spot_img
28.8 C
Semarang
Kamis, 26 Juni 2025
spot_img

Model Jigsaw Melatih Anak Berlaku Jujur dan Adil

JATENGPOS.CO.ID,  Perubahan dan perkembangan kualitas pendidik merupakan unsur penting dalam pengelolaan pendidikan. Perkembangan teknologi menuju peradaban maju turut mempengaruhi perubahan dan perkembangan kualitas seorang pendidik. Kualitas dapat dijadikan salah satu indikator profesionalitas pendidik. Begitupun Profesionalitas seorang pendidik nampak ketika seorang pendidik mampu mendesain dan membuat perencanaan pembelajaran yang proporsional. Akan tetapi, masih banyak pendidik yang mengadopsi model-model pembelajaran yang konvensional dan usang yang sangat dikhawatirkan dapat menimbulkan  respon dan dampak yang buruk bagi anak didik diantaranya tidak responsif, pasif dan terkesan malas mengikuti proses pembelajaran, bahkan mengganggu anak didik lain sehingga proses pembelajaran tidak kondusif. Pendidik professional diharapkan mampu menanggulangi permasalahan itu dengan memilah dan memilih model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran sangat berdampak terhadap proses pembelajaran terutama bagi anak didik. Joyce & Weil yang dikutip oleh Rusman (2012: 133) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Anak didik sepatutnya menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran dengan dilibatkan dalam setiap kegiatan proses pembelajaran. Keterlibatan anak didik akan menjadikannya dihargai dan difungsikan. Pendidik harus mempertimbangkan model pembelajaran yang memberikan tanggung jawab anak didik untuk bekerjasama dengan anak didik lainnya. Model pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning merupakan salah satu yang dapat memancing anak didik untuk bersifat aktif dan melatih bekerjasama.

Alma B (2009: 80) menjelaskan bahwa Cooperative Learning  atau pembelajaran kooperatif berasal dari 2 kata, yaitu : Cooperatif berarti bekerja sama dan Learning berarti belajar, jadi pembelajaran kooperatif adalah belajar melalui kegiatan bersama. Cooperative Learning, merupakan suatu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok teori, bekerja sama. Keberhasilan dari model ini sangat tergantung pada kemampuan aktivitas anggota kelompok, baik secara invidual maupun dalam bentuk kelompok. Sejalan dengan pendapat tersebut, Anita Lie dalam Isjoni (2010: 23) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu istilah pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Salah satu model pembelajaran menggunakan prinsip pembelajaran kooperatif diantaranya adalah model pembelajaran Jigsaw. Sudrajat (2010: 5) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Penulis sebagai pendidik di SMP N 1  Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan memanfaatkan model pembelajaran ini di kelas delapan pada kompetensi dasar memahami cara menerapkan perilaku jujur dan adil. Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan langkah-langkahnya adalah pada awalnya pendidik menyampaikan pengarahan berupa materi pembelajaran, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran serta model yang akan digunakan. Kemudian, pendidik memberikan informasi tentang bahan ajar yang digunakan sebagai pendamping. kelompok dibentuk oleh pendidik secara heterogen sambil menginvestasikan bahan ajar penunjang yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak anak didik dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi. Kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, disusul penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

Pada akhir pembelajaran pendidik memberikan penguatan materi yang telah diberikan. Penulis merasakan terbantu setelah menerapkan model pembelajaran jigsaw, karena terjadinya peningkatan minat dan motivasi anak didik serta hasil belajar anak didik dibandingkan sebelumnya.

 

Arifin Fajar Hidayat, S.Ag

SMP N 1  Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan

spot_img

TERKINI