spot_img
32.4 C
Semarang
Jumat, 27 Juni 2025
spot_img

Nengok Budiono, Mantan Pemain PSIS yang Kini Hidup Susah 

JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Nasib atlit di masa tua tak seindah yang dibayangkan. Begitupun yang dialami Budiono Sutikno.

Mantan pemain PSIS Semarang era 90 an itu masa tuanya ngenes. Hidup susah di rumah susun Kudu, kecamatan Genuk, Semarang. Hanya kamar sepetak. Buat tinggal empat orang. Budiono, isterinya dan dua putranya. Tanpa kasur. Tanpa meja kursi. Hanya tikar lusuh menemaninya.

Budiono saat masih jaya. Foto:dok/jatengpos

Yang tambah miris, Budiono kini sakit-sakitan. Badanya kurus. Matanya katarak. Hidungnya rusak. Dan punya diabet. Sudah tidak bisa bekerja. Isterinya yang dulu jadi tulang punggung, kini juga sakit struk. Hanya bisa tiduran di lantai. Dua puteranya yang seharusnya SMA juga berkebutuhan khusus.

Padahal tahun 90 an, Budiono adalah pemain bintang. Dia pernah top scorer pada musim Ligina 1 dan Liga Dunhil. Mencetak 11 gol. Bursa kontraknya sudah Rp 10 juta. Gajinya Rp 1,5 juta. Uang yang cukup banyak 30 tahun lalu. Bisa punya rumah, mobil, dan fasilitas lainya.

Baca juga:  MobiTV dan Jejelogy Setia Gunakan BBM Berkualitas

Tapi sekarang, Budiono tidak punya apa-apa lagi. Untuk makan saja susah. Hanya mengandalkan uluran tangan orang yang peduli. Dua anaknya pernah jadi pemulung untuk bisa membeli beras.

“Sewa rusun ini saja pernah telat setahun, pernah disegel juga sama pengelola. Tapi sekarang khusus sewa rusun dibantu dinas sosial,” kata Budiono, kepada JatengPos. Co. Id, yang menengoknya Kamis, 6 Februari 2025.

Dia berkisah, waktu masih berjaya, semua pendapatan dia serahkan isterinya. Tetapi setelah dia sakit dan tidak merumput lagi, isterinya meninggalkanya.

“Ini isteri saya yang kedua, yang mau menerima saya apa adanya, dulu menjadi tulang punggung, sekarang sakit juga,” ucapnya sambil melihat isterinya yang tidur di sampingnya.

Baca juga:  Debat Pilgub, Ahmad Luthfi Janji Naikkan TPP Pegawai Pemprov

Saat ini, Budiono hanya bisa berharap ada kepedulian dari pemerintah. Khususnya untuk makan sehari-hari. Sebab orang-orang yang dulu dekat kini pergi entah kemana.

“Biasa mas,  waktu jaya banyak teman, kalau sudah jatuh gini deket aja ga mau,” kata mantan striker PSIS yang pernah satu tim dengan pelatih Sartono Anwar, pemain beken Ricky Yacob, Jessie Mustamu, dan juga Sukabar itu.

PSIS yang dulu pernah dia bela, sampai sekarang juga belum berbuat banyak. Sekali saja datang membantu beras dan kipas angin. Dia berharap, PSIS mau memberi kerja anaknya supaya ada pendapatan. (jan)

 

 

 

spot_img

TERKINI