Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Guru berkedudukan sebagai fasilitator dan motivator. Dalam hal ini, guru harus benar-benar menciptakan kondisi yang dapat membangkitkan semangat belajar peserta didiknya atau menumbuhkan motivasi. Salah satu komponen yang tidak boleh dilupakan adalah penggunanan metode pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran, terdapat serangkaian proses yang terjadi dari perbuatan guru dan peserta didik yang menyebabkan terjadinya hubungan timbal balik antara keduanya. Apabila tidak terjadi timbal balik dalam pembelajaran, berarti proses pembelajaran tidak berhasil.
             Dalam proses pembelajaran di SD Negeri 1 Cingkrong Kelas 3 Semester 1 tentang menunjukkan hafalan Q.S An Nasr ayat 1-3 selama ini, guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik. Melainkan pada suatu saat peserta didik akan menjadi bosan bila guru berbicara terus, sedangkan mereka duduk diam mendengarkan. Selain itu kadang kala ada materi yang memang kurang tepat untuk disampaikan melalui metode tersebut.
             Guna membantu meningkatkan kemampuan hafalan Q.S An Nasr, maka salah satu usaha yang dilakukan guru PAIBP adalah dengan menerapkan metode talking stick (tongkat berbicara). Metode ini merupakan strategi pembelajaran yang memanfaatkan tongkat sebagai media pembelajarannya. Menurut Ramadhan (2010), bahwa talking stick (tongkat berbicara) adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan tongkat, dimana peserta didik yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya. Dipertegas Miftahul Huda (2013:224), talking stick merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah membaca materi pokoknya. Kegiatan ini berlangsung berulang-ulang hingga setiap kelompok mendapatkan giliran menjawab pertanyaan.
             Pembelajaran kooperatif tipe talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran dengan metode talking stick ini diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan untuk membaca dan mempelajari materi tersebut. Berikan waktu yang cukup untuk aktivitas ini. Selanjutnya guru bisa memulai untuk menerapkan metode talking stick tersebut.
             Sintaks dalam pemanfaatan metode talking stick pada materi hafalan Q.S An-Nasr sebagai berikut : 1) Guru membacakan surah An-Nasr dengan benar di depan peserta didik. 2) Guru meminta peserta didik untuk mengulang membaca surah An-Nasr bersama-sama seperti yang sudah dicontohkan guru sebelumnya. 3) Guru memberikan peserta didik waktu untuk mempelajari dan menghafalkan surah An-Nasr tersebut. 4) Guru bisa memulai menguji hafalan peserta didik dengan memutar tongkat dari depan ke belakang. Bisa sambil menyanyi ketika memutarkan tongkat agar kelas menjadi lebih menyenangkan. 5) Kemudian guru bisa menghentikan kapan saja tongkat tersebut. Peserta didik yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang hafalan Q.S An Nasr. 6) Guru dan peserta didik menarik kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari. Di samping itu memberikan evaluasi kepada peserta didik yang masih belum tuntas.
             Pembelajaran PAIBP tentang menunjukkan hafalan Q.S An Nasr ayat 1-3 dengan menerapkan metode talking stick sangat cocok. Model pembelajaran talking stick memiliki pengaruh yang baik untuk peserta didik. peserta didik lebih aktif dan dapat meningkatkan keterampilan hafalan dikelas bersama guru dan temannya.
Oleh Tri Susilowati, S.Pd.I
Guru PAIBP SD Negeri 1 Cingkrong Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan