Tinggal di Zona Merah, Kemensos Sebut Masyarakat Harus Miliki Pengetahuan Bencana Alam

JATENGPOS.CO.ID, Jakarta – Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyatakan masyarakat harus memiliki pengetahuan tentang cara menghadapi bencana alam, terutama yang tinggal di zona merah atau rawan bencana sehingga mampu menekan korban jiwa saat terjadi musibah.

“Hasil riset di Jepang yang ditolong oleh orang lain itu hanya 1,5 persen, lebih banyak ditolong oleh dirinya sendiri,” kata Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos Ni Masjitoh Tri Siswandewi pada Diplomatic Forum bertajuk multilateralisme dan masa depan tangguh yang berkelanjutan di Jakarta, Rabu.

Apalagi, kata dia, Indonesia berada di Cincin Api Pasifik dan menjadi negara kepulauan yang dikelilingi laut sehingga terus berpotensi menghadapi gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi serta banjir.

Baca juga:  126 WNA Ditolak Masuk Indonesia Cegah Corona

Oleh karena itu, masyarakat harus memiliki pengetahuan cara menghadapi bencana alam termasuk penanganan setelah kejadian. Banyaknya korban yang jatuh dikarenakan tidak mengetahui langkah yang mesti dilakukan akibat panik.

iklan

Setelah memiliki bekal pengetahuan tersebut, masyarakat disarankan membangun fasilitas pendukung seperti rumah atau bangunan ramah gempa bumi.

Untuk membangun rumah yang ramah gempa bumi, memang dibutuhkan biaya cukup besar. Namun, hal itu perlu dilakukan guna menekan kerugian materi dan korban jiwa dalam jangka panjang.

Di sisi lain, pemerintah juga perlu hati-hati dalam mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang diajukan masyarakat. Apalagi, daerah tersebut termasuk zona merah atau rawan bencana.

Dalam hal ini, pemerintah pusat maupun daerah diminta terus berkoordinasi dengan para peneliti untuk memastikan lokasi yang akan dibangun aman dari jalur gempa bumi.

Baca juga:  Pemkab Banyumas Tunggu Surat Penghentian Santunan Ahli Waris Akibat COVID-19

“Jadi ketika sudah terdeteksi oleh kawan-kawan peneliti misalnya LIPI menyatakan tidak boleh dibangun, ya jangan dibangun,” katanya.

Oleh karena itu, ia menyarankan kepada pemerintah daerah, masyarakat dan pihak terkait lainnya agar terus menambah wawasan terkait kebencanaan sekaligus membangun rumah atau bangunan ramah gempa.

“Sulawesi Tengah sepertinya sudah mulai membangun rumah ramah gempa tersebut,” kata dia. (fid/ant)

iklan