29 C
Semarang
Kamis, 16 Oktober 2025

City Menuju Treble Winners

JATENGPOS.CO.ID, ISTANBUL – Final Liga Champions 2022/2023 antara Manchester City versus Inter Milan digelar di Ataturk Olympic Stadium, Turki, Minggu (11/06/2023) dinihari pukul 02:00 WIB, disiarkan langsung SCTV dan live streaming Vidio.com. Duel ini diprediksi akan menjadi pertarungan sengit dan menghadirkan duel taktis di segala lini.

Pada final Liga Champions musim The CItizens yang berpeluang jadi treble winners. Namun, Nerazzurri yang sudah 13 tahun menunggu final UCL kembali, bakal berupaya merebut trofi Liga Champions keempat mereka sepanjang sejarah.

Sepanjang sejarah klub, Manchester City belum pernah jadi juara Liga Champions meski sudah terjun ke kompetisi tersebut mulai 1968-69. Prestasi terbaik The Citizens di UCL adalah finalis pada edisi 2020/21, ketika Manchester Biru ditumbangkan Chelsea lewat gol tunggal Kai Havertz.

Soal gelar juara kompetisi Eropa, City tidak bisa dibandingkan dengan lawan kali ini, Internazionale. The Citizens tercatat baru sekali merasakan trofi, yaitu Piala Winners 1970. Ini berbeda dengan Nerazzurri yang punya catatan mentereng: 3 gelar Liga Champions dan 3 gelar Liga Europa (dahulu Piala UEFA). Catatan lain, Inter total sudah lolos ke final UCL 6 kali termasuk tahun ini.

Sejarah cukup berpengaruh dalam laga final Liga Champions. Valencia pernah memberi kejutan dengan 2 kali lolos ke partai puncak UCL pada 2000 dan 2001, tetapi secara beruntun dikandaskan Real Madrid dan Bayern Munchen. PSG yang tidak punya pengalaman di final UCL, terhempas oleh Bayern Munchen pada 2020.

Bagi Manchester City ini adalah pertaruhan besar. Sejak dikuasai oleh Abu Dhabi United Group pada 2008, The Citizens sudah kaya gelar domestik. Termasuk tahun ini ketika mereka bisa menyabet gelar Liga Inggris untuk kelima kalinya dalam 7 tahun era Pep Guardiola. Namun, trofi Eropa yang sudah lama kosong, terutama UCL, masih menghantui kubu The Citizens.

Jika bisa juara Liga Champions tahun ini, Manchester City tidak hanya memuaskan rasa penasaran mereka akan trofi tertinggi klub Eropa. The Citizens juga akan menyamai rekor Manchester United pada 1999 ketika meraih treble winners juara EPL, UCL, dan FA Cup.

“Saya selalu bermimpi bermain di final Liga Champions dan akan menjadi suatu kehormatan untuk bermain di pertandingan ini. Tapi ada juga pekerjaan yang harus dilakukan. Kami memiliki musim yang luar biasa, tetapi kami harus menyelesaikannya dengan cara terbaik,” kata Eriing Haaland, top skor Manchester City musim ini dengan 52 gol di semua kompetisi.

Final UEFA Champions League (UCL) ini menjadi final kedua Manchester City sejak kalah dari Chelsea pada musim 2020/2021. Sementara itu bagi Inter Milan, ini menjadi final pertama mereka di Liga Champions sejak kemenangannya di tahun 2010.

Man City musim ini sudah mengalahkan Arsenal dalam perburuan gelar juara Premier League, juga menaklukkan Manchester United di final Piala FA. Jika mampu meraih gelar Liga Champions perdananya, maka impian treble pasukan Josep Guardiola akan menjadi kenyataan. Kini, mereka dihadapkan pada rintangan terakhir, yakni final melawan peraih treble 2009/2010, Inter Milan.

Baca juga:  Akhirnya Berlabuh di Barca

Sebelum ini, hanya ada satu klub Inggris yang pernah meraih treble, yakni Manchester United pada musim 1998/1999 silam. Status itu takkan lagi eksklusif andai musim ini sang rival sekota Man City bisa menyamainya.

Man City sendiri begitu perkasa dan belum terkalahkan di Liga Champions musim ini. Man City adalah tim tertajam dengan 31 gol, juga memiliki Erling Haaland sang top skor, serta Kevin De Bruyne sang top assist. Juara di grupnya, Man City kemudian mengkandaskan RB Leipzig, Bayern Munchen, dan juara bertahan Real Madrid untuk mencapai final kedua mereka di kompetisi ini.

Di atas kertas, dengan skuad yang lebih kuat, Man City bakal lebih difavoritkan. Namun, Man City tidak akan menganggap remeh lawan. Pasalnya, meski sepak terjangnya musim ini tak sehebat Man City, anak-anak asuh Simone Inzaghi tetap bisa menjadi ancaman yang berbahaya.

Di fase grup, Inter turut andil melempar Barcelona ke Liga Europa. Setelah itu, dengan Andre Onana yang tangguh di bawah mistar, Inter membuat Porto dan Benfica frustrasi di babak 16 besar dan perempat final. Memenangi derby kontra AC Milan di semifinal, Inter pun menginjakkan kaki di final.

Lautaro Martinez, Romelu Lukaku, dan eks Man City, Edin Dzeko, adalah beberapa pemain yang bisa menjadi andalan Inter di final nanti. Meski tak sebuas Haaland, mereka tetap bisa menjadi ancaman besar buat Man City.

Keberadaan Inzaghi sebagai pelatih juga pantas dijadikan pertimbangan. Pasalnya, dalam tujuh final terakhirnya, mantan arsitek Lazio itu selalu bisa mengantarkan tim-timnya jadi juara. Musim ini, meski cuma finis peringkat tiga di Serie A, dia sudah membawa Inter juara Supercoppa Italiana dan Coppa Italia.

Musim ini sendiri, Italia memiliki tiga wakil di tiga final kompetisi Eropa. Selain Inter, ada Fiorentina di UEFA Conference League, juga AS Roma di Liga Europa. Namun, dua tim itu sudah kalah di final. Inter adalah harapan tersisa Italia. Itu bisa bisa menjadi beban, atau justru malah menjadi motivasi bagi mereka.

Man City maupun Inter memiliki keunggulan masing-masing. Strategi, taktik, mental, hingga determinasi benar-benar akan berperan krusial dalam duel penentuan di Istanbul nanti.

Manchester City sebenarnya menjalani kampanye luar biasa saat tembus final UCL 2021. Ketika itu, dari babak grup hingga semifinal, The Citizens tidak terkalahkan dengan 11 menang dan 1 seri. Namun, di laga puncak, pasukan Pep Guardiola harus merasakan satu-satunya kekalahan di UCL musim tersebut, yang berimbas dengan gagalnya gelar juara digapai di depan mata.

Baca juga:  Bellingham Terancam Skorsing 12 Laga

Musim 2022/2023, kondisi City nyaris sama. Mereka tidak terkalahkan sampai semifina, dengan rincian 7 menang dan 5 seri. Kekhawatiran kisah Chelsea terulang bisa saja terjadi. Namun, saat ini, CIty punya Haaland yang mengemas 12 gol dari 10 laga di UCL. Di samping itu, pertahanan Manchester Biru yang cuma kebobolan 5 kali dari 12 laga jadi catatan tersendiri.


Di Eropa, Manchester City dan Inter punya gaya yang berbeda. Berdasarkan statistik Whoscored, City rerata punya penguasaan bola hingga 61,0 dalam setiap laga. Sebaliknya, Inter hanya rata-rata 45,3 persen. Soal jumlah tembakan, City rata-rata punya 16,2 shot, sedangkan Inter 12,8.

Uniknya, dari total 19 gol yang dibuat Inter, 17 di antaranya dibuat dari skema open play, tanpa ada satu pun dari serangan balik. The Citizens tidak hanya jago dalam open play dengan 20 gol, tetapi juga via set piece dengan 7 gol.

Dari komposisi serangan, Man City mengandalkan kedua sisi sayap, baik kiri (39 persen) maupun kanan (35 persen). Sebaliknya, Inter lebih merata dengan kiri 38 persen, tengah 30 persen, dan kanan 32 persen.
Dengan superioritas City atas Inter itu, wajar jika pasukan Pep Guardiola diprediksi bakal menang dari wakil Italia. Tidak ada masalah signifikan soal cedera di kubu The Citizens. Sementara itu, Inter diragukan bisa memasang Joaquin Correa yang cedera di final Coppa Italia 2023.

Berdasarkan data Transfermarkt, Pep Guardiola tercatat memasang formasi unik 3-4-2-1 dengan pivot ganda dalam 20 pertandingan saja, atau masih kalah banyak dari formasi 4-3-3. Namun, dengan skema 3-4-2-1, City mampu menang 13 kali, seri 4 kali, dan hanya kalah sekali. Mereka bisa mencetak 47 gol, dan kemasukan 12 kali saja.

Formasi ini akan memberi ruang yang bebas bagi John Stones untuk muncul sebagai sosok tidak terduga dari tengah. Haaland juga cenderung lebih tajam.

Inter bakal menghadapi tantangan tersendiri untuk sabar bertahan dan membangun serangan dari belakang. Namun, pelatih Simone Inzaghi mungkin bisa berkaca pada fakta sejarah, bahwa Inter sudah 5 kali menembus final UCL sebelumnya, dan dalam laga final, semua bisa terjadi. Prediksi skor Manchester City 3 – 1 Inter Milan. (ito/riz)

Prediksi Pemain
Manchester City (3-4-2-1) : Ederson; Kyle Walker, Ruben Dias, Nathan Ake; Bernardo Silva, John Stones, Rodri, Jack Grealish; Kevin De Bruyne, Ilkay Gundogan; Erling Haaland. Pelatih : Pep Guardiola.
Inter Milan (3-5-2) : Andre Onana; Matteo Darmian, Francesco Acerbi, Alessandro Bastoni; Denzel Dumfries, Nicolo Barella, Hakan Calhanoglu, Marcelo Brozovic, Federico Dimarco; Edin Dzeko, Lautaro Martinez. Pelatih : Simone Inzaghi.


TERKINI


Rekomendasi

...

Piala Dunia Mini

Oktober Bulan terkutuk MU

Indonesia Menang di Laga Pembuka

16 Bulan Absen, Neymar Kembali

Mundur dari Timnas Prancis