Pendidikan Anak Usia Dini dalam bentuk satuan pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah wadah bagi anak untuk mendapatkan kesempatan yang terarah menuju perkembangan dengan sifat-sifat alaminya.
Hakikat anak belajar pada usia dini adalah belajar sambil bermain, karena bermain merupakan cara anak untuk belajar. Bermain membantu perkembangan emosi yang sehat dengan cara menawarkan kesembuhan dari rasa sakit dan kesedihan(Cass,1974;Catron & Allen,1999).
Melalui bermain, anak belajar menyerap, mengekspresikan, dan menguasai perasaan mereka secara positif dan konstruktif. Permainan yang sesuai dengan karakteristik atau situasi dan kondisi, misalnya dengan permainan tradisional.
Permainan tradisional dapat mendorong anak untuk lebih kreatif. Selain itu permainan tradisional tidak memiliki aturan secara tertulis akan tetapi dapat ditambah dengan atura kesepkatan bersama dalam permainan yang akan dilaksanakan. Permainan tradisional bisa digunakan sebagai bentuk terapi terhadap anak, karena saat bermain anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak sesuai dengan aturan permainan.
Tujuan permaian tersebut adalah mengembangkan jasmani yang mengarah gerakan motorik kasar, mengembangkan inisiatif dan fantasi, membantu kecerdasan anak, memupuk perasaan sportif anak dan melatih kerja sama. Pengembangan fisik motorik terbagi dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar adalah gerakan fisik yang melibatkan otot-otot besar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Kematangan setiap anak berbeda-beda, maka perkembangan seorang anak berbeda dengan laju perkembangan anak yang lainnya.
Menurut Sayuti Sahara(2003) gerak lokomotor merupakan gerak dasar yang menjadi pondasi untuk dipelajari dan di perkenalkan pada anak usia TK. Gerak dasar tersebut, antara lain : berjalan, berlari. Dari pendapat tersebut yang dinamakan gerak lokomotor merupakan sebagian gerakan berpindah tempat dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat; misalnya jalan, lari dan loncat. Perkembangan gerak lokomotif ini harus diimbangi permainan yang merangsang contohnya permainan tradisional Elang dan Ayam.
Permainan tradisional Elang dan Ayam tersebut banyak memerlukan gerak lokomotor yang berfungsi sebagai stimulasi prkembangan motorik anak. Adapun pelaksanaan bermain, cara bermain ; seluruh anak menjadi satu saf di tengah-tengah ruangan atau di luar ruangan. Seluruh anak memegang pakaian teman di depannya sehingga satu sama lain saling memegang temannya. Anak yang berdiri paling depan sebagai induk ayam dan anak dibelakangnya berperan sebagai anak ayam. Guru menunjuk salah satu anak sebagai burung elang, anak yang menjadi burung elang berdiri berhadapan dengan induk ayam. Burung elang bebas bergerak kemana saja untuk menangkap anak ayam paling belakang dan induk ayam bergerak dengan posisi tangan direntangkan untuk menghindari dan melindngi anaknya dari serangan burung elang yang akan mengambil anaknya. Burung elang dapat menangkap satu atau lebih anak ayam yang paling belakang, anak ayam yang telah ditangkap dengan cara menyentuh/mentik dapat keluar dari permainan dan setiap anak ayam tidak boleh melepas pegangan dari anak ayam lainnya jika terlepas dapat dikatakan tertangkap. Demikian permainan ini dapat diulang lagi sehingga anak merasa senang.
Dengan demikian perkembangan gerak lokomotif anak di TK ABA Purwodadi akan semakin bai dan bekembang secara maksimal dan anak dapat berkreasi dengan berbagi macam permainansehingga anak akan semakin kreatif dan mendapatkan kepuasan dalam bermain yang menyenangkan.
Sumiyati, S.Pd
Guru TK ABA Purwodadi
Kec, Purwodadi, Purworejo