JATENGPOS.CO.ID, – Pengetahuan yang dimiliki manusia ternyata beragam dan cenderung berbeda-beda. Pengetahuan awam atau pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari tanpa dituntut untuk mengetahui seluk beluknya secara mendalam. Selain pengetahuan awam, manusia juga memiliki pengetahuan tentang suatu objek secara luas dan mendalam. Inilah yang disebut pengetahuan ilmiah. Untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah, objek perlu diselidiki dengan langkah-langkah sistematis yang dikenal sebagai metode ilmiah. Kebenaran pengetahuan yang dirumuskan seseorang akan diuji oleh orang lain melalui pengamatan terhadap objek yang sama. Hasil pengamatan itu lalu dibandingkan dengan pengetahuan yang sudah ada, kemudian ditarik kesimpulan. Melalui prosedur ini, kebenaran suatu pengetahuan akan teruji. Berawal dari rasa ingin tahu, manusia melakukan upaya untuk mengetahuinya. Hasil upaya itu disampaikan kepada masyarakat, kemudian dibuktikan kebenarannya oleh orang lain. Penyempurnaan itu melahirkan kebenaran universal. Ilmu dapat dimaknai sebagai kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, yang diperoleh dari aktivitas berpikir manusia melalui metode tertentu yang kebenarannya dapat diuji secara kritis oleh orang lain. Metode tertentu dalam menemukan pengetahuan ilmiah disebut metode ilmiah.
Selama manusia memiliki rasa ingin tahu, pengetahuan manusia akan terus berkembang. Akan tetapi, tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Ada beberapa kriteria yang mesti dipenuhi supaya pengetahuan tersebut layak dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan harus memiliki sifat-sifat yang wajib diketahui, diantaranya:
- Ilmu pengetahuan didasarkan atas kegiatan berpikir secara logis dengan menggunakan rasio (nalar) dan hasilnya dapat diterima oleh nalar manusia.
- Kebenaran yang dihasilkan ilmu itu merupakan kebenaran tentang pengetahuan yang jujur, apa adanya sesuai dengan kenyataan objeknya. Objek dan metode ilmu tersebut dapat dipelajari dan diikuti secara umum. Kebenaran itu dapat diselidiki dan dibenarkan oleh ahli lain dalam bidang ilmu tersebut.
- Kesimpulan yang diambil harus dapat dibuktikan melalui pemeriksaan dan pembuktian panca indra, serta dapat diuji kebenarannya dengan fakta. Hal ini yang membedakan antara ilmu pengetahuan dengan agama.
- Ilmu dibentuk dengan dasar teori lama, yang disempurnakan, ditambah, dan diperbaiki sehingga semakin sempurna. Ilmu yang dikenal sekarang merupakan kelanjutan dari ilmu yang dikembangkan sebelumnya.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif. Penalaran induktif merupakan aktivitas manusia dalam pemecahan masalah yang memiliki arti sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan berada dimana-mana. Pembentukan konsep, generalisasi contoh-contoh, dan tindakan membuat penalaran induktif.
Jenis induktif:
1.Generalisasi : Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum.
2.Analogi : Kesimpulan tentang kebenaran sesuatu ditarik berdasarkan gejala yang memiliki kemiripan.
3.Sebab-Akibat : Semua peristiwa harus ada penyebabnya, namun seringkali orang sampai pada kesimpulan yang salah karena proses penarikan kesimpulan tidak sah.
Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan informasi baru yang berdasarkan informasi lama (yang tersimpan dalam ingatan). Penalaran deduktif bertujuan untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang shahih. Studi-studi tentang penalaran deduktif yang mendasarkan pada mekanisme mental hampir sama tua dengan psikologi eksperimen. Oleh karena terdapat masalah yang kontraversional berkaitan dengan fenomena penalaran deduktif, beberapa penelitian juga masih terus dilakukan para ahli.
Pembangunan model konseptual dapat berupa diagram, grafik, atau representasi visual lainnya yang membantu siswa memahami hubungan sebab-akibat dan prinsip-prinsip dasar di dalam IPA. Selain itu siswa juga dilatih untuk berpikir kritis terhadap informasi yang diterimanya. Ketika kita mengajarkan siswa untuk secara kritis mengevaluasi informasi dan argumen ilmiah, maka siswa perlu memahami pentingnya validitas sumber informasi, serta keterbatasan dan keandalan data yang digunakan dalam ilmu pengetahuan alam.
Siswa juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bertanya dan menyelidiki suatu kasus atau menyelidiki fenomena alam secara lebih mendalam. Guru dapat merangsang rasa ingin tahu siswa dan memfasilitasi kegiatan penelitian yang menantang.
Ketika mengintegrasikan konsep dan prinsip dari berbagai disiplin ilmu, seperti fisika, kimia, biologi, dan geologi. Siswa perlu melihat bagaimana berbagai cabang ilmu pengetahuan alam saling terkait dan berkontribusi pada pemahaman yang komprehensif tentang alam semesta. Beberapa manfaat ilmu pengetahuan yang dipelajari antara lain:
Ilmu pengetahuan juga bisa bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Dengan memahami ilmu pengetahuan, bisa mengetahui cara menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Dalam dunia pendidikan, ilmu pengetahuan bisa membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan memudahkan proses belajar mengajar. Misalnya, dengan memahami cara kerja otak, sehingga bisa menemukan cara belajar yang lebih efektif. untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Ilmu pengetahuan juga dapat membantu menemukan solusi untuk masalah yang sedang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu pengetahuan tidak hanya dapat merupakan berkah dan penyelamat bagi manusia, tetapi juga dapat bersifat negatif yang akhirnya menimbulkan malapetaka. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, manusia dapat menciptakan berbagai bentuk teknologi yang pada awalnya untuk memudahkan kerja manusia namun pada akhirnya justru menyulitkan bahkan menimbulkan malapetaka bagi manusia. Sebagai contoh dalam pembuatan bom kuman yang dipakai sebagai alat untuk membunuh sesama manusia. Untuk menghindari berbagai kemungkinan hal yang bersifat negatif tersebut diperlukan pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang berpihak pada nilai-nilai. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu saja tidak lepas dari si Ilmuwannya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan-kepentingan pribadi ataukah masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuan serta masalah bebas nilai. Maka dari itu, tanggung jawab seorang ilmuwan haruslah berdasarkan pada tempat yang tepat, tanggung jawab akademis, dan tanggung jawab moral. Landasan moral yang fundamental sangat perlu diperhatikan oleh seorang ilmuwan. Ilmu harus bersifat netral seperti yang dimaksud oleh Keraf dan Dua bahwa ilmu pengetahuan harus dikembangkan hanya semata-mata berdasarkan pertimbangan ilmiah murni. Di samping itu ilmu pengetahuan juga harus berpihak kepada kemanusiaan yang besar dan tidak mengenal batas geografis, sistem politik, atau sistem kemasyarakatan lainnya. Sebagai kesimpulan, diperlukan landasan moral yang kukuh untuk mempergunakan ilmu pengetahuan secara konstruktif terutama untuk para ilmuwan.
Oleh :
NURUL FIRDAUSI,
NIM S832302009
PASCA SARJANA PENDIDIKAN SAINS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA