JATENGPOS.CO.ID, PURWOKERTO – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Jawa Tengah khususnya yang bermukim di wilayah pegunungan tengah Jateng, Cilacap, dan Pekalongan untuk mewaspadai peningkatan sambaran petir karena saat sekarang masih berlangsung musim hujan.
“Sekarang Jawa Tengah sedang puncak-puncaknya musim hujan. Jadi, memang aktivitas petir di pegunungan tengah, selatan, Cilacap, dan Pekalongan itu relatif sangat banyak,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedie saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Dia mengatakan hal itu kepada ANTARA terkait dengan kejadian kebakaran sebuah kapal nelayan di Cilacap akibat sambaran petir pada Selasa (16/2/2021) malam.
Jika kebakaran kapal tersebut akibat sambaran petir, kata dia, hal itu mungkin dapat terjadi karena saat sekarang sedang musim hujan dan tren cuaca ekstrem sedang mengalami peningkatan.
“Tapi perlu diingat bahwa petir itu belum bisa diprediksi,” katanya menjelaskan.
Lebih lanjut, dia mengakui kejadian sambaran petir di wilayah Jateng dan sekitarnya dalam dua bulan terakhir menunjukkan peningkatan.
Dalam hal ini, kata dia, sambaran petir pada bulan Desember 2020 tercatat sebanyak 45.901 kejadian dengan aktivitas petir tertinggi terjadi pada tanggal 2 Desember 2020 yang mencapai 11.029 kejadian.
Sementara pada bulan Januari 2021, lanjut dia, jumlah sambaran petir tercatat sebanyak 193.446 kejadian dengan aktivitas petir tertinggi terjadi pada tanggal 12 Januari 2021 yang mencapai 24.691 kejadian.
Ajie, panggilan akrab Setyoajie Prayoedie, mengatakan jika dibandingkan dengan bulan Desember 2020, jumlah sambaran petir pada bulan Januari 2021 menunjukkan peningkatan yang signifikan.
“Kalau untuk bulan Februari 2021, pendataannya masih berjalan karena laporannya dibuat bulanan,” katanya menjelaskan.
Ia mengatakan berdasarkan analisis BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, wilayah Jateng yang potensi sambaran petirnya tergolong tinggi adalah Cilacap, Banjarnegara, Pekalongan, dan Tegal.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat yang berada di wilayah tersebut untuk waspada terhadap potensi sambaran petir.
“Rencananya, tahun depan kami akan memasang sensor (pemantau sambaran petir) di Cilacap,” katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan sebuah kapal nelayan yang sedang bersandar di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Cilacap mengalami kebakaran setelah tersambar petir pada Selasa (16/2) malam.
“Nama kapalnya Kartika Jaya. Kapal tersebut sedang bersandar, belum sempat melaut,” katanya.
Ia mengatakan saat kejadian, kapal berukuran 33 gros tonage (GT) tersebut berada paling tepi di antara kapal-kapal yang sedang bersandar di PPS Cilacap.
“Kalau berada di tengah, kapal-kapal lainnya ikut kena (kebakaran), merambat,” katanya menjelaskan.
Kendati berada di tepi, dia mengatakan kapal yang terbakar tersebut langsung ditarik dan dibawa ke pemecah gelombang agar apinya tidak menjalar ke kapal yang lain.
“Semalam sebenarnya sudah padam, tetapi tadi pagi apinya menyala lagi. Mungkin karena ada sisa-sisa bara yang belum padam,” katanya. (fid/ant)