24.1 C
Semarang
Jumat, 15 Agustus 2025

Menggiurkan Bisnis Kutu Air dengan Air Lele

JATENGPOS.CO.ID, Selama ini kita selalu menganggap remeh kutu air sebagai hewan yang harus disingkirkan. Namun, ternyata budidaya kutu air dapat menjadi peluang bisnis menjanjikan. Kutu air bukan hanya sekadar hewan tak berguna yang harus kita singkirkan. Ternyata hewan yang berukuran sangat kecil ini dapat menjadi pakan ikan hias, semisal ikan cupang atau ikan guppy.

Mengingat banyaknya peminat ikan hias di Indonesia, tentu menjual kutu air dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Dua jenis kutu air yang paling mudah ditemui adalah daphnia dan moina.

Daphnia sp. adalah merupakan jenis zooplankton yang hidup di air tawar yang dapat ditemukan di kolam, sawah dan perairan umum. Kandungan bahan organik di dalam perairan akan berpengaruh dalam pekembangan Daphnia sp. karena berguna sebagai sumber nutrisi dan energi untuk pertumbuhannya (Pennak, 1989). Daphnia sp. Merupakan jenis organisme air yang memiliki sifat filter feeder yaitu mampu menyaring detritus, fitoplankton, bakteri sebagai sumber makanannya, dan juga dapat memakan berbagai ukuran partikel di dalam air (Ojutiku 2008).

Menurut Rosyadi (2013), Moina sp merupakan makanan alami yang potensial bagi benih ikan air tawar, karena nilai gizinya yang tinggi, mudah dicerna serta mempunyai daya reproduksi yang tinggi, yaitu cepat berkembangbiak dan mudah dikembangkan serta memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut ikan.

Kutu air biasanya digunakan untuk makanan ikan saat usia burayak atau usia dibawah 2 minggu, mulut ikan masih kecil dan kutir adalah makanan yang pas. dan kutir ini ada anakanya kecil banget dan mungkin bisa dibilang beda dikit dengan artemia, jadi buat burayak yang masih 1 mingguan bisa disaring tuh kutir dengan menggunakan saringan yang halus. tinggal yang besar di kasih makan ke cupang atau guppy yang sudah besar.

Kutu air dapat di kembangbiakan dengan beberapa cara. Ada yang menggunakan bekas air dari cacing sutra yang sudah mati, dengan chlorella maupun menggunakan air lele, dan kalo menurut saya untuk cara yang paling steril dan bisa menghasilkan kutir yang mengandung banyak nutrisi ya dengan cara kultur menggunakan chlorella (air hijau). namun di postingan ini saya menjelaskan cara memperbanyak kutir dengan menggunakan air lele,kata Wahyu Hadi di areal kolamnya di Desa Tanjungrejo Kecamatan Jekulo Kudus.

Kita cukup menggunakan air lele yang sudah pekat dan sangat kotor, ya cukup ambil air lele tersebut dan tuangkan pada ember yang besar dan taruh dibawah matahari langsung, dan jangan sampai terkena air hujan ya. Kamu bisa membuat atap transparan dengan menggunakan plastik atau dengan menggunakan asbes bening. Ternyata air lele itu sudah banyak sekali mengandung nutrisi dan mikro organisme yang sangat dibutuhkan untuk makan si kutu air karena air lele yang sudah pekat dan lama hingga kotor itu kan sudah bercampur dari makanan2 ikan lele seperti pelet dan kamu tahu sendiri kan bahwa untuk bahan pembuat pelet itu terdiri dari udang, ikan, tepung dan beberapa bahan yang banyak mengandung nutrisi lainnya.

Air lele yang sudah di gunakan untuk kultur kutu air lama kelamaan akan menjadi bening, karena kutu air itu yang sudah memakan mikro organisme pada air lele tersebut. Untuk budidaya kutu air sebaiknya menggunakan tempat yang lebar dan untuk ketinggian air cukup 15cm saja, karena kutu air butuh tempat yang luas agar panen bisa melimpah.

Menurut dia, tingginya kebutuhan kutir ini tidak dapat dipenuhi, sehingga budidaya kutir yang menjadi pakan alami bagi ikan laga ini dapat menjadi pilihan usaha yang potensial apabila digeluti secara serius. Apalagi dengan harga per takar sendok saat ini 5-10rb dengan pendapatan per hari bisa ratusan ribu. Dan kebutuhan dari pembudidaya dan penghobi ikan cupang dan guppy di Kudus yang banyak di saat pandemi seperti ini.

Moh Mochlas Adi Putra, S.Pi

Baca juga:  Pahami Makna Proklamasi dengan Metode Role Playing

Penyuluh Perikanan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya