Deklarasi Dukung Mbak Ita dalam Pilwalkot Semarang, Aliansi Buruh Siap All Out Memenangkan

DUKUNGAN : Deklarasi dukungan Aliansi Buruh Jawa Tengah (Abjat) terhadap kader PDI Perjuangan yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam Pilwakot Semarang 2024 di Hotel Siliwangi Semarang, Minggu (30/6/2024).

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Buruh Kota Semarang menyatakan sikap deklarasi mendukung kader PDI Perjuangan yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Semarang 2024.

Gerakan yang dimotori Aliansi Buruh Jawa Tengah (Abjat) itu, menciptakan kesepakatan untuk siap memenangkan perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut untuk memimpin Kota Semarang kembali.

Koorditor Jaringan Abjat, Aulia Hakim mengatakan, keputusan tersebut tak datang mendadak, melainkan melewati proses panjang hingga dukungan untuk memenangkan Mbak Ita muncul.

“Beberapa hal yang kami kaji, terkait isu-isu strategis, sebelum akhirnya kita saring dan menemukan tokoh yang tepat untuk diberikan dukungan yaitu, Mbak Ita,” katanya, seusai deklarasi di Hotel Siliwangi Semarang, Minggu (30/6/2024).

Satu hal yang mendorong buruh siap memenangkan Mbak Ita dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota (Pilwakot) Semarang, adalah keberaniannya menetapkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) di atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023 Tentang Pengupahan.

“Mbak Ita berani menetapkan UMK di atas PP 51, kami sangat menghargai sekali Mbak Ita memakai dasar Pancasila, itu yang membuat kami memilih satu pilihan yang bisa membawa harapan kami menjadi kenyataan,” ujarnya.

Dia memandang rekam jejak Wali Kota Semarang perempuan pertama itu sangat jelas pro dengan buruh. Ditambah lagi dengan keputusan rekomendasi kenaikan upah 6 persen.

“Bisa dikatakan Kota Metropolitan se-Indonesia yang paling berani di atas 6 persen hanya Kota Semarang di bawah pimpinan Mbak Ita, ini kuncinya. Beliau juga satu-satunya yang berani melakukan MOU dengan beberapa tawaran buruh, beliau berani tanda tangan,” ujarnya.

Dari tahun ke tahun, ketika Kota Semarang dipimpin Mbak Ita, menurutnya iklim investasi secara kasat mata terus meningkat. Kondisi itu juga membuat kesejahteraan buruh di Ibu Kota Jawa Tengah makin tertata.

“Sebenarnya kami ingin Mbak Ita membuat keseimbangan investasi dan kesejahteraan buruh, ini Mbak Ita sudah membuka komunikasi. Menurut kami sudah memiliki prestasi track record ke belakang, dan ke depannya saya pikir bisa dipertahankan kembali menjadi wali kota,” katanya.

Dia menegaskan bahwa kekuatan dan semangat buruh untuk memenangkan Mbak Ita dalam pesta politik lima tahunan tersebut tidak main-main. Setidaknya ada enam konfederasi besar di Kota Semarang dengan jumlah puluhan ribu buruh siap bergerak.

“Perlu diketahui, basis yang paling real adalah buruh. Ketika sudah all out, buruh ini punya solidaritas, dan militansi. Ini yang menurut kami beberapa kandidat juga mendekati buruh, tetapi hanya menyodorkan istilahnya ‘cek kosong’, dan Mbak Ita yang berani membuat kesepakatan,” katanya.

Sementara itu, Koorditor Jaringan Kerja Buruh Kota Semarang, Moch Prabowo Luh Santoso mengatakan, rekam jejak Mbak Ita terkait kesejahteraan buruh tak bisa dipandang sebelah mata.

“Tidak ada investasi kecuali untuk memajukan kesejahteraan umum, tidak ada politik kecuali untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari sekian nama, tidak ada seorang pun yang memiliki rekam jejak seperti Mbak Ita,” kata Prabowo.

Selain soal kesejahteraan buruh yang dibuktikan lewat rekam jejak, Prabowo mengatakan Mbak Ita juga sosok pemimpin yang berpekstif gender, peka terhadap lingkungan, dan mendorong kemandirian masyarakat.

“Buruh yang meminta supaya Mbak Ita maju, kami juga menyampaikan kepada buruh-buruh bahwa Mbak Ita adalah sosok yang perlu didukung, terakhir adalah kemenangan di tiap TPS,” ujarnya.

Perlu diketahui, dalam deklarasi dukungan untuk memenangkan Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam Pilkada 2024, November mendatang itu, terdapat enam konfederasi besar yang memiliki kekuatan lebih dari 25 ribu buruh.

Enam di antaranya, Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan (FSPIP), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Perambangan (PSPKEP), Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan (FSP FARKES), Asosiasi Pengusaha Konstruksi Indonesia (ASPEKINDO), Jaringan Kerja Buruh. (sgt)