, kegiatanini bagian dari pembinaan kerohanian dengan menggandeng Hardadi owner singkong D9 yang peduli dengan pembinaan warga binaan.
“ Jadi Rutan Salatiga memberikan pembinaan kepada warga binaan yang belum bisa sama sekali membaca dan mengetahui huruf Al Quran,” katanya.
Andri mengaku bahwa sukses tidaknya pembinaan di dalam Rutan, tidak hanya dari bimbingan petugas saja, tetapi juga pihak-pihak dan stakeholder yang terus memberikan dukungan dan pembinaan khususnya di Rutan Salatiga.
Dikatakannya, Rutan Salatiga bersama owner singkong D9, berhasil membawa kurang lebih 50 warga binaan muslim untuk dapat terbebas dari buta huruf Al Quran.
“ Syukur alhamdulillah dan kami ucapkan terimakasih atas hadirnya pak Hardadi yang merupakan sosok inspirator bagi Warga Binaan. Selain menyumbangkan pikiran dan tenaga juga selalu memberikan motivasi kepada warga binaan agar setelah bebas nanti menjadi orang yang lebih baik bagi masyarakat,” tandasnya.
Humas Rutan Salatiga Nuryadi mengatakan, kegiatan ini bagian dari pembinaan rohani wajib bagi para warga binaan ( yang muslim) dan untuk membentuk pribadi yang lebih baik nanti selepas dari rutan.
“ Setiap hari Selasa kami mendatangkan guru ngaji, ada dari Kemenag dan juga relawan seperti pak Hardadi pemilik Singkong D-9. Beliau yang ngajari iqro untuk para warga binaan,” kata Nuryadi.
Dikatakannya, untuk menjadikan warga binaan khatam iqro butuh proses yang tidak pendek. Karena warga binaan sendiri keluar masuk, ada yang sudah bebas atau selesai menjalani hukuman namun ada penghuni yang baru.
“ Kalau penghuni baru dan belum bisa baca Al Quran, tentunya kita ajari dari nol lagi,” katanya. Nuryadi pun berharap, setelah mendapat pembinaan rohani selama di Rutan nantinya bisa menjadi bekal untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Sementara Hardadi mengatakan akan mendirikan rumah singgah bagi Warga Binaan Rutan Salatiga, sehingga nantinya mereka yang sudah bebas akan dibimbing dan diberikan pelatihan sehingga menjadi modal penting untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan lebih baik dari sebelumnya.” Jadi nanti ketika selepas dari Rutan, memiliki ketrampilan untuk bekal menjalani kehidupan yang lebih baik lagi,” katanya.
Salah seorang narapidana Joko mengatakan, ia bersyukur bisa khatam iqro dan berterimakasih kepada pihak Rutan Salatiga dan Hardadi dan pihak terkait lainnya uang sudah menumbangkan tenaga dan pikirannya untuk para warga binaan.
” Alhamdulillah sudah khatam iqro, ini sangat berarti dan bermanfaat sekali untuk saya.Mendapat ilmu agama selama menjalani hukuman dan saya semoga menjadi lebih baik lagi selepas dari penjara,” katanya. (deb)