JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Kisah caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) banyak yang berasal dari kalangan bawah, memang bukan isapan jempol. Ketua DPD PSI Kota Semarang, Melly Pangestu, pun, ternyata dulunya driver ojol.
Melly yang tahun 2024 ini lolos lagi menjadi anggota DPRD Kota Semarang, saat maju caleg lima tahun lalu, tepatnya pileg 2019, dia hanyalah seorang wanita driver ojek online.
“Waktu itu tidak banyak anak muda yang mau maju caleg PSI. Saya yang merasa cocok dengan partai anak muda ini, memberanikan diri maju. Padahal saya waktu itu hanyalah driver ojol di Kota Semarang,” kata Melly saat berkunjung ke kantor Jateng Pos, Kamis, 29 Februari 2024.
Karena tidak punya modal, waktu itu Melly berusaha pinjam orang tua dan saudaranya. Tetapi karena kurang percaya, tidak ada yang mau meminjami. Akhirnya Melly nekat pinjam pinjol (pinjaman online).
“Waktu itu terpaksa pinjam pinjol Rp 6,5 juta buat operasional pencalegan,” tambahnya.
Sebetulnya, kata Melly, PSI sampai sekarang tidak ada uang pendaftaran untuk caleg. Pendaftaran tidak ada mahar alias gratis. Juga tidak ada potongan gaji bagi anggota dewan yang jadi.
“Tapi tetap saja waktu itu butuh dana operasional dan buat cetak MMT wajah saya untuk disebar. Donatur tidak ada juga. Keluarga bantu nyetak alat peraga kampanye aja sudah terakhir-terakhir, ” imbuh wanita energik ini.
Dengan modal Rp 6,5 juat, tenyata Melly dipilih masyarakat Semarang. Padahal cuma modal foto dan rajin sosialisasi ke Dapil. Dia tidak mampu memberi amplop atau serangan fajar layaknya caleg yang lain. Dia jadi anggota dewan Kota Semarang bersama rekanya Benediktus Narendra Keswara. Baru ikut pemilu pertama kali 2019, PSI langsung dapat dua kursi. Padahal partai yang sudah lama saja banyak yang tidak dapat.
“Teman saya Narendra malah unik lagi. Waktu itu dia jadi dewan hanya modal kartu nama yang dicetak Rp 200 ribu. Lalu dia bagi-bagikan kepada jamaah gereja dan koleganya. Eh, jadi juga,” kenang Melly.
Sukses Melly dan Narendra ternyata bergayung sambut. Pileg 2024 ini keduanya lolos lagi. Malah disusul tiga caleg baru yang juga diprediksi lolos. Sehingga untuk perolehan kursi PSI di DPRD Kota Semarang totalnya jadi 5 kursi.
“Dari enam Dapil yang ada, prediksi kami akan dapat lima kursi, hanya satu Dapil aja yang tidak lolos, yaitu Dapil V. Target kami sebenarnya enam kursi, ” kata mantan driver ojol ini.
Fakta ini, kata Melly, sebagai bukti untuk jadi anggota dewan tidak harus pakai uang. Tidak harus pakai serangan fajar agar dipilih.
“Nyatanya ya kita-kita ini, semua caleg kita tanpa amplop. Bagaimana mau pakai amplop, wong kita pada ga punya modal. Pileg tahun 2024 ini dana caleg kita paling besar cuma Rp 120 juta, paling kecil Rp 3 juta. Gimana mau kasih amplop, padahal kalau pakai amplop dan tim sukses bisa habis milliaran loh, duwito sopo?” tanya Melly.
Yang menarik imbuh Melly, di DPRD Solo, tahun 2024 ini PSI juga dapat lima kursi. Dari lima anak yang lolos rata-rata masyarakat biasa. Ada yang sales obat, driver ojol juga, anak kafe, pengacara, dan warga biasa.
Lantas, apa yang membuat caleg PSI dipilih masyarakat? Padahal tidak main serangan fajar? Kata Melly, kuncinya harus menjual program baru yang beda. Yang disukai masyarakat. Kemudian harus menawarkan program untuk anak muda. Harus benar-benar melayani. Bukan omong kosong.
“Selain menawarkan program yang beda, kami merangkul anak muda. Ini yang orang lupa, bahwa pemilih kita mayoritas anak muda, lalu caleg kita juga banyak yang muda, ” imbuhnya.
Yang lebih penting lagi, katanya, karena waktu nyaleg tidak pakai amplop, setelah jadi harus benar-benar sering turun ke bawah. Melayani setiap ada keluhan. Ada yang ngadu masalah harus mau merespon sampai tuntas.
“Ini bedanya dengan oknum caleg lain yang pakai amplop. Setelah jadi cenderung cuek dengan konstituennya, karena apa? Karena merasa sudah membayar, sudah ngasih amplop waktu pileg. Padahal amplopnya cuma seratus ribu, yang salah ya masyarakat sendiri yang mau nerima amplop. Kalau kami tidak mungkin cuek karena kami dipilih dengan suka rela, sehingga kami juga suka rela membantu, “jelasnya.(jan)