JATENGPOS.CO.ID, WONOGIRI – Memasuki kemarau panjang dan El Nino yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia, Perum Jasa Tirta (PJT) I memastikan kondisi dan kapasitas Bendungan Serbaguna Wonogiri di Jawa Tengah saat ini dalam kondisi aman.
Hal itu disampaikan Kepala Sub Divisi Jasa ASA III/1 PJT I, Fendri Ferdian menyikapi kondisi musim kemarau panjang dan ancaman El Nino yang menyebabkan bencana kekeringan di beberapa daerah.
“Sampai dengan hari ini, pukul 12.00 WIB elevasi tercatat 130,18 meter atau masih dalam kategori aman karena batas elevasi operasional terendah 127 meter. Artinya debit air juga masih aman untuk operasional seperti pengoperasian turbin PLTA Wonogiri dan irigasi,” kata Fendri ditemui di lokasi Spillway Bendungan Wonogiri, Sabtu (9/9/2023).
Ia menjelaskan, optimalisasi pemanfaatan bendungan serta operasional saat ini masih berlangsung. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Pemprov Jawa Tengah untuk antisipasi kekeringan di Bendungan Wonogiri.
“Kami bersama BBWS Bengawan Solo, Dinas PU SDA dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah telah melakukan rapat koordinasi bersama. Terutama untuk pemanfaatan air Bendungan Wonogiri untuk irigasi pertanian,” jelasnya.
Bahkan, lanjut Fendri, alokasi suplai air untuk irigasi pertanian juga tetap didukung oleh PJT I.
“Awalnya ada kesepakatan untuk musim tanam ketiga ini yang seharusnya palawija, masih ada petani yang tanam padi. Jadi kami support untuk irigasi yang semula sampai 30 September, kami perpanjangan hingga 15 Oktober. Keputusan ini juga telah melalui pertimbangan teknis dan kondisi elevasi air di bendungan,” tuturnya.
Perlu diketahui, Bendungan Wonogiri dibangun tahun 1978 dan mulai dioperasikan tahun 1980, berada di hulu Sungai Bengawan Solo ini menjadi salah satu sumber air baku yang mengalir di 12 kabupaten kota dari Wonogiri, Jawa Tengah dengan muaranya di Gresik, Jawa Timur.
Jika volume tampungan total di 1980 mencapai 560 juta m³ dengan volume efektif 440 juta m³, di tahun 2022 turun dengan volume total 365 juta m³ dan volume efektif 322 m³. Penurunan volume tampung bendungan dikarenakan faktor sedimentasi.
Untuk mengoptimalkan kapasitas, PJT I juga melakukan kegiatan operasional pemeliharaan dengan mengeruk sedimen menggunakan alat berat, serta kapal keruk yang dioperasikan oleh BBWS Bengawan Solo.
Kepala Sub Divisi Humas dan Informasi Publik PJT I, Yulia Puspita menambahkan, selain melakukan pengelolaan sumber daya air secara teknis di Bendungan Wonogiri, PJT I juga memberikan bantuan air bersih untuk masyarakat. Di sepanjang Wilayah Sungai Bengawan Solo, beberapa daerah telah disuplai air bersih, seperti Sragen, Ngawi dan Lamongan.
“Memang di saat kemarau panjang ini ada beberapa wilayah yang kekeringan. Kami berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk menyalurkan air bersih menggunakan truk tangki. Bantuan air bersih itu sebagai solusi jangka pendek yang kami lakukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya. (dea)