spot_img
30.7 C
Semarang
Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Dulu Karyawan, Kini Punya 185 Cabang Waralaba

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Jika Anda sering melihat tempat potong rambut bernama “Raja Cukur” di pinggir-pinggir jalan, siapa sangka pemiliknya adalah mantan karyawan bank bagian marketing.

Dialah Hadi Wibowo, warga Sampangan kota Semarang. Dengan modal tekad dan usaha yang tekun, kini Hadi memiliki 185 cabang barbershop Raja Cukur.  Usahanya cepat tersebar setelah dikembangkan dengan sistem franchise atau waralaba. Berdiri 11 tahun lalu di Papandayan Semarang, kini sudah menyebar di seluruh nusantara. Brand Raja Cukur benar-benar marajai pasar potong rambut khusus laki-laki tersebut.

“Alhamdulilah sekarang sudah menyebar di kota-kota besar di Indonesia, kalau ditotal sudah ada 185 cabang,”kata Hadi, saat podcast dengan JatengPosTV, tanggal 27 Juli 2022 lalu.

Tetapi sebelum berkembang seperti sekarang, menurutnya, memulai usaha cukur tersebut tidaklah mudah. Berkali-kali sempat mau menyerah menutup usahnya. Karena hampir setahun, usahnya sepi. Tiap hari rata-rata hanya dua tiga orang yang mampir outletnya untuk memotong rambut.

“Saya sempat putus asa. Tapi saya terus bertahan sambil mencari ide-ide apa supaya orang mau mampir outletnya,”tambahnya.

Salah satu kendala yang dihadapi kala itu adalah orang masih familier dengan tukang cukur Madura yang lebih dulu dikenal. Selain dianggap lebih pengalaman, biayanya murah. Sementara, Raja Cukur dikonsep potong rambut yang lebih modern. Tempat minimalis, bersih, ber-AC, ada TV, pakai kursi modern, dengan barbermen (tukang potong) anak muda. Sehingga orang malah takut masuk barbershop tersebut biaya potongnya mahal.

Baca juga:  STIE Semarang Wisuda 431 Mahasiswa, Lulusan Sarjana Jangan Lupakan ‘DUIT’

“Dari situ, akhirnya saya putuskan setiap outlet harus pasang harga, supaya orang tahu bahwa Raja Cukur tidaklah mahal karena hanya Rp 20 ribu, meskipun tempatnya dingin dan nyaman,”imbuhnya.

Selain papan tarif, Hadi juga mencoba menggaet pelanggan anak kecil dengan memasang mobil-mobilan. Sehingga anak-anak yang biasanya takut dipotong malah menjadi senang karena dipotong sambip naik mobil-mobilan. Selain itu, dia juga terus mengikuti tren rambut laki-laki ala Barat, khususnya untuk anak muda.

VIDEO LENGKAP NYA : Dulu Karyawan, Kini Punya 185 Cabang Waralaba !!

Dari situlah, akhirnya makin banyak orang yang datang cukur rambut kepadanya. Dari semula dua-tiga orang sehari, menjadi lima puluh orang lebih sehari. Lama-lama makin banyak orang yang minta dibukakan usaha seperti dirinya.

“Setelah saya buat syarat-syaratnya, akhirnya pada tahun kedua saya putuskan untuk difranchise dan semakin banyak mitra sampai sekarang. Dari orang-orang yang puas saat cukur, lalu mereviewe di google, akhirnya makin banyak orang menghubungi minta dibuatkan franchisenya.”

Untuk biaya waralaba/frenchise, Hadi membuat beberapa paket harga. Ada yang paket murah Rp 17 juta, hingga paket termahal Rp 250 juta. Untuk yang paket murah, investor dapat brand Raja Cukur, alat cukur lengkap, satu kursi, dan pelelatihan selama dua minggu, plus konsultasi. Untuk yang paket mahal, investor tinggal duduk manis. Semua peralatan, fasilitas, dan tempat disiapkan oleh manajemen Raja Cukur.

Baca juga:  Nasdem Peduli Pantura Tanam Bibit Mangrove

Supaya sukses, Hadi berpesan pemilihan lokasi sangat menentukan. Lebih baik mahal sedikit kontraknya tetapi rame. Sebagai contoh mitranya di Bali, Malang, dan Jakarta. Dari semula satu outlet sekarang sudah berkembang menjadi tiga hingga 9 outlet per orang. Dari total 185 cabang tersebut, Hadi sendiri baru punya 9 cabang. Semuanya di Semaramg, karena kota-kota lain diserahkan kepada siapa saja yang mau franchise buka usaha cukur.

Yang lebih istimewa, Hadi sengaja mencari anak-anak Yatim/Piyatu untuk diajari menjadi tukang cukur atau barbermen. Yang sudah canggih dipakai sendiri maupun disalurkan ke orang-orang yang membuka cabang.

Dari kepedulianya itu, kini banyak pihak memberinya penghargaan. Khususnya asosiasi waralaba, pihak pemerintan, dan lainya.

Hadi yakin, usaha potong rambut akan terus berkembang seiring bertambahnya manusia. Selagi masih ada laki-laki, akan terus ada konsumen potong rambut.

“Itulah menariknya barbershop, potong rambut khusus laki, karena selalu akan ada orang minta cukur selagi masih ada laki-laki,”imbuhnya.

Dia optimis, untuk satu outlet jika sudah dikenal per bulan bisa dapat Rp 5-10 jutaan. Dipotong gaji karyawan, operasional, sisanya masih lumayan. Untuk barbermen, dia sarankan per outlet satu orang saja cukup. Kecuali ramai bisa ditambah. (jan)

spot_img

TERKINI