spot_img
27.7 C
Semarang
Jumat, 27 Juni 2025
spot_img

Siswa Butuh Tatap Muka

JATENGPOS.CO.ID,   – Dewasa ini, pandemi covid-19 sedang melanda negara Indonesia. Indonesia mengalami kendala tidak hanya di bidang kesehatan, namun juga dalam segala aspek: ekonomi, sosial, bahkan pendidikan. Dengan keadaan yang seperti sekarang ini, sangat tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran seperti biasanya. Pemerintahpun menutup kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Namun, sekalius meluncurkan program pembelejaran daring atau pembelajaran yang dapat dilakuakn dari rumah.

Mamang, jika ditinjau dari bentuk program yang dicanangkan sudah sangat luar biasa, dengan berbagai strategi-strategi yang dapdat di terapkan. Namun dalam pembelejaran daring tersebut terdapat banyak sekali kelemahan. Beberapa kelemahan dari pembelajaran daring yaitu: kurangnya waktu tatap muka antara murid dan guru, sehingga dapat menyebabkan kurangnya pengawasan dan perhatian para siswa. Hal ini berdampak langsung terhadap karakter dan perilaku sosial para siswa yang notabenya masih berada pada masa kanak-kanak.

Masa anak usia dini atau masa kanak-kanak merupakan masa yang menuntut perhatian ekstra karena masa itu merupakan masa yang cepat dan mudah dilihat serta diukur. Jika terjadi hambatan perkembangan maka akan mudah untuk dilakukan intervensi sehingga tercapai kedewasaan yang sempurna (Uce, 2002:80). Oleh karena itu pada masa ini anak-anak membutuhkan perhatian yang ekstra supaya tidak terjadi kesalahan perkembangan.

Dengan diketahui seperti itu, tidak mungkin jika tak melakukan tatap muka secara langsung dengan anak. Tatap muka tidak harus melalui pertemuan secara langsung, namun salah satu cara diantaranya dapat melalui video call maupun menggunakan aplikasi pers converence lainya. yang terpenting adalah guru dan siswa dapat mengobrol secara langsung. Relasi yang baik dan benar guru dan siswa dapat menciptakan perasaan nyaman dan diperhatikan pada siswa. Dengan hal tersebut kita sebagai guru akan lebih mudah untuk menanmkan karakter posotof terhadap siswa.

Jadi, tidak salah jika kita melakukan pembelajaran secara daring, akan tetepi akan jauh lebih baik imbasnya untuk para siswa ketika kita melakukan diskusi secara langsung. Mengingat masih banyak guru yang hanya sekedar memberikan tugas dan materi melalui WA kemudian para siswa hanya sekedar mengerjakan saja. tidak ada hubungan emosional yang akan terbentuk oleh sistem tersebut.

Hubungan guru dengan siswa di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Kemampuan professional dan peran guru, mutu kurikulum, sarana prasarana dan fasilitas pendidikan, biaya, iklim dan pengelolaan sekolah sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan di sekolah guna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa (Wibowo, Farnisa , 2018:183)

Pembelajaran normal seperti sebelum masa pandemi ini memang tidak dapat digantikan dengan tehnologi apapun. Tidak akan mampu seefektif itu. berbagai macam strategi pembelajaran juga sebagian besar tidak dapat di aplikasikan di kelas. Sungguh miris melihat kondisi ini. kondisi yang menahun tidak tahu akan selesai kapan. Semoga pendemi ini segera berakhir dan kita semua dapat melaksanakan pembelajaran seperti semula. Tidak ada hambatan-hambatan yang mengurangi esensi dari kegiatan pembelajaran itu sendiri.

 

Oleh: Ihsanul Hanif Adi Prasetya, S.Pd.

SD N 2 Jungsemi, Kec. Kangkung, Kab. Kendal.

spot_img

TERKINI