Angka Kelahiran di Demak masih di bawah nasional

Ratusan akseptor KB ikuti sosialisasi Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama mitra kerja bersama BKKBN Propinsi dan daerah di rumah makan Bule Kecamatan Bonang kemarin

JATENGPOS.CO.ID,  DEMAK – Angka kelahiran di Demak masih tergolong rendah bisa dibandingkan dengan total angka kelahiran nasional. Di Demak angka kelahiran adalah 2,1 dibandingkan dengan angka kelahiran nasional yang mencapai 2,4. Demak sendiri mentargetkan angka kelahiran bisa menurun hingga 2,08.

Kepala Biro umum BKKBN pusat Drs Putut Riyanto M Kes mengatakan bahwa angka kelahiran di Demak cukup bagus karena masih di bawah angka kelahiran nasional saat memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama mitra kerja di Kecamatan Bonang kemarin. Menurutnya CPR 72% dari 100 PUS (Pasangan Usia Subur) Itu sangat bagus sekali. Bahkan per bulan September kemarin jumlah angka kelahiran mencapai 17 ribu, meski demikian BKKBN tidak melarangnya.

“Tetapi kalau kita mau tambah anak harus dipertimbangkan kondisi keluarga kita, bisa tidak kita memberikan mereka pendidikan yang cukup, bisa tidak kita mendidik mengasuh atau memberikan kehidupan yang lebih baik. Semua itu harus kita pikirkan betul-betul, karena dalam kondisi medis, angka kematian ibu dan bayi lebih banyak dialami oleh anak ke tiga dan seterusnya. Anjuran sekarang dari BKKBN bukan lagi dua anak lebih baik, namun dua anak lebih sehat karena itu merupakan hasil penelitian,” jelasnya.

Baca juga:  Bentuk Tim Monev, Tata Administrasi Pengelolaan PPI Morodemak

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Demak Zayinul Fata SE dalam sambutannya menambahkan bahwa Faktor kelahiran Demak masih fantastis, karena populasi di Kabupaten Demak saat ini tercatat 1,2 juta. Untuk itu faktor ledakan demografi yang tidak bisa kita pungkiri ini harus kita kendalikan, yakni mengembalikan kembali fungsi BKKBN.


“Menjadi penting ketika pemerintah berusaha mengendalikan laju pertumbuhan penduduk namun faktor angka kemiskinan bertambah. Salah satunya adalah akibat Pandemi selama dua tahun, sehingga semua lumpuh, selanjutnya adalah bagaimana agar Indonesia bisa terhindar dari krisis. Dulu pada jaman orde baru Indonesia pernah mengalami krisis moneter tapi tidak bisa tandingi krisis dua tahun ini karena adanya pandemi covid-19. Kita apresiasi TNI – Polri yang berhasil melakukan percepatan vaksinasi hingga 100%, Insyaallah masyarakat Indonesia menjadi kuat lahir batin,” tegasnya.

Baca juga:  Pemkab Semarang Apresiasi Investor Hunian Mewah Panarama Residential Resort

Selanjutnya Faktor pengangguran juga disinggung politikus dari PKB ini, menurutnya jumlah penduduk yang banyak tidak menjamin sebuah negara akan maju. Maka BKKBN harus turun, terutama untuk wilayah Bonang dan Wedung dimana mata pencarian masyarakat adalah nelayan.

“Jika saat rendeng (musim hujan) hampir sebulan mereka tidak melaut, nah inilah yang menjadi salah satu penyebab ledakan penduduk. Disinilah peran Fatayat yang memiliki tanggung jawab memberi edukasi masyarakat untuk menjaga KB. Selain itu KB juga untuk bendung laju pengangguran juga membendung angka kriminalitas. Kita lihat di

Kota-kota besar dengan penduduk padat maka berimbas pada angka kriminalitas yang tinggi.

Kadinpermades P2KB Kabupaten Demak Drs. Daryanto, MM melalui Kabid P2PP Sukardjo, SKM, M.Kes memperkenalkan program Bangga Kencana sebagai pengganti KB. Menurutnya ada tiga program di dalam Bangga Kencana termasuk penanganan stunting dan pengendalian penduduk, yang nantinya diharapkan wanita rata-rata lahirkan dua anak.

Baca juga:  Pelayanan KB HUT TNI di Mranggen Gaet 45 Akseptor

Fatayat sendiri sudah bekerjasama dengan Dinpermades P2KB sejak lama, peserta KB lama khusus wilayah Bonang Wedung yang ikut MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) masih 10% dari pada yang ikut suntik,” jelansnya.(*)