JATENGPOS.CO.ID, MALANG– Gunung Semeru menunjukkan aktivitas vulkanis sebanyak dua kali pascagempa yang berpusat di Tuban, Jawa Timur. Gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini erupsi yang terpantau Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru.
Informasi yang dihimpun, erupsi pertama terjadi pada Jumat (22/3/2024) pukul 17.21 WIB. Ketinggian kolom abu erupsi tidak teramati karena gunung tertutup kabut.
“Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 121 detik,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi, Jumat (22/3/2024) malam.
Kemudian erupsi kedua disebutkan terjadi pukul 20.58 WIB. Pada erupsi ini tinggi abu vulkanis terpantau hingga 1.000 meter atau 1 km di atas puncak gunung. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut.
“Sementara untuk erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 138 detik,” katanya, dilansir dari inews.
Secara keseluruhan dari pengamatan dari Pos PGA Semeru, sepanjang hari Jumat sejak pukul 00.00 atau Jumat dini hari hingga pukul 24.00 WIB atau selama 24 jam pemantauan, gunung setinggi 3.676 Mdpl itu mengeluarkan aktivitas erupsi sebanyak 63 kali letusan atau erupsi.
“Terjadi 63 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 65-132 detik. Kemudian 20 kali gempa embusan dengan amplitudo 3-8 mm dan lama gempa 25-57 detik,” ucapnya.
Ghufron menambahkan, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga empat kali menunjukkan aktivitas gempa harmonik dengan amplitudo 3-6 mm dan lama gempa 100-488 detik. Berikutnya, ada satu kali gempa terasa, skala I MMI dengan amplitudo 35 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 570 detik.
“Kesimpulannya melihat tingkat aktivitas Gunung Semeru masih di Level III Siaga,” ujarnya.
Pihaknya mengimbau, masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Diberitakan sebelumnya, gempa bumi beruntun berpusat di lepas pantai Tuban, Jawa Timur, terasa wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan DIY, Jumat (22/3/2024). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang pertama terjadi sekitar 11.22 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pusat gempa berada di 132 km Timur Laut Tuban. Lokasi tepatnya berada di 5,74 Lintang Selatan, 112,32 Bujur Timur di kedalaman 10 kilometer.
Gempa kedua berkekuatan magnitudo 6,5 terjadi pada pukul 15.52 WIB. Pusat gempa tidak jauh dari lokasi sebelumnya, di laut pada jarak 130 kilometer timur laut Kota Tuban, dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa kedua terasa lebih lama dan kuat. Dampak getaran berskala intensitas III-IV (MMI) dirasakan oleh masyarakat di Jawa Tengah (Karimunjawa, Jepara, Kudus, Semarang, Blora Pekalongan).
Selanjutnya, Jawa Timur (Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (inw/dbs/muz)