JATENGPOS.CO.ID, BANJARNEGARA – Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, bakal dilengkapi dengan wahana Rumah Budaya Dieng yang digagas oleh Ketua Kelompok Sadar Wisata “Dieng Pandawa” Alif Faozi.
“Kami masih mencari tema walaupun sebenarnya sudah ada tema utamanya, yaitu Rumah Budaya Dieng atau Omah Dieng. Namun nanti hasil akhirnya yang lebih bagus, saya juga sedang mencari masukan-masukan dari pakar,” kata Alif Faozi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jumat.
Ia mengaku sudah mulai mempersiapkan pembangunan pendopo dan beberapa fasilitas lainnya di bakal lokasi Rumah Budaya Dieng yang berdekatan dengan Museum Kailasa.
Menurut dia, pendopo berukuran 16×16 meter itu nantinya akan digunakan untuk pementasan kesenian tradisional yang berkembang di Dieng.
“Saya memang punya mimpi bagaimana caranya agar Dieng bisa terkenal seperti Pulau Bali. Sering kali wisatawan yang datang ke Dieng menanyakan hiburan berupa pergelaran kesenian yang digelar pada malam hari,” kata inisiator pergelaran budaya tahunan berupa “Dieng Culture Festival” itu.
Oleh karena itu, kata dia, pendopo yang sedang dibangun nantinya bisa digunakan untuk menampilkan pergelaran kesenian setiap akhir pekan.
Ia mengatakan jika minat wisatawan untuk menyaksikan pergelaran kesenian itu cukup tinggi, pihaknya tidak menutup menggelar pertunjukan itu setiap hari.
“Bahkan kalau memungkinkan, bisa digelar setiap dua jam sekali atau beberapa jam sekali seperti halnya di Bali,” katanya.
Terkait lahan yang digunakan untuk pembangunan Rumah Budaya Dieng, Alif mengatakan tanah itu milik pribadi karena sebelumnya telah mencoba untuk menyuarakan gagasan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Banjarnegara namun tidak mendapat respons positif dengan alasan tidak adanya lahan.
Selain lahan, Alif juga membiayai pembangunan Rumah Budaya Dieng itu dengan dana pribadi meskipun dia tengah berupaya mencari pinjaman dari perbankan maupun menggandeng investor.
“Sebetulnya luas lahan tersebut kalau sampai atas mencapai 2.300 meter persegi. Ke depan, konsep saya tidak hanya pendopo, saya juga akan membuat beberapa rumah adat Dieng dengan mengambil model seperti dharmasala-dharmasala yang ada di sekitar candi,” katanya.
Kendati Rumah Budaya Dieng itu dibangun di atas lahan pribadi dan didanai sendiri, dia mengatakan dalam pengelolaanya akan tetap melibatkan anggota Pokdarwis “Dieng Pandawa” sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.
Ia mengharapkan pembangunan pendopo tersebut dapat selesai sebelum pergelaran “Dieng Culture Festival IX” yang akan digelar pada tanggal 3–5 Agustus 2018.
“Namun secara umum, pembangunan pendopo dan berapa fasilitas lainnya saya harapkan bisa selesai tahun ini. Saya berharap nantinya wisatawan yang berkunjung ke Dieng makin banyak,” katanya. (drh/ant)