JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Puncak musim panas di pertengahan tahun 2023 ini. Angka kebakaran di Kota Semarang, semakin meningkat. Data kebakaran yang tercatat yakni pada Mei ada 19 kasus kebakaran, Juni 25 kasus kebakaran, dan Juli 33 kasus kebakaran.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, Nur Kholis, mengatakan, dari data yang dihimpun, ada peningkatan kasus kebakaran menjelang puncak musim kemarau. Namun, kasus amuk si jago merah itu paling banyak terjadi di luar gedung.
“Ada peningkat kebakaran yang diluar gedung (lahan). Karena banyak melibatkan sampah, ilalang atau rumput. Pada Mei ada 8 kasus (kebakaran lahan kosong), Juni 8 kasus, dan Juli 14 kasus,” jelasnya, di Kantor Damkar Kota Semarang, Madukoro, Rabu (2/8).
Dijelaskan, peningkatan kasus kebakaran itu baru terjadi diawal dan akhir ini Juli. Faktor penyebabnya, salah satunya cuaca dan suhu panas di Kota Semarang.
“Dari kebanyakan kasus kebakaran yang terjadi adalah lahan-lahan yang tidak dikelola atau tidak dihuni, sehingga rumput atau ilalag mengering ditambah cuaca panas yang memicu kebakaran,” terangnya.
Langkah dan upaya serta antisipasi dini yang dilakukan Damkar Kota Semarang, meminta pengelola lahan, pengembang, hingga masyarakat untuk senantiasa membersihkan rumpht atau ilalang yang sudah mengering.
Termasuk tidak membakar sampah secara sembarangan di lahan terbuka karena bisa merembet ke rumput-rumput kering hingga menyebabkan kebakaran besar.
“Dan paling tidak di lahan kosong itu ada penjaganya. Jika terjadi sesuatu ada yang menangani dan untuk yang ada didalam bangunan, tetap waspada dengan aliran listrik. Peralatan dan sambunganya harus standar. Jika meninggalkan rumah, pastikan sudah aman dan ada baiknya sediakan APAR (alat pemadam api ringan) serta alat pendukung lainya,” pungkas Nur Kholis. (ucl)