JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO — Pelantikan Hj. Etik Suryani, SE., MM. sebagai Bupati Sukoharjo dan Eko Sapto Purnomo, SE sebagai Wakil Bupati Sukoharjo periode 2025-2030, disambut ucapan selamat instansi dan masyarakat dengan mengirimkan karangan bunga.
Dari puluhan papan karangan bunga di Kantor Bupati Sukoharjo ada satu ucapan yang unik, yakni sebuah pot berisi pohon sawo yang dikirim Forum Milenial Militan Sukoharjo (FMMS) berhasil mencuri perhatian publik.
Aksi ini bukan sekadar simbolis, tapi sarat makna menjadi pernyataan sikap generasi muda Sukoharjo terhadap isu lingkungan.
“Kami ingin memberi sesuatu yang tidak sekadar indah sesaat, tapi juga bermanfaat jangka panjang. Tanaman sawo ini bisa tumbuh, berbuah, dan menjadi simbol harapan akan pemerintahan yang kuat dan menghasilkan kebijakan manis bagi masyarakat,” ujar Yoyok Eko Suranto, Ketua FMMS, Kamis (20/02).
Bukan tanpa alasan FMMS memilih tanaman sawo. Pohon ini dianggap mewakili filosofi kepemimpinan yang diharapkan masyarakat Sukoharjo. Akar yang menghujam kuat di tanah menjadi lambang pondasi pemerintahan yang kokoh, sementara buah sawo yang manis menjadi simbol harapan atas kebijakan yang menguntungkan rakyat.
“Kami percaya bahwa kepemimpinan yang baik harus memiliki akar yang kuat di hati rakyat dan menghasilkan kebijakan yang memberi manfaat luas. Itulah pesan yang ingin kami sampaikan lewat tanaman ini,” tambah Yoyok.
Selain sebagai simbol ucapan selamat, aksi FMMS ini juga menjadi kampanye terselubung untuk mengurangi limbah acara seremonial. Yoyok menyoroti fakta bahwa usai acara-acara besar seperti pelantikan, tumpukan karangan bunga sering kali hanya berakhir sebagai sampah.
“Tanaman hidup adalah alternatif ramah lingkungan yang bisa kita pilih. Ini bukan hanya soal estetika, tapi tentang tanggung jawab kita bersama menjaga bumi,” tegasnya.
FMMS memang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan lingkungan di Sukoharjo. Melalui aksi ini, mereka berharap dapat menginspirasi masyarakat untuk memulai tradisi baru yang lebih ramah lingkungan, tanpa menghilangkan esensi budaya memberi ucapan selamat.
“Kami ingin membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal kecil. Memberi ucapan selamat lewat tanaman hidup adalah langkah sederhana tapi bermakna, yang bisa tumbuh bersama harapan kita untuk Sukoharjo yang lebih baik,” pungkas Yoyok.
Dengan inisiatif ini, generasi milenial Sukoharjo menunjukkan komitmennya untuk menjadi bagian dari perubahan positif, tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga lewat aksi nyata. Karena seperti pesan yang mereka titipkan lewat tanaman sawo: “Bumi butuh lebih dari sekadar ucapan—bumi butuh tindakan.” (dea)