26.1 C
Semarang
Selasa, 8 Juli 2025

Lima Tahun Hemodialisa, Terbantu Karena Program JKN

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah, Tulus (68) warga Manyaran Kota Semarang ini telah memanfaatkan program yang telah ada. Salah satunya dengan dirinya aktif dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS), Rabu (17/5).

Melalui Prolanis ini penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang dapat dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat peserta terdaftar. Memiliki riwayat penyakit kronis tentu Tulus harus tetap mengontrol kesehatannya secara rutin.

Hanya memiliki penghasilan dari berdagang, terdaftarnya ia sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) pada Program JKN tentu sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan rutin pelayanan kesehatannya. Apalagi melalui Program Prolanis ini, konsultasi medis dan perawatan dari dokter, pemeriksaan penunjang, pelayanan obat dan pemantauan status kesehatan.

Meski Tulus telah menjalankan perawatan secara berkala, namun adakalanya kenyataan pahit menghampirinya. Tepat pada bulan Desember 2018, saat melakukan pemeriksaan darah di puskesmas pada kegiatan Prolanis dirinya terindikasi gagal ginjal kronik.

Hal ini nampak dari ditemukannya nilai ureum kreatinin dari tubuhnya sangat tinggi. Sehingga dari puskesmas langsung mengedukasi untuk segera melanjutkan pemeriksaan ke rumah sakit.

Baca juga:  33 Pelaku UMKM Kabupaten Semarang Terima Bantuan TJSL dari Bulog

“Tak lama sejak di edukasi oleh Puskesmas saya drop, sedih sekali rasanya, apalagi saat ini dirinya sedang mempersiapkan pernikahan anak saya,” ucapnya.

Mengenang hal tersebut, masih Nampak kesedihan dalam raut muka Tulus. Meski sedih, berkat dukungan anak-anaknya iapun menjalani cuci darah di Rumah Sakit Bhakti Wiratamtama. Tanpa terasa lima tahun sudah dirinya menjalani cuci darah.

Pasang surut semangat menjalani proses cuci darah telah ia jalani, dibalik perasaan tersebut Tulus masih mensyukuri banyak hal. Salah satunya dengan ia terdaftar sebagai peserta JKN. Ia sadar di balik perjuangannya untuk terus sehat pemerintah juga masih peduli dengan dirinya.

“Hemodialisa ini sudah saya jalankan hampir lima tahun ini. Andai saya tidak terdaftar sebagai peserta JKN, mungkin saya memutuskan untuk tidak berobat karena biayanya pasti besar,” tambahnya.

Bukan suatu hal yang mudah baginya dan keluarganya menjalani hal tersebut, mengingat dirinya dirinya juga harus menjadi tulang punggung mencari nafkah sementara kondisinya saat ini tidak memungkinkan untuk terlalu lelah dalam bekerja.

Seperti diketahui, Program JKN ini mempunyai manfaat secara komprehensif meliputi pelayanan yang diberikan bersifat paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif yang artinya pelayanan kesehatan akan dijamin sesuai indikasi medis serta berdasarkan prosedur yang berlaku.

Baca juga:  Pemkab Semarang Perluas Akses Pendidikan Usia Dini

Merasakan manfaat yang sangat luas, dan Tulus sebagai salah satu peserta yang merasakannya. Tak ragu dirinya ikut mengajak orang yang dia kenal untuk terdaftar sebagai peserta JKN bahkan untuk mengingatkan rutin membayarkan iurannya.

“Setiap orang yang saya temui dan belum terdaftar sebagai peserta JKN, selalu saya ingatkan untuk segera mendaftar karena kita tidak tahu sewaktu-waktu kita diberi sakit oleh Allah,” ujar Tulus.

Menurutnya, berobat dengan JKN tidak ada yang sulit maupun repot. Petugas di fasilitas pelayanan kesehatan melayani dengan ramah tanpa membeda-bedakan pasien umum maupun JKN. Seluruh pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan dokter, derta obat-obatan juga telah dijamin oleh Program JKN.

“Pesan saya untuk teman-teman yang juga menjalani cuci darah, agar tetap menjalani cuci darah secara rutin dan mendengarkan apapun itu nasehat dari dokter maupun ahli gizi. Semoga kita semua diberikan perlindungan oleh Allah Subhanahu Wa ta ‘Ala, aamiin,” tutupnya. (hm)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya