JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga sebagai kampus Indonesia Mini, sangat menghargai perbedaan dan keragaman insan baik dosen, tenaga kependidikan (tendik) maupun mahasiswa dari seluruh nusantara.
Sebagaimana diketahui bahwa Rektor UKSW, Profesor Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak. telah menunjuk Dekan Fakulas Hukum (FH) yang baru yakni Profesor Dr. Christina Maya Indah S., S.H., M.Hum., yang menggantikan Profesor Dr. Umbu Rauta, SH., M.Hum per 1 Mei 2025.
Pergantian pejabat termasuk kepemimpinan FH UKSW sudah melalui proses evaluasi oleh pimpinan universitas dan merupakan sebuah rotasi kepemimpian yang alamiah, yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja semua bidang baik kinerja Fakultas dan institusi. Profesor Umbu Rauta yang telah melayani dari 1 Desember 2022 selanjutnya diharapkan fokus sebagai seorang Guru Besar Tata Negara dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sementara itu, untuk pemberhentian  Wakil Dekan, Ibu Indirani Wauran, SH., MH., per 1 Januari 2025, telah dikomunikasikan dengan baik dan dan diberikan kesempatan melanjutkan studi doktoral untuk mendukung Program Superprioritas UKSW.
Pergantian pejabat di lingkungan UKSW termasuk kepemimpinan FH sudah melalui proses evaluasi oleh Pimpinan Universitas. Selanjutnya Dekan FH yang baru yakni Profesor Dr. Christina Maya Indah S., S.H., M.Hum., telah membentuk susunan pejabat struktural baru, dengan pengalaman bidang hukum yang luas dan jaringan yang kuat, baik pada sektor hukum, pemerintahan, bisnis, dan sosial.
Menanggapi aspirasi mahasiswa FH terkait pergantian Dekan FH UKSW, Rektor UKSW menyatakan bahwa UKSW adalah kampus demokratis tanpa sekat yang memberi ruang bagi mahasiswa untuk berpendapat. Kebebasan berpendapat dituangkan dalam Statuta UKSW dan Ketentuan Umum Keluarga Mahasiswa (KUKM).
Rektor Intiyas mengapresiasi kinerja Profesor Umbu Rauta yang sudah memimpin FH sejak dilantik tanggal 1 Desember 2022 dan selanjutnya tongkat estafet kepemimpinan dilanjutkan Profesor  Maya dan tim untuk periode 1 Mei 2025 sd 30 November 2027.
Rektor Intiyas juga mengapresiasi harapan mahasiswa Fakutas Teknologi Informasi (FTI) yang menginginkan adanya penambahan fasilitas sekalipun sudah dilakukan penambahan komputer juga perbaikan infrastrukur kelas tematik. Perbaikan jalan menuju FTI yang disuarakan mahasiswa juga bagian dari aksi pimpinan UKSW yang ingin tetap menjaga lingkungan agar tetap asri dan tidak ada kondisi jalan yang merugikan mahasiswa.
Aksi mahasiswa menunjukkan bahwa UKSW adalah kampus yang memberi kebebasan berpendapat namun tetap dilakukan dengan bermartabat, tidak mudah ditunggangi agenda lain dengan kepentingan individu atau kelompok.
Adapun aspirasi yang berkembang di Fakultas Teologi, Rektor Intiyas menandaskan bahwa UKSW tidak pernah memberhentikan Pendeta Rama Tulus. Justru Pendeta Rama Tulus yang menulis surat pengunduran diri ke pimpinan universitas dan diproses lebih lanjut oleh pimpinan universitas dan Yayasan. Rektor Intiyas menyampaikan bahwa sebagai Pimpinan tidak boleh mengambil tindakan yang merugikan mahasiswa. Aspirasi dan kepedulian mahasiswa perlu diberikan ruang di tengah era dirupsi, yang mulai membuat individu sulit berinteraksi sosial.
Rektor Intiyas meminta penyampaian aspirasi mahasiswa dilakukan dengan data yang valid dan positif sehingga tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang kurang relevan.
Selanjutnya, Rektor Intiyas menghimbau semua dosen, tendik tetap beraktivitas dengan memberikan layanan sesuai ketentuan yang berlaku. Juga kepada mahasiswa dihimbau kembali ke kelas untuk melanjutkan kuliah setelah menyampaikan aspirasi.
Sebagaimana diketahui, sejumlah mahasiswa FH UKSW melakukan unjukrasa terkait dengan pergantian pimpinan di fakultas. Demikian pula mahasiwa FTI yang menuntut perbaikan fasilitas. ( deb)