JATENGPOS.CO.ID, LONDON – Antonio Conte berterima kasih kepada para penggemar Tottenham Hotspur setelah meninggalkan klub pekan ini.
Conte berpisah Tottenham Hotspur saat tim berada di posisi keempat klasemen sementara. Bersama Conte musim ini, Spurs meraih 15 kemenangan dalam 28 laga di Liga Inggris.
Pria Italia berusia 53 tahun itu pergi dengan persetujuan bersama setelah 16 bulan bertugas, kepergiannya terjadi setelah wawancara pasca-pertandingan yang sengit pada 19 Maret. “Perjalanan kita bersama telah berakhir, saya berharap yang terbaik untukmu,” tulis Antonio Conte Instagram.
Antonio Conte menyebut para pemain Spurs egois dan mengecam budaya klub setelah timnya menyia-nyiakan keunggulan dua gol saat mereka imbang 3-3 melawan Southampton sebelum jeda internasional.
Mantan asistennya, Cristian Stellini akan menjadi pelatih kepala untuk sisa musim ini dan Ryan Mason sebagai wakilnya.
“Sepak bola adalah hasrat. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua orang di Spurs yang menghargai saya dan cara saya menjalani sepakbola yang intens sebagai pelatih,” tandas Conte.
“Sebuah pemikiran khusus untuk para penggemar yang selalu menunjukkan dukungan dan penghargaan kepada saya, sungguh tak terlupakan mendengar mereka menyanyikan nama saya,” sambungnya.
Conte dan Spurs memang sudah tidak bisa bersatu lagi. Masa depan Conte telah menjadi berita utama sejak Lilywhites bermain imbang 3-3 dengan Southampton.
Dalam konferensi pers pascapertandingan, Conte meluncurkan serangan yang mencengangkan pada skuad Tottenham. Ia menyebut pemainnya tak punya niat dan egois. Tak hanya pemain, dia juga menyindir pemilik klub.
“Kami bukan tim,” ucap Conte. “Saya melihat pemain yang egois, pemain yang tidak ingin saling membantu dan tidak bermain sepenuh hati. Dibandingkan musim lalu, sekarang kami lebih buruk dalam aspek ini. Ketika Anda bukan tim, Anda tidak bisa berkembang,” sambungnya.
Sejak melatih Spurs dari 2021, catatan terbaik Conte adalah membawa klub lolos kualifikasi Liga Champions. Tugasnya kini diambilalih Stellini dan akan menarik melihat siapa pelatih kepala yang berpotensi ditunjuk Tottenham.
Nama ini bisa jadi langsung berada di daftar teratas pengganti Conte adalah Julian Nagelsmann. Karena Nagelsmann juga baru kehilangan pekerjaannya setelah dipecat Bayern Munchen. Pemecatan itu tak menutup fakta bahwa Nagelsmann salah satu pelatih berprospek masa depan cerah di Eropa, apalagi usianya baru berumur 35 tahun.
Nagelsmann sudah punya pengalaman juara Bundesliga dengan Bayern dan dua kali Piala Super DFL. Tidak hanya itu, Nagelsmann juga bisa mengikuti jejak Jurgen Klopp, Thomas Tuchel, Ralf Rangnick melatih di Inggris. Kans melatih klub Premier League akan jadi godaan yang sulit ditolak Nagelsmann.
Sudah setahun sebagai pelatih pasca membesut Paris Saint-Germain (PSG). Kembalinya Mauricio Pochettino bak istilah cinta lama bersemi kembali, sebab pelatih asal Argentina berusia 51 tahun sudah sangat mengenal Tottenham.
Ia pernah melatih Tottenham selama lima tahun (2014-2019) dan membawa klub ke final Liga Champions. Meski belum memenangi trofi, Tottenham dibawa Pochettino sebagai salah satu tim yang dikenal di Eropa dengan permainan enerjik dan berisikan pemain-pemain muda berbakat.
Kembalinya Pochettino ke London Utara akan selalu disambut terbuka oleh fans dan klub. Ia jadi opsi utama pengganti Conte jika Tottenham tak mau ambil pusing memilih pelatih lain.
Opsi lain pengganti Conte datang dari Spanyol yakni Luis Enrique. Pelatih berusia 52 tahun sarat pengalaman melatih klub dan timnas, dari AS Roma, Celta Vigo, Barcelona, hingga timnas Spanyol. Ia mundur dari Spanyol setelah Piala Dunia 2022.
Enrique juga salah satu pelatih sukses di Eropa dan pernah memenangi treble winners bersama Barcelona. Menilik karakternya yang kuat dan tegas, Enrique dapat disegani di ruang ganti pemain Tottenham dan dapat jadi opsi pengganti Conte. (bol/riz)