JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Potensi alam sumber air hangat di Desa Derekan Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang masih tetap lestari. Terdapat banyak sumber air hangat dan berada di lahan yang sudah dimiliki perorangan. Lokasi tersebut dinamai Pemandian Air Hangat Derekan berada di pinggir sungai Kalianget.
Lokasinya tidak jauh dari Candi Ngempon dan ruas jalan tol Ungaran-Bawen, terdapat pemandian air panas yang lokasinya tersembunyi. Warga sekitar menamainya Pemandian Derekan.
Selain itu, pemandangan alam di sekitar pemandian itu cukup asri khas pedesaan. Petirtaan Derekan termasuk salah satu pemandian kuno yang berada di Semarang. Usianya diperkirakan mencapai ribuan tahun, yaitu sejak abad ke-8 Masehi.
Siswadi (53) pengelola sekaligus pihak pemilik lahan, menuturkan keluarganya sudah merintis Pemandian Air Hangat Derekan sejak tahun 2006. Dulu lokasi tersebut masih berupa areal persawahan, kemudian air dihimpun dengan dibuat kotakan. Tujuannya tidak hanya untuk tempat berendam, sekaligus menahan air hangat dari belerang itu agar tidak masuk ke sawah.
“Baru tahun 2007 kita membuka usaha ini dengan membuatkan jalan setapak. Waktu itu hanya sepeda motor yang bisa masuk, itupun kalau hujan jalannya berlumpur tidak bisa dilalui,” tuturnya.
Diceritakan, tepatnya di pertengahan tahun 2008 tempat wisata ini mengalami booming dikunjugi banyak orang dari berbagai daerah. Itu setelah ditemukan Situs Petirtaan peninggalan Dinasti Sanjaya pada abad ke-8. Setiap hari pengunjung bertambah banyak, nama Pemandian Air Hangat Derekan menjadi dikenal banyak orang.
Kemudian secara bertahap dibangun bilik-bilik untuk tempat pemandian. Dari keseluruhan sumber air hangat yang dihimpun saat ini menjadi lima titik sumber. Tiga titik diantaranya dibuat terbuka hanya dikotaki tanpa atap. Termasuk tempat penemuan Situs Pertirtaan hanya ditembok tanpa dibuatkan atap.
Alasan dibuat terbuka, menurut Siswadi, untuk menghindari gas belerang yang sewaktu-waktu bertambah kuat. Dikhawatirkan jika dibuat tertutup membahayakan bagi pengunjung yang berendam. Sedangkan dua titik dibuat tertutup karena potensi bahaya gas belerang kecil.
“Pengunjung yang tahu sejarahnya pertirtaan banyak yang suka berendam di tempat yang dulu ditemukan peninggalan bersejarah itu. Di sini ada 5 titik pemandian pengunjung tinggal pilih, tapi tidak semua pengunjung memilih di titik situs pertirtaan,” jelasnya.
Kehangatan setiap titik antara 35-37 derajat celcius. Lama berendam bagi pengunjung idealnya selama 30 menit sampai 1 jam. Dikhawatirkan jika terlalu lama berendam bisa membuat kondisi tubuh yang lemah akan semakin lemas, dikhawatirkan bisa menyebabkan jatuh pingsan.
“Karena itu ada persyaratan diberlakukan bagi pengunjung sebelum berendam agar terlebih dulu makan. Ketika masuk air hangat dalam kondisi tubuh lemah bisa sampai menyebabkan pingsan. Sudah pernah beberapa kali terjadi jatuh pingsan karena belum makan,” tegasnya.
Tarif pengunjung yang berendam dikenakan Rp 5.000,- setiap orang. Pengelola juga menyediakan tempat untuk bilas atau ganti pakaian ada sebanyak 12 kamar untuk laki-laki dan perempuan dipisah. Pengunjung yang menggunakan dikenakan tarif Rp 2.000,- per orang. Sedangkan jam buka pemandian pukul 05.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB.
“Pengunjung kalau hari biasa rata-rata setiap hari 30 sampai 50 orang. Kalau pas hari libur bisa mengalami peningkatan hingga 3 kali lipat,” tandasnya.
Khasiat dikandung air hangat Derekan, menurut Siswadi, diyakini dapat mengatasi berbagai penyakit diantaranya, menurunkan kadar kolesterol, asam urat, penyakit kulit, memperlancar sirkulasi darah, diabetes, asam urat, mengeluarkan racun tubuh, mengobati infeksi, mengatasi insomnia, sakit kepala, flu dan jerawat. (muz)












