30.5 C
Semarang
Selasa, 12 Agustus 2025

Budaya Bangsa Sarana Bangun Mental Bangsa – DPRD Jateng

JATENGPOS.CO.ID,  CILACAP – ‘Nguri-uri’ (melestarikan) budaya bangsa adalah sarana membangun mental, pengembangan asal daya insan dan mengukuhkan jati diri bangsa.

Demikian disampaikan Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng Sidi dalam acara Obrolan Media Tradisional (Metra) DPRD Provinsi Jateng, yang terbaru.

Dalam rangkaian acara yang digelar di Pendopo Paguyuban Seni Karya Bakti, Desa Cimanggu Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap itu menampilkan kesenian Tari Jaipong & Wayang Golek.

Ketika berdialog, Anggota DPRD Provinsi Jateng dari Wilayah Pemilihan (Dapil Cilacap & Banyumas) itu menyampaikan pihaknya ingin nguri-uri budaya leluhur menjadi sarana menangkal budaya asing yang waktu ini sangat deras masuk ke Indonesia.

“Khususnya Wayang Golek & Tari Jaipong. Sebab, dari sisi keunikannya, Jateng kok terdapat wayang goleknya & terdapat jaipong,” ungkap Anggota Fraksi Partai Golkar tadi.

Dalam hal ini, DPRD bareng Pemerintah Provinsi Jateng berupaya memotret, mendokumentasikan, membina, sekaligus pengenalan kepada warga atas kekayaan budaya bangsa tadi. Upaya itu dilakukan dengan mengajak generasi muda buat terus nguri-uri budaya luhur warisan nenek moyang.

Baca juga:  Program Baru RSKW Saturday Night Acoustic Diminati Banyak Pendengar

“Tidak kalah dengan budaya asing, tinggal dapat dibranding dengan bagus & tampilkan ke seluruh dunia. Bahwa ini artinya kekhasan Indonesia kekhasan Jateng khususnya Cilacap,” jelasnya dalam acara yang pula disiarkan secara langsung di Radio Thomson Cilacap & siaran tunda BanyumasTV.

Anggota DPRD Provinsi Jateng dari Wilayah Pemilihan (Dapil Cilacap & Banyumas) itu menyampaikan pihaknya ingin nguri-uri budaya leluhur menjadi sarana menangkal budaya asing yang saat ini sangat deras masuk ke Indonesi. (foto: dok humas dprd jateng/teguh prasetyo)

Sementara, Pendiri Sanggar Budaya Karya Bakti Cimanggu Sudirjo memberikan di Kecamatan Cimanggu terdapat 254 grup kesenian. Antara lain Seni Wacan, Sholawatan, Janen, Embek, Sintren, Karawitan Sunda, Jaipong, & Wayang Golek.

“Buat kesenian Wayang Golek & Tari Jaipong, awalnya kita mendapat warisan dari pemerintah kecamatan dalam 1962 & diresmikan dalam 1967. Sebab kami di Cimanggu berdialek tata cara Sunda, jadi kita fotokopi dari wilayah Jabar,” kentara Sudirjo.

Baca juga:  Fix!!! Ngesti Nugraha-Nur Arifah Diusung 8 Parpol di Pibup Semarang

Beliau menyampaikan, semenjak terjadi pandemi dalam Maret 2019, tidak terdapat pementasan kesenian. Sebagai akibatnya, dirasa relatif memberatkan bagi para pelaku kesenian.

“Terimakasih kepada Pak Sidi yang telah mengadakan aktivitas pentas kali ini sebab baru pertama semenjak pandemi,” ungkapnya.

Narasumber lain dalam obrolan, Dosen Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Jendral Sudirman Ahmad Sabiq, pula menjelaskan budaya tradisional mulai mengalami kepunahan sebab duduk perkara regenerasi. Selain itu, duduk perkara apresiasi warga yang turun terhadap kesenian tradisional itu.

“Sang karenanya, memang perlu terdapat taktik supaya regenerasi terus dapat berjalan. Budaya itu wajib dikenalkan semenjak dini di sekolah-sekolah. Perlu terdapat pula sekolah khusus kesenian yang dapat dijangkau warga,” ujar Ahmad.

Selanjutnya, kata beliau, perlu terdapat upaya menghasilkan kesenian relevan terhadap perkembangan zaman. “Pula, perlu adanya kerja sama antar stakeholder, baik pemerintah, pengusaha, juga warga,” katanya. (Adv/anf/udi)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya