Dari Sopir Angkot, Kini Punya 250 Bus

Wawancara Kisah Sukses Bos PO.Haryanto Kudus

JATENGPOS.CO.ID,  Bulan Agustus 2022, Bejan Syahidan dari Jateng Pos melakukan wawancara dengan Bos PO Bus Haryanto di Kudus.  Berikut petikan wawancara kisah perjuangan Pak Haji Haryanto sebelum sukses seperti sekarang.

Pada HUT RI Agustus  2022, Bus PO.Haryanto menyantuni anak yatim hingga Rp 1 milliar, gimana ceritanya ini pak?

Terimakasih mas. Assalamualaikum wr.wb.

Jadi begini, kalau untuk anak yatim memang sudah terprogram. Yang mana setiap tahun kita kumpulkan. Karena setiap tahun saya memang kepingin ketemu dengan anak yatim.  Bisa berkumpul bersama-sama. Nah selama dua tahun kemarin kan pandemi, jadi kemarin berkumpul di sini semua. Dan Alhamdulillah,   kita ini bukan tiap tahun aja.  Tapi tiap bulan ada yang datang untuk mengambil jatah yatim. Ada perwakilan yatim piatu dan ada yang diantarkan. Jadi memang sudah ada jatah anak yatim tiap bulan di sini untuk diambil. Kemarin, ketika santunan itu berbarengan dengan kemerdekaan. Kita arahkan mereka supaya mereka cinta kepada merah putih. Makanya itu kemarin momen yang pas sekali bisa menyantuni mereka, mereka dikenalkan Indonesia. Bahwa indonesia itu merdeka. Bukan hanya merdeka saja, ini karena perjuangan kakek-kakekmu yang dulu berjuang dengan tumpah darah untuk merebut kemerdekaan Indonesia.

Alhamdulillah kemarin anak yatim yang hadir hampir sekitar delapan ribu. Jadi kemarin yang hadir itu hanya separo, yang separo perwakilan, karena ndak memadai tempatnya.  Alhamdulillah kemarin saya bisa menyantuni mereka dan saya cinta anak yatim. Untuk santunan per anak Rp 100.000,-  jadi kemarin saya siapkan dana satu milyar. Ada sanck, ada makan semua kurang lebih kita siapkan satu miliar untuk mereka.


Saya sangat bahagia sekali karena saya bisa berdampingan dengan anak-anak yatim. Karena apa, anak-anak yatim ini adalah putra putri dari Kanjeng Nabi. Dan jangan sampai anak yatim ini disakiti, di dholomi dan di bohongi. Sehingga pesan saya kepada ibu-ibu kemarin sekalian saya arahkan kelola anak yatim dengan baik, yang sabar. Karena ibu-ibu ini jika mengelola anak yatim dengan baik, dengan sabar yakin surga jaminannya.

Berarti selama ini mereka sudah terbina, sudah di santuni PO Haryanto?

Iya itu sejak saya punya usaha. Saya punya usaha angkot pun sudah mulai.

Berapa total anak yatim yang di santuni sampai dengan sekarang?

Jadi kemarin yang diambil itu 7.600 anak. Kalau setiap bulan saya kurang tahun. Karena di sini kan ada sendiri yang khusus untuk mengelola anak yatim. Saya hanya memberikan dananya kepada pengurus-pengurusnya untuk membina dan menyantuni anak yatim setiap bulannya. Saya arahkan supaya anak yatim ini rajin sholat, berbakti kepada orang tua, karena apa, ini kesempatan yang pas untuk saya berbicara langsung dengan anak-anak. Dan Masya Allah begitu gembira anak yatim kemarin memegang bendera merah putih.  Mereka sangat bangga sekali, dia mendoakan para leluhur kita yang pergi untuk selamanya menghadap Allah. Beliau adalah benar-benar pahlawan (Pak Sudirman, Pak Karno,  Wali-wali Allah) banyak lah. Kita doakan mereka yang berjuang untuk Indonesia ini. Itu tidak boleh kita lupakan. Sejarah kita kenang selamanya.

“Cintai anak yatim, jangan dibodohi, jangan didholimi,”

 

Kenapa PO Haryanto yang merupakan perusahaan bisnis, sampai harus mengelola anak yatim?

Itu untuk keseimbangan Mas. Jadi kita itu tidak hanya mencari usaha saja. Kita tidak hanya memburu dunia. Karena apa, dunia kita cari tetapi untuk akhirat. Kalau nanti tidak ada yang mengurus anak yatim, siapa lagi. Kan jarang ada orang kaya yang peduli anak yatim. Banyak orang kaya, tetapi belum kebuka hatinya. Kita mengetuk hatinya orang mampu, ayo bersama-sama bahwa harta yang kita miliki itu bukan milik kita saja. 2.5% atau lebih bukan hak kita. Hak nya anak yatim, kaum dhuafa, fakir miskin. Dan saya bukan hanya untuk anak yatim saja, saya adakan juga bedah rumah. Kemarin saya menyerahkan rumah yang untuk hafal Qur’an. Saya bangunkan masjid Insya Allah yang ke tujuh.

Itu tanpa saya meminta bantuan siapa saja. Itu karena saya cinta agama Islam, harus bangga harus bersyukur. Karena apa, Islam itu disini ada Allah. Mesti kaya.

Itu membangun masjid dan bedah rumah di daerah mana?

Yang sudah ditempati itu di Tulungagung, itu yang pegang juga santri saya penghafal Qur’an. Di daerah Solo insya Allah juga sedang menghafal Qur’an.  Kemudian di Kudus ada empat.

Berarti Pak Haji Haryanto  punya pesantren?

Tidak, saya tidak punya santri/pesantren, kita hanya menguri-uri orang yang hafal Quran. Jadis etiap masjid yang kita bangun itu saya serahkan pada yang hafal Qur’an. Kita bilang kita ini punya anak angkat. Anak angkat kita ini hafal Qur’an. Jaid kita mengelola  santri-santri,  dan saya juga di Batang ada madrasah ambruk tidak dibangun.  Saya bangun dan sudah jadi. Sekarang santri ikut disana untuk bersua agama di sana.

 

“Saya bangga jadi orang Islam, karena punya Alloh,”

 

Jadi itulah yang membuat PO Haryanto  berkembang pesat ya Pak Haji?

Itu karena apa yang kita miliki itu bukan punya kita. Semuanya titipan Allah. Kalau titipan ini kan harus kita jalankan yang baik. Mudah-mudahan teman-teman kita mau peduli. Bukan hanya saya saja tetapi juga teman-teman, ayo bareng-bareng di jalan Allah.

Sampai hari ini PO Haryanto sudah mempunyai berapa armada?

Insya allah 250 Bus ke seluruh penjuru tanah air. Ada Madura, Malang, Solo, Wonogiri, Kudus. (Jawa tengah-jawa timur dan sekitarnya).

Yang kami dengar PO Haryanto juga mewajibkan kru Busnya untuk sholat setiap dengan azan?

Jadi begini mas, saya sarankan untuk sopir saya, semua untuk sholat. Biar saya besok di akhirat tidak dituntut sama Allah. Karena jadi pemimpin itu berat. Jadi peminpin itu harus benar-benar jeli. Kalau kita salah-salah besok kita dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Jadi sopir saya perintahkan untuk sholat dan memberikan kesempatan mereka sholat. Seperti sholat dhuhur sama ashar, diwaktu kendaraan di jalan itu bisa di jamak takhir. Kita niatkan sholat dhuhur dengan ashar.  Jadi nanti pas di rumah makan pas ashar harus sholat. Digandeng. Itu yang selalu tak bilangkan sama sopir-sopir saya. Kamu itu mushafir, jangan sampai sholat di tinggal.

Baca juga:  Dagangan UMKM Solo Diborong Komunitas Binaan Airlangga
Awalnya dulu bapak profesinya apa kemudian sampai punya perusahaan sebesar ini?

Jadi saya dahulu dilahirkan dari keluarga tidak mampu. Kadang-kadang sehari bisa makan, sehari ndak. Makan saya juga dulu tidak nasi, tetapi nasi jagung sama sambal. Kadang-kadang ikannya garam diuleg pake parut kelapa. Ini saya merasakan. Kami bersembilan bersaudara. Saya adalah anak yang ke enam laki-laki yang dua. Dulu bapak buruh, ibu buruh. Tentunya kita kan melihat nasib orang jaman dulu kan, mengendong dunak kalau ke pasar kadang-kadang itu menjual  kelapa, daun pisang hanya ditukar dengan nasi jagung. Kemudian pulang direbus, dimasak. Kalau pagi nasi itu dibagi-bagi mau ke sekolah. Tetapi kita selalu bersyukur, tidak boleh mengeluh, memang sudah takdirnya demikian. Tetapi kan Allah tidak akan merubah nasib seseorang, bila seseorang tidak mau merubah dirinya. Di situlah kita dari kecil senang kerja. Kerja mbatil, mulai dari menggunting rokok di Noroyono Kudus, jual es keliling yang termosnya masih di tenteng, kemudian kerja serabutan apa saja.

“Kita punya kanjeng Nabi, tidak mungkin kita susah,”

Saya pernah di Semarang jadi kuli bangunan. Gaji saya hanya 400 ribu. Waktu itu minum saya hanya sumur pompa. Kemudian gelasnya topi. Di situlah saya melihat ada dua orang musyafir solat berdampingan.  Di situ mulai trenyuh hati saya.  Itu mulai hati saya deg-degan.  Jadi saya tanyakan, orang itu kok berdampingan, waktu itu saya belum paham agama mas. Saya ngajinya hanya ngaji-ngaji aja. Tapi saya belum mendalami tentang solat, tentang apa. Tapi ini saya lihat ada dua orang berdampingan sholat ternyata tak lihat sholat. Di situlah mulai terketuk hati saya. Oh sholat meminta sama Gusti Allah. Habis itu selesai dari kuli bangunan saya pulang, kemudian kerja lagi. Pokoknya buruh srabutan lah.

Dan saya pernah jadi cleaning servis hotel di Kudus. Di Djarum saya juga pernah. Pokoknya kerja apa saja dulu saya lakoni yang penting halal. Di situ saya akhirnya harus banting stir mas. Kalau saya di Kudus kayak begini terus saya ndak akan maju.  Karena orang kalau tidak punya kan jarang yang nemeni ya.di jauhi saudara, dijauhi teman-teman. Dulu saya lulus sekolah ST lulus saya di STM, STM saya gagal karena tidak ada biaya. Harusnya tiga tahun saya cuma setahun. Kemudian saya lari, lari tidak punya uang. Kemudian saya masuk ABRI. Kenapa, karena kita sudah terpojok di Kudus.  Tidak ada yang ditoleh. Saudara bapak ini kadang-kadang ada yang kaya. Mau pinjem beras untuk makan aja di tolak. Maka saya bilang alhamdulillah saya masuk ABRI. Lulus mas. Kemudian saya pendidikan empat bulan. Dari sana saya langsung ditaruh di Tangerang jauh dari orang tua. Saya hanya minta doanya Ibu. Ibu sama bapak berpesan, jangan kamu tinggalkan sholat. Pokoknya kamu dimana saja jangan kamu tinggalkan sholat, yang nrimo. Bapak saya itu orangnya sabar. Mau di hina orang, mau dimaki orang, bapak saya itu tidak pernah jawab. Bapak saya jawabnya apa, Nang..orang ga punya itu memang koyo ngono. Ora nyolong dikiro nyolong. Jadi kamu yang sabar. imItulah,  yang penting sabar. Kamu di pukul, tidak apa-apa. Dipukul kan tidak berdarah, tidak sakit. Padahal anaknya merasakan sakit. Anaknya ini nangis minta tolong. Malah dijawab abar yang nrimo. Nanti ada yang balas sendiri. Bapak saya itu orangnya halus seperti puntadewa.

Alhamdulillah saya masuk ABRI. Lulus di Jakarta, saya akhirnya ditempatkan di bagian pengemudi. Di tempat pengemudi inilah saya menggali tentang transportasi. Kalau saya mikir pangkat, paling saya mikir mentok kopral. Saya harus memilih, karena saya bukan pemimpin saya mikir mentok kopral tidak apa-apa. Kalau orang bilang kan setelah kopral jendral. Seperti unen unen, kopral rejeki jendral. Kopral tidak apa apa yang penting rejeki jendral. Di situ saya bekerja sebagai sopir mobil tempur. Pekerjaan saya mengangkut meriam. Kita harus proporsional. Karena mobil yang tak bawa ini stir kiri. Jam sekian kita bawa pasukan, harus apel, jam sekian mengambil beras, mengambil minyak, tapi semua alhamdulillah saya syukuri.

Di situ saya siang belajar, setelah belajar saya pulang dinas saya berfikir waktu yang tersisa ini saya gunakan untuk apa. Jangan sampai waktu tersisa dengan sia-sia. Setelah pulang dinas saya nyupir, nyupir angkot. Saya narik 1 hari bisa dapat tiga belas ribu. Kita kumpulkan, sepuluh ribu kita tabung. Sampai saya bisa kredit lagi 1983/1984. Saya punya uang itu kalau tidak salah Rp 750. Dan setelah menikah, saya itu mengontrak di tempat kandang ayam yang hanya pas tempat tidur. Tapi saya tidak pernah mengeluh, tempat ini hanya untuk tidur saja. Dan saya punya harta satu-satunya pertama kali saya ingat jam dinding. Waktu. Ternyata kok membawa makna waktu ini.  Hidup kita harus kita atur, waktu harus kita atur dalam hidup kita.

“Saya dulu hidup susah, makan tebu dan nasi jagung,”

 Alhamdulillah pulang dinas saya narik angkot punya angkot sampai lunas. Kemudian tahun 1986 saya niat memberangkatkan haji Ibu saya. Tak ajak haji plus ibu saya. Waktu itu Rp 13 jt. Saya kumpulin uang .saya berangkatin ibu dengan istri. Alhamdulillah pulang haji saya niat lagi, ndak ada orang dari mekah ndak pingin kembali. Pasti pengen kembali. Karena nikmatnya itu di sana  luar biasa. Subhanallah, di hati di badan itu terasa adem. Kemudian saya berangkatkan sopir angkot saya. Giliran.Setelah saya berangkatkan mereka itu kok saya semakin berkembang. Saya alhamdulillah bisa beli tanah di Tangerang.  Dulu masih harga sekitar Rp 65 ada yang Rp 200 per meter. Saya di sana alhamdulillah ada kurang lebih 4000 kurang lah. Sekarang sudah Rp 15jt per meter. Tanah saya itu garasi di Tangerang.  sampingnya apartemen dan mall Alam Sutera. Jadi istimewa mas di sana. Alhamdulillah Saya terkenang. Saya tidak boleh melihat orang susah. Karena apa, betapa penderitaan saya jaman dahulu saya tidak bisa makan. Belum tentu orang bisa kuat seperti nsaya. Belum tentu kuat di uji sama Allah. Saya dulu sampai hampir makan bonggol pisang, karena tidak ada nasi. Kerjaan saya kalau siang itu mengambil tebu, makan tebu. Jadi perut kita itu isinya bukan nasi, tapi tebu. Jadi perut itu isinya air. Tetapi kita senang mas. Kita hidup harus berbakti pada ke dua orang tua, kita harus taqwa kepada Allah.

Baca juga:  Kejar Target Vaksinasi, DPD Partai Nasdem Sukoharjo Dukung Seribu Dosis Vaksin

Memang tidak ada orang yang sukses karena tidak taqwa, karena tidak iman kepada Allah. Tidak ada orang yang usahanya maju tanpa sholat. Kanjeng Nabi itu menyuruh jangan tinggalkan sholat kok.  Lha di situlah saya menggali sholat yang baik, belajar. Dan saya pun tidak boleh melihat orang susah. Dan kalau ada orang susah, harus kita dekatin, supaya dia jangan susah. Mungkin penderitaan mereka, hampir sama dengan penderitaan saya dulu.  Jadi saya, masya Allah banyak yg ketemu dengan saya, saya bisa bergabung dengan mereka, bisa tukar pengalaman. Cobalah bayangkan, saya dulu seperti ini, siapa yang akan merangkul dia kalau tidak kita-kita orang.

Tidak semua orang dikasih petunjuk sama Allah. Kita itu jadi manusia yang bersyukur, harus bersyukur. Dijadikan orang Islam. Ini istimwea lho. Kita punya wudhu. Masyaallah. Kita punya Rosulullah, kita cukup mengikuti Kanjeng nabi, pasti surga, ndak usah aneh-aneh. Tidak usah neko-neko, lirik sana lirik sini. Orang kan begini kadang maaf ya, di kasih kaya, di kasih pangkat yang tinggi, dia lupa bahwa semua akan kita tinggalkan. Tidak ada yang di bawa. Setelah kita masuk dalam tanah yang sempit 2×1 meter. Masih ditutup papan, ditutup tanah di injak-injak, siapa yang bisa menolong. Di situ kita harus membayangkan. Kita harus ingat kematian. Dan kematian ini seperti apa yang kita lakukan tiap hari. Kalau orang senang bershodaqoh, meninggalnya habis shodaqoh. Kalau orang senag sholat, meninggalnya habis sholat. Orang yang senang maksiat, meninggalnya habis maksiat. Kematian ini seperti apa yang kita lakukan sehari-hari. Makanya kita harus lakukan yang terbaik. manusia membenci kita tidak apa-apa. Yang penting satu, Allah tidak membenci kita. Niat kita kan yang tahu Gusti Allah.

Pak Haji Haryanto tidak kepingin jadi pejabat?

Saya sampai sekarang kan ndak pengen jadi bupati, ndak pengen jadi gubernur, DPR, saya ndak pengen jadi apa-apa. Pengen saya, saya sudah di suruh habib Ja’far ya,  kemarin ketemu terakhir, beliau memerintahkan saya untuk menjadi pengusaha saja. Jadi pengusaha ini saya tak membantu untuk perjuangan agama, membangun pondok, membantu orang yang hafal quran. Dari pada saya jadi pejabat malah tidak enak, saya itu tidak tegaan ya orangnya. yang datang orang cantik-cantik malah repot  kacau saya. Hanya bercanda mas.

Berarti dulu masih aktif sudah usaha ngangkot ya Pak Haji?

Saya angkot tahun 2000. Saya pensiun dini dari TNI. Waktu itu saya lihat gelagat kurang bagus, transportasi ini sudah diserang oleh ojek. Grab.Motor di jual murah untuk gojek Kita sempat jualin angkot. Alhamdulilah saya jual –jaul angkot saya buat ngutang bis dapat 5. Tahun 2002 menginjak ke Bus gagal. 2003-2004 kita alih lagi ke Bus. Untuk yang eksekutif Kudus jakarta. Di situ mulai bangkit. Saya juga heran bis jelek-jelek kok banyak yang naik. Bus penuh terus. Di situ mulai berkembang, saya yakin ini kalau bukan campur tangan Allah ndak akan bisa. Karena apa , kalau saya lihat tidak masuk akal. Di situ saya mulai yakin Allah Hadir, Allah hadir dalam mencampuri usaha kita. Yakin. Di situ saya mulai berkembang, saya mulai bersedekah, saya santuni anak yatim, dan ternyata uangnya ndak kurang-kurang dan bertambah terus.

“Waktu jadi TNI, saya sambil nyopir angkot,”

 Saya pernah tahun 2007 pernah hancur. Waktu BBM naik kita pernah jatuh hancur. Nyungsep. Itu saya tidak punya apa-apa. Tanah saya hanya di Tangerang saja. Tapi saya yakin dengan Allah. Itu nasib kita seperti telur di atas tanduk. Kalau hari itu tidak tertolong, kita akan habis semuanya selesai tamat. Tapi kalau tertolong, berarti kita akan selamat. Itu ada di dalam Al qur-an. Barang siapa orang yang tawakal kepadaku, sesulit apapun aku urusannya, ini janji Allah. Sholat saya tidak pernah meninggalkan, sholat malem tdk pernah ditinggalkan, sholat dhuha tak wajibkan, sedekah juga tak wajibkan. Berbakti kepada orang tua kita wajibkan, sungkem kepada ibu, pangestu, selalu untuk kita. Terus kita berbuat baik kepada siapa saja. Kita hidup menunduk seperti padi ya. Bahwa kita hidup ini tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Alhamdulillah tahun 2010 lunas Bank saya. Waktu itu hutang saya hampir Rp 27 miliar. Tidak sedikit itu. Masya Allah. Tahun 2007 itu. Kemudian tahun 2010 lunas. Dengan ridho Allah, dengan doa orang tua Alhamdulillah.

Baca juga:  Resmi Gabung Komisi V DPR RI, Haryanto Siap Maksimalkan Infrastruktur untuk Pati dan Sekitarnya
Infonya Pak Haji suka ke makam-makam?

Saya rajin ke makam-makam wali. Saya berdoa ada habib Husein Al Idrus, pokoknya saya keliling ke wali-wali. Saya senang berjalan-jalan, berkelana. Tidur saya sering di kuburan. Saya selalu memohon kepada Allah. Dan Alhamdulillah saya selalu diberi petunjuk untuk sabar, sholawat, akhirnya Alhamdulillah semua teratasi. Mulai itu saya berkembang, Alhamdulillah saya tetap berjalan bahkan untuk beribadah kepada Allah, membangun sarana masjid untuk pondok tetap kita jalankan, mengurus anak yatim, kaum dhuafa tetap kita salurkan.

Berbicara Bus Haryanto, orang ingat peristiwa 212, satu-satu Bus yang bereni memberangkatkan jamaah adalah Bus Haryanto? 

Jadi begini, waktu itu kita berdoa dengan teman-teman untuk mendoakan keselamatan bangsa dan negara kan tidak salah. Jadi tidak ada unsur politik, tidak ada unsur apa-apa. Karena kita bertemu dengan saudara kita sesama muslim. Kita berdoa memohon pertolongan, membawa selamat, membawa barokah, dan waktu itu acaranya di sana hanya berdoa. Tidak ada demo-demonya. Jadi itulah bahwa Islam itu indah. Bahwa Islam itu damai. Ngajari kebaikan. Tidak ada Islam mengajari kejelekan. Karena kita ikut Kanjeng Nabi kok. Kanjeng Nabi mau di bunuh aja pasrah kok. Iya kan. Kanjeng nabi pernah waktu itu kecapek an istirahat di bawah pohon kurma. Kanjeng nabi sudah di tempeli pedang sama suku Quraisy waktu itu. “Ayo Muhammad, kalau sudah begini, siapa yang akan kau mintai pertolongan”Kanjeng Nabi hanya menjawab Allah. Itu pun pedang nya jatuh Kanjeng Nabi tidak membalas. Itulah, karena kita mengikuti kanjeng nabi, kita damai,kanjeng nabi itu selalu mengajari kita kedamaian. Nabi di lempar kotoran unta, diludahin,  begitu yang meludahi ndak kelihatan di tanyakan ternyata sakit, di besuk. Seperti itu. Kita ikutilah. Kita di sini berkumpul bersama, makan bareng, damai, tidak ada hina menghina. Sesuai apa yang kamu anut itu yang kamu percayai. Tidak boleh kita mengejek dan menghina agama orang lain. Kita harus rukun, damai, biar negeri ini selamat, aman.

Supaya kita bisa sukses, harus bagaimana pak Haji!

Berkaitan dengan usaha, kita harus bisa mengatur diri kita. Kita harus paham tentang apa yang kita kerjakan. Tapi yang pertama ya itu. Kita landasi dengan Iman kepada Allah. Sholat yang baik, berbakti kepada orang tua, Tidak ada orang usaha maju yang meninggalkan sholat, orang yang maji itu bisa di lihat di sehari-harinya. Sehari-harinya sholat berjamaah, Kita harus berjuang, Haryanto dulu perjuangannya juga berpuluh-puluh tahun. Jungkir balik, kita ngarit di sawah, kita juga perjuangan. Perjuangan harus perlu pengorbanan. Yang tulus, yang iklas, selalu memohon pertolongan Allah. Nanti ada jalan kok. Yakin. Tidak ada orang yang berjuang tidak ada jalan. Pasti ada jalan. Orang puasa itu ada buka nya. Alhamdulillah saya juga seneng Puasa. Setahun saya hanya 5X makan. Idul fitri 1 hari, idul adha 4 hari.

Bisnis harus sesuai kemampuan kita. Kalau kita bisanya ternak lele, ya kita ternak lele. Kalau kita bisanya melayani tukang sayur ya kita layani. Pokoknya sesuai ahlinya. Nanti baru kita berfikir ke depan. Tidak usah kita ragu, tidak usah kita takut. Kita belum berlayar sudah takut ombak. Kita harus yakin, apa yang kita kerjakan itu harus kita yakini. Tapi kita juga harus paham apa yang kita kerjakan itu harus sesuai dengan bidang kita.Jangan kita tidak membidangi, hancur kita. Dan saya kalau kemana-mana, saya selalu membawa jamaah.

“Saya suka puasa, karena puasa menyelamatkan kita,”

 Saya tidak bisa sholat sendirian. Sholat 5 waktu saya selalu berjamaah. Bukan saya Riya, alhamdulillah saya di beri kemudahan itu oleh Allah, bukannya saya riya. Dan yang tahu hati saya hanyalah Allah. Puasa itu indah Lho mas. Kenapa, ketika kita di jalan ada yang menggoda. Kebanyakan orang yang punya banyak uang kan banyak godaannya mas. Tapi kalau kita puasa ada yang  mau marah, oh saya lagi puasa. Enaknya puasa begini mas. Janjinya Allah. Wong sing poso iku sehat jaminane. Terus dikasih dua kenikmatan. Satu saat berbuka, dua saat besok kita berjumpa dengan Allah. Nikmat, nikmat sekali. Waktu saat berbuka, makan nasi dengan tempe itu nikmat, nikmat seperti makan nasi dengan empal. Itu nikmatnya orang berpuasa. Tidak main-main.

Alhamdulillah begini-begini saya ya tidak berani meninggalkan sholat malam. Sholat malam saya wajibkan untuk diri saya. Karena apa, saya sangat bersyukur jadi orang Islam. Kenapa, Islam ini indah. Kita punya Allah, kita punya Rosulullah, punya sholawat, pokoknya enak lah. Tinggal mengamalkannya. Kalau kita cinta, kita kejar akherat, dunia ini kebawa mas. Kalau kita mengejar dunia, kita malah lupa. Harta yang banyak buat apa, pangkat yang tinggi buat apa, nanti dia dibikin bingung mengaturnya. Dia disibukkan dengan dunia. Semua pasrahkan sama Allah. (*/indah nurhayati)