Pendidikan di Indonesia sangat penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang cakap, unggul dan berkarakter. Salah satu pelaksanaan pendidikan berupa Pendidikan Anak Usia Dini. PAUD sebagai lembaga formal yang paling awal ditempuh peserta didik dalam menuntut ilmu. Anak belajar mulai dari bimbingan guru, orang tua dan teman sebaya terhadap berbagai lingkungan yang ada disekitarnya. Pendidik memahami bahwa cukup banyak kegiatan penting di sekolah yang membutuhkan keterampilan motorik halus, seperti: mengancingkn baju, makan dengan sendok, dan kegiatan merawat dirinya. Pendidik menambahkan bahwa keterampilan motorik halus sangat perlu dilatih saat anak masuk jenjang Pendidikan Anak usia Dini (Kasih : 2020).
Pendidik menjelaskan bahwa kemampuan motorik halus anak menjadi perhatian setiap orangtua. Anak dapat meraih kesuksesan dan tumbuh kembang anak dapat optimal salah satunya dengan memiliki kemampuan motorik yang baik (Novebrin : 2022). Banyak aktifitas yang dapat menstimulus motorik halusnya terutama dalam pembelajaran seni. Pendidik mengartikan bahwa terampil motorik halus sebagai kemampuan anak dalam mengontrol objek-objek yang melibatkan koordinasi mata_kaki dan mata-tangan.
Seni sebagai sebuah maha karya yang terwujud dengan indera yaitu dapat dilihat, didengar atau keduanya. Seni bagi siswa memiliki nilai dari karya tersebut dalam menghasilkan keindahan. Pendidik memberikan contoh seni sangat banyak, misalnya: lukisan, artefak, musik, karya tulis puisi, cerpen, dongeng , dan lainnya. Salah satu contoh seni yakni mozaik bagi anak PAUD. Mozaik sebagai karya seni aplikasi dengan teknik gabungan antara melukis dan menempelkan bahan-bahan tertentu. Penulis menjelaskan sejarah mozaik dikenal pada 5000 tahun yang lalu. Pendidik menceritakan penemuan adanya mozaik dilihat dari bukti keberadaan mozaik di sebuah kuil Iraq. Bangsa Romawi memberikan sebutan pada kepingan penyusun mozaik dengan nama “tesserae” yang saat itu berupa batu kecil dan manik-manik yang membentuk pola gambar (Putut Wijaya : 2021)
Mozaik sebagai pilihan yang tepat untuk melatih motorik anak karena didalam pembuatannya terdapat kegiatan menempel potongan kertas menggunakan lem pada pola yang telah dibuat sehingga koodinasi motoriknya akan terlatih. Pendidik menggunakan mozaik untuk meningkatkan kreatifitas dan keterampilan. Pendidik menyebutkan bahwa fungsi mozaik sebagai hiasan dinding dan pintu. Pendidik menambahkan bahwa mozaik adalah kegiatan menempelkan potongan satu jenis material menjadi bentuk baru.
Pendidik menyampaikan cara membuat mozaik yang terdiri dari beberapa langkah secara berurutan sebagai berikut: 1) siswa mempersiapkan pola gambar sesuai tema; 2) siswa menyiapkan alat dan bahan yaitu gunting, dan potongan material yang sudah dipilih; 3) siswa memotong kertas dengan teknik menjimpit; 4) siswa mengoleskan lem pada pola dasar gambar; 5) siswa melakukan penempelan potongan kertas pada pola; 6) finishing yaitu merapikan kembali mozaik.
Pendidik menyadari pentingnya kegiatan teknik mozaik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak sejak dini. Anak tidak lagi malu bertanya terhadap kesulitan belajar yang dialaminya dalam permainan yang menarik yaitu membuat mozaik. Anak dapat leluasa membuat mozaik yang dilakukannya dalam pembelajaran. Dengan demikian anak kelompok B di TK Dharma Wanita Tepusen Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung akan lebih mudah dalam meningkatkan kemampuan motorik halus dalam pembelajran seni anak PAUD melalui kegiatan teknik mozaik sehingga prestasi anak dapat meningkat secara maksimal.
Sarwati, S.Pd.AUD
Guru Kelompok B TK Dharma Wanita Tepusen
Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung