Perkembangan media sosial saat ini memang sudah semakin pesat mengingat saat ini peran teknologi sudah tidak dapat dilepaskan dari setiap kehidupan manusia. Bahkan masyarakat umum yang dulunya masih terasa asing didalam kesehariannya sekarang sudah mulai terbiasa dengan keberadaannya. Saat ini banyak pihak yang memanfaatkan kecanggihan teknologi bahkan menjadikannya sebagai tumpuan dalam menjalankan pekerjaannya, seperti perusahaan-perusahaan, perkantoran, dan pembisnis.
Desember 2020, Covid-19 ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (World Health Organization) sebagai pandemi karena telah menyebar secara luas di dunia termasuk Indonesia. Berbagai macam cara yang dilakukan dan dikembangkan oleh pemerintah lewat aturan-aturan baru yang dikeluarkan guna memutus mata rantai Covid-19. Aturan tersebut tidak lain berisi himbauan kepada seluruh masyarakat agar menjaga kebersihan dan pembatasan sosial dalam kesehariannya. Dengan adanya aturan-aturan tersebut mengakibatkan perubahan perilaku masyarakat secara signifikan, dan menjadikan peran teknologi media sosial kian penting.
Dengan adanya kecanggihan teknologi, hampir semua lini terdampak pandemi bisa di-handling, walaupun tidak seperti sediakala. Salah satu sektor yang sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 yakni sektor pendidikan. Bagaimana tidak, suatu kegiatan masal yang diadakan secara nasional dan dijalani sejak usia kanak-kanak hingga usia remaja, dewasa ditiap-tiap daerah, perkotaan, hingga pedesaan. Kini semenjak adanya pandemi ini kegiatan masal tersebut ditiadakan sementara waktu. Namun berkat kecanggihan teknologi saat ini, berbagai media sosial mengadaptasikan diri dengan menghadirkan fasilitas guna menangani dampak dari kebijakan pemerintah tersebut. Dalam pendidikan muncul aplikasi seperti google class meeting, zoom meeting, dan WhatsApp yang bisa membantu sekolah-sekolah untuk tetap melangsungkan kegiatan pembelajaran maupun pertemuan-pertemuan secara online.
Bagi siswa sekolah dasar pembelajaran secara online justru bisa merugikan masa depannya, jika kurangnya pengawasan dari guru dan orang tua. Dengan model pembelajaran secara online secara tidak langsung melatih siswa untuk bisa bijak, tanggung jawab menggunakan smartphone. Apalagi jika orang tuanya kurang memperhatikan jadwal belajar online anaknya. Anak-anak yang setiap harinya kini sering menggenggam smartphone bisa saja disalahgunakan penggunaannya. tidak untuk belajar, mencari informasi-informasi yang bermanfaat melainkan bermain game, menonton vidio atau bahkan konten-konten negatif yang mengandung unsur SARA yang tidak baik dikonsumsi oleh seorang pelajar.
Dampak negatif lain akibat bermedia sosial yaitu mengganggu relasi didunia nyata. Menggunakan media sosial secara terus menerus dapat membuat seseorang menjadi lebih fokus pada dunia maya dibanding dunia nyata. Hal ini menyebabkan relasi di dunia nyata menjadi renggang, baik dengan teman, orang tua maupun masyarakat. Bukan tidak mungkin, hal tersebut membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih tertutup dan sulit bersosialisasi. Jika sejak anak-anak saja sudah sering menggenggam smartphone, asik bermain dengan media sosial dikhawatirkan akan mengganggu perkembangannya.
Namun bagi siswa yang cerdas ia bisa memanfaatkan model pembelajaran seperti ini untuk memeperkaya pengetahuan dan mempermudah tugas belajarnya. Karena berkat kecanggihan teknologi ilmu pengetahuan menjadi terbuka luas dan mudah diakses masyarakat luas.
Melihat dampak yang ditimbulkan, keberadaan sosial media bagi pelajar seperti ibarat pisau yang bermata dua. Ia bisa mendukung proses belajarnya atau justru bisa mengganggunya. Oleh karenanya, kita sebagai orang tua harus bisa menggawasi dan mengajak anak-anaknya untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan menyaring informasi-informasi yang beredar di media sosial.
Oleh: Shofiyah, S.Pd.I
SD N 01 CAWET, WATUKUMPUL, PEMALANG
