JATENGPOS.CO.ID, JOGJAKARTA – Ada yang unik dari pesantren hafalan Quran di Sleman Jogjakarta ini. Pesantren yang bernama Darul Ashom ini khusus untuk nyantri anak-anak tunarungu alias tuli. Satu-satunya di Indonesia.
Ada 129 santri laki dan perempuan di sini. Mereka menghafal Quran 30 juz. Karena tidak bisa mendengar (tuli) dan otomatis tidak bisa bicara (bisu), mereka menghafal Quran dengan bahasa isyarat. Yakni menghafal dengan gerakan jari tangan kananya.
“Alhamdulilah meskipun tidak bisa mendengar dan bicara, karena anak tuli itu pasti bisu, anak-anak di sini kami ajari menghafal Quran dengan bahasa isyarat, alhamdulilah akhirnya bisa baca dan menghafal Quran ,” kata pengasuh pondok Darul Ashom, Ustad Abu Kafi, saat ditemui Jateng Pos di pondoknya, RT 14/RW 44 Dukuh Kayen, Condongcatur, Depok, Sleman Jogja, Senin 3 April 2023.
Menurut ustad Abu Kafi, bahasa isyarat yang dipakai adalah metode gerakan jari tangan kanan yang melambangkan huruf-huruf hijaiyah (Alif, Ba, Ta, Sya, dst). Misalnya jempol melambangkan Alif, Telunjuk melambangkan Ba, dua jari melambangkan Ta, tiga jari Sya, dan seterusnya dengan bentuk jari yang berbeda-beda.
“Setelah hafal hurif hijaiyah dengan bahasa isyarat jari, mereka baru mulai membaca, setelah bisa membaca lalu menghafalnya,”imbuhnya.
Karena tuli dan bisu, meski mereka terus menghafal Quran, tidak ada suara yang terndengar di pondok ini. Sunyi dan sepi. Yang ada hanyalah para santri yang duduk bersila di ruangan pondok dengan jari-jari mereka yang terus bergerak di depan wajahnya.
“Itulah cara menghafal Quran 129 santri di sini. Tidak ada suara, tapi kita sebagai guru memahaminya, nyimak setoran mereka, membenarkan lafadz yang salah dan seterusnya,”tambah Ustad Abu Kafi.
Dari metode itu, saat ini sudah ada santri yang hafal 15 juz. Padahal pondok ini baru berjalan 3,5 tahun. Ini membuktikan, bahwa Quran bisa dipelajari oleh orang tuli dan bisu sekalipun.
“Jadi kami ajarkan pada anak-anak bahwa belajar Quran itu mudah, agama itu mudah, jangan dibuat sulit, asal mau belajar. Bahkan untuk orang tulipun ada metodenya,”katanya.
Selain diajari menghafal, para santri tuli juga diajari artinya. Sehingga mengerti isi dan kandungan ayat Quran yang dibacanya. Dari situ, akhirnya anak-anak tuli yang biasanya tidak mengerti agama, akhirnya jadi mengerti untuk kemudia mengamalkanya.
“Kami selalu kasih motivasi, orang yang tidak bisa mendengar di dunia, asal mau bertaqwa kepada Quran, di ekharat akan bisa mendengar. Sebaliknya orang yang bisa mendengar di dunia, kalau dia tidak bertaqwa, di akherat tidak akan mampu mendengar, sehingga mereka semangat,”jelasnya.
Nah, untuk bahasa komunikasi, para santri juga diajari bahasa isyarat huruf abjad atau latin apda umumnya A B C D dst.
“Jadi, mereka punya dua bahasa isyarat. Yang hijaiyah buat membaca Quran dan mengafalnya, yang abjad buat berkomunikasi dengan guru dan temanya. Bahkan akhirnya juga diajarkan menuliskanya,”tambah ustad bersurban itu.
SATU – SATUNYA DI INDONESIA
Kahadiran pondok khusus ini seolah menjadi oase bagi orang tua yang anaknya tuli dan bisu. Banyak peminat yang pengin memondokan anaknya. Bahkan dari luar negeri juga ada.
Tetapi selama ini belum ada pondok khusus anak-anak tunarungu. Karena itu Darul Ashom adalah pondok yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Selain diajari menghafal, santri juga diajari kitab kuning, fiqih, hadist, adab, dan lainya. Anak-anak yang kelak hafal 30 juz, akan disebar ke sejumlah provinsi di Indonesia untuk mengembangkan pondok di tanah air.
“Ini kami siapkan, karena ini satu-satunya di Indonesia, sehingga di daerah sangat membutuhkan kaehadiran pondok ini,”jelas ustad Abu Kafi.
Abu Kafi menyampaikan, karna hanya bermodal bismilah, untuk tenaga pengajar saat ini menggunakan dia dan isterinya dibantu anak-anaknya.
” Istri dan anak saya juga belajar otodidak bahasa isyarat sehingga membantu mengajari santri,”jelasnya lagi.
Saat ini pondoknya belum punya bangunan sendiri. Masih menempati rumah kontrak dan pinjaman. Ada dua lokasi terpisah, satunya untuk santri putra dan satunya untuk putri.
Untuk biayanya suka rela. Syarat masuk pondok inj adalah anak usia 7-20 tahun, tunarungu saja, diantar orang tua atau walinya, dan membayar suka rela. Bagi yang berminat bisa menghubungi kontak WA : 0812 2727 7615 (Ust.Abu Kafi). (jan/has)