JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG — Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menerima audiensi Civitas Akademika UIN Walisongo Semarang di ruang kerjanya, Kamis 17 Juli 2025.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan 44 perguruan tinggi, termasuk di dalamnya UIN Walisongo, untuk mendukung pembangunan daerah berbasis sinergi akademik.
Ada tiga poin potensi kerja sama yang dibahas, yakni pengembangan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) bersertifikat halal, peningkatan kompetensi ASN program pascasarjana maupun siswa pada program sarjana melalui beasiswa, serta pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik.
Wakil Gubernur Taj Yasin menyambut baik usulan UIN Walisongo terkait pembentukan RPH. Ia menegaskan Pemprov siap memberikan pendampingan, terutama dalam proses perizinan dan pemenuhan standar kehalalan.
“Pada prinsipnya, kami dari pemerintah bersifat mendampingi. Kesiapan teknis dan pelaksanaan pembangunan RPH akan dikerjakan oleh pihak pengusul. Tapi untuk izin IPAL, lingkungan, MKV, bahkan sampai sertifikat halal, kami siap memfasilitasi,” ungkapnya.
Ia mencontohkan keberhasilan model pendampingan serupa di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) maupun di PP Sulaimaniyah. Yasin menyampaikan, wilayah seperti Pati Raya dan Banyumas Raya membutuhkan RPH yang bersertifikat halal karena hingga saat ini belum tersedia secara memadai.
Selain itu, kerja sama dalam bidang pendidikan juga menjadi perhatian. Yasin menyebut Pemprov Jateng terus mendorong peningkatan kompetensi aparatur sipil negara (ASN) program magister maupun pascasarjana.
Namun tetap memprioritaskan program beasiswa untuk lulusan pesantren yang ingin melanjutkan melalui pendidikan tinggi, khususnya pada jenjang S1.
“Kami fokus ke S1, baik dari pesantren maupun masyarakat umum, untuk bisa kita bantu melalui beasiswa. Walaupun alokasi beasiswa tidak besar, kontribusi dari kampus seperti UIN Walisongo terhadap masyarakat Jawa Tengah itu sangat kami apresiasi,” ujarnya.
Mengenai pelaksanaan KKN tematik, Pemprov Jateng mendorong perguruan tinggi untuk tidak hanya menjadikan KKN sebagai kewajiban akademik, tapi juga sebagai wadah penyampaian masukan dari masyarakat.
“Contohnya di UNS, kami ikut melepas mahasiswa KKN ke seluruh Nusantara. Laporan KKN bukan hanya untuk nilai, tapi kami dorong ada resume masukan dari mahasiswa, terutama yang bertugas di wilayah Jawa Tengah,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UIN Walisongo, Hasan Asy’ari Ulama’i, menyampaikan bahwa pihak kampus memiliki Walisongo Halal Center, yang telah menjalankan berbagai program pendukung industri halal, termasuk menyiapkan lebih dari 500 juru sembelih halal (Juleha) bersertifikasi.
“Kalau nanti ada penambahan RPH, kami siap membantu dalam penyiapan SDM-nya. Kami ingin masyarakat Jawa Tengah semakin siap dan sadar akan pentingnya konsumsi produk halal,” ujar Wahid.
Ia juga menyampaikan UIN Walisongo siap menjadi mitra strategis Pemprov dalam pengembangan wisata akademik serta mendukung staf ASN yang ingin melanjutkan studi magister maupun pascasarjana, khususnya di bidang Ilmu Hukum dan Hukum Islam.
“Selain tiga poin utama ini, kami juga terbuka untuk berkontribusi dalam program lain seperti penanganan stunting dan pengabdian masyarakat,” pungkasnya. (*/jan)