Dunia anak adalah dunia bermain. Sepanjang hari, hidup anak dipenuhi dengan keceriaan melalui bermain. Anak bisa bermain dengan diri sendiri maupun dengan teman, menggunakan media maupun tidak menggunakan media. Dengan bermain anak bisa mengeluarkan semua ide, imajinasi dan kreativitasnya. Saat ini media bermain yang tersedia banyak ragamnya, mulai dari yang tradisional sampai yang modern. Dari yang berbahan alam, plastik, kain maupun kertas. Diantara media-media tersebut saat ini dikenal istilah loose part.
Setelah pandemi Covid-19 Kemendikbudristek meluncurkan kurikulum merdeka untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran. Kurikulum ini dibuat dengan tujuan agar pendidikan di Indonesia bisa seperti di negara maju, dimana siswa diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diminati dalam pembelajaran. Untuk pembelajaran di PAUD, dalam kurikulum merdeka ini dianjurkan untuk menggunakan media loose part.
Menurut Sally Haughey, Pendiri Fairy Dust Teaching, Loose Part diartikan sebagai bahan-bahan yang terbuka, dapat terpisah, dapat dijadikan satu kembali, dibawa, digabungkan, dijajar, dipindahkan dan digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan bahan-bahan lain. Haughey (2017) menyebutkan ada 7 tipe loose part yaitu (1) bahan alam, (2) plastik, (3) logam, (4) kayu dan bambu, (5) benang dan kain, (6) kaca dan keramik, (7) bekas kemasan.
Karena sifatnya yang terbuka Loose part sangat lentur, mudah diubah, ditambahkan dan dimodifikasi. Dalam memainkannya, anak tidak perlu menggunakan perekat yang menyebabkan benda-benda terikat secara permanen.
Loose Parts tidak digunakan begitu saja. Diperlukan adanya pendampingan dari guru dengan strategi tertentu agar Loose Parts bisa digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak usia dini. Aspek perkembangan anak tersebut diantaranya : kognitif, bahasa dan motorik halus.
Penggunaan media Loose Parts perlu didukung dengan manajemen kelas yang baik. Mulai dari penataan alat main hingga pengelolaan pengajaran. Strategi serta pengelolaan manajemen kelas yang baik mulai dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti hingga kegiatan penutup. Pendidik perlu melakukan pengarahan yang mendukung anak usia dini untuk dapat membuat imajinasi anak menjadi sebuah karya, sehingga proses pembelajaran memberikan banyak pengalaman bermain yang bermakna pada anak dan anak dapat memaknai dunia di sekelilingnya melalui kegiatan bermain.
Loose part merupakan media bahan ajar yang kegunaannya dalam pembelajaran peserta didik tidak ada habisnya. Loose part digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi berbagai aspek yaitu : pemecahan masalah, kreativitas, konsentrasi, motorik halus, motorik kasar, sains dan pengembangan bahasa.
Di TK Siwi Utomo Maron yang semula masih sering menggunakan lembar kerja, kegiatan yang dilaksanakan adalah menggambar dan mewarnai. Penggunaan media loose part masih jarang. Namun dengan adanya kurikulum merdeka ini kegiatan belajar di TK Siwi Utomo Maron mulai menggunakan media loose part meskipun masih seadanya dan media yang mudah ditemukan di sekitar lembaga.
Setelah kegiatan pembelajaran menggunakan media Loose part, terbukti anak-anak TK Siwi Utomo Maron semakin menunjukkan kreativitasnya dalam menggunakan media Loose part. Anak-anak aktif berkreasi sesuai imajinasi mereka masing-masing.
Selain kreativitas, saat bermain dengan media Loose part rasa ingin tahu anak pun semakin tersalurkan. Mereka bisa mengembangkan kemampuan berfikir, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan berimajinasi.
Meskipun banyak kelebihan yang diperoleh dari penggunaan media Loose part, ternyata Loose part juga mempunyai kekurangan yaitu, media ini memerlukan perhatian khusus guru. Guru harus lebih memperhatikan sikap anak ketika menghadapi benda-benda ini dengan jeli.
Nanik Marniyati, S.Pd.AUD
TK Siwi Utomo Maron Purworejo