spot_img
27.4 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

”Hamakota” Tingkatkan Penghayatan Baca Puisi

Puisi diartikan sebagai ragam sastra yang terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait (https://kbbi.web.id/puisi). Membaca sebuah puisi tidak sama seperti membaca teks berita, cerita atau lainnya. Membaca puisi disebut juga membaca indah sehingga sangat diperlukan sebuah penghayatan. Karena tanpa penghayatan sebuah puisi yang dibaca akan terasa hambar di telinga pendengar. Oleh karena itu, pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pembelajaran keterampilan membaca puisi, penulis berharap siswa-siswi mampu membacakan puisi dengan penghayatan baik.

Penghayatan yang baik meliputi intonasi yang tepat serta gerak tubuh dan mimik wajah yang sesuai dengan isi puisi sehingga pendengar dapat memahami atau merasakan apa yang mereka dengar. Namun realita yang terlihat di kelas yang penulis ampu yaitu kelas V SDN 05 Kendaldoyong belum seperti yang penulis harapkan. Terdapat sebagian besar siswa yang terlihat masih kurang menghayati canggung menampilkan ekspresi ketika membaca puisi di depan kelas. Hal tersebut menjadikan bahan renungan bagi penulis agar dapat memahami masalah yang terjadi dan segera menemukan solusi terbaik.

            Setelah menganalisis persoalan yang dihadapi, penulis menemukan penyebab yang menjadi latar belakang masalah tersebut, diantaranya : siswa belum dapat membacakan sebuah puisi dengan penghayatan yang sesuai sebab masih ada beberapa kosa kata dalam puisi yang belum mereka pahami maknanya, sehingga mereka belum dapat menghayati dan ragu-ragu dalam berekspresi. Hal itu menjadikan pertanyaan dalam benak penulis tentang “bagaimana cara meningkatkan penghayatan siswa ketika membaca puisi?”. Dalam usaha pemecahan masalah tersebut, penulis merencanakan kegiatan pembelajaran dengan memilih strategi “Hamakota” untuk meningkatkan penghayatan membaca puisi pada siswa kelas V SDN 05 Kendaldoyong. Istilah “Hamakota” merupakan akronim dari Pemahaman Makna Kosakata. Hamakota diperkirakan akan efektif diterapkan dalam kegiatan pembelajaran membaca puisi. Karena tanpa memahami apa yang dibaca, maka akan sangat sulit untuk menghayati atau menjiwai isi teks yang dibaca (dalam hal ini, puisi).

Baca juga:  Media Jam Pintar Tingkatkan Belajar Matematika

Langkah pertama yang dilakukan oleh penulis untuk menerapkan “Hamakota” adalah menyajikan beberapa contoh puisi untuk diamati siswa. Kemudian siswa diminta mencari dan menuliskan kosakata yang terdapat dalam puisi yang belum mereka ketahui arti atau maknanya. Langkah berikutnya penulis membantu siswa untuk mencari tahu secara mandiri tentang makna atau arti kosakata yang ingin dipahami melalui Kamus Bahasa Indonesia. Dari arti kosakata yang ditemukan, penulis membimbing siswa untuk memahami makna dan maksud puisi yang akan dibacakan siswa. Setelah itu penulis memberikan waktu kepada siswa untuk berlatih membaca puisi agar dapat menghayati dengan lebih baik dari sebelumnya. Selanjutnya penulis memotivasi dan mempersilakan siswa tampil membacakan puisi yang mereka pilih dan melakukan pengamatan hasil belajar serta mengadakan penilaian. Pada akhir kegiatan, penulis mendapatkan hasil pengamatan diantaranya adalah siswa yang semula masih kurang tepat intonasinya dan ragu-ragu dalam berekspresi kini lebih mantap dalam menghayati puisi yang dibacakan. Hal tersebut tentu saja merupakan kegembiraan tersendiri bagi siswa karena dapat mempelajari hal-hal baru dengan proses yang menyenangkan, sekaligus kebahagiaan bagi penulis selaku guru karena telah berhasil memecahkan satu masalah pembelajaran.

Baca juga:  Mind Mapping Permudah Mempelajari Rasul Allah

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa “Hamakota” berhasil meningkatkan penghayatan siswa kelas V SD 05 Kendaldoyong dalam keterampilan baca puisi. Hal tersebut dapat dilihat dari catatan hasil pengamatan penulis selama proses kegiatan berlangsung. Hampir seluruh siswa mengalami peningkatan penghayatan ketika membacakan puisi. Rata-rata siswa telah mampu membaca puisi dengan intonasi yang tepat serta menampilkan mimik wajah dan gerak-gerik tubuh yang sesuai dengan puisi yang dibaca.

Penulis berharap keterampilan baca puisi yang telah dimiliki siswa akan tetap melekat dan termotivasi untuk makin berkembang hingga kelak mereka dewasa. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menginspirasi bagi pembaca untuk memunculkan ide atau gagasan baru dalam pemecahan masalah yang dihadapi.

 

Oleh : Diyah Ayu Kusumawati, S.Pd.

Guru SD Negeri 05 Kendaldoyong

spot_img

TERKINI