Dinaskeswan Jateng Catat Sebanyak 2.387 Ekor Sapi Terinfeksi PMK

Keterangan : Ignatius Haryanta Nugraha Plt Kadinaseswan Prov Jateng, saat memberikan keterangan terkait angka penyebaran virus PMK di sejumlah daerah Jawa Tengah. FOTO : DWI SAMBODO/JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinaskeswan) Provinsi Jawa Tengah, mencatat sejak Selasa 7 Januari 2025 sebanyak 2.387 ekor sapi terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Angka tersebut dengan penambahan 361 kasus dalam satu hari yang tersebar di 25 kabupaten/kota. Adapun kasus tertinggi tercatat di kabupaten Blora.

Ignatius Haryanta Nugraha Plt Kadinaskeswan Provinsi Jawa Tengah mengatakan, dalam penanganan kasus ini, sebanyak 25 ekor sapi telah sembuh sementara 56 ekor sapi mati dan 20 ekor sapi lainnya harus dipotong.

“Kami juga mencatat 25 kabupaten/kota di Jawa Tengah juga mendapati kasus PMK ini. Sementara, sebaran terbanyak pada kasus tersebut ada di kabupaten Blora tercatat mencapai 372 kasus kemudian diikuti oleh kabupaten Sragen, Wonogiri, Pati, dan Grobogan,” katanya, saat di konfirmasi di Kantornya, Jumat (10/1).


Baca juga:  Sekda Jateng Ajak Ribuan Santri untuk Membiasakan Pola Hidup Sehat 

Lanjut Haryanta, hal tersebut terjadi karena Blora memiliki populasi sapi terbanyak di Jawa Tengah sehingga wilayah tersebut memiliki kasus tertinggi

Berdasarkan data, bahwa populasi ternak di Jawa Tengah sangat besar dengan jumlah 1.213.744 ekor sapi potong, 75.653 ekor sapi perah, 3.467.956 ekor kambing, dan 782.511 ekor domba

“Secara keseluruhan nilai ekonomi dari populasi ternak tersebut diperkirakan hampir 40 triliun rupiah meski hanya 5 persen dari populasi ternak yang terdampak namun wabah tersebut berpengaruh pada penjualan di Jawa Tengah,” paparnya.

Imbas dari mencuatnya kasus tersebut sejumlah peternak terpaksa menjual sapi dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga normal

Misalnya sapi muda jenis simental yang biasanya dijual dengan harga 15 juta rupiah hingga 20 juta rupiah per ekor kini hanya dijual dibawah 5 juta rupiah.

Baca juga:  Kapal Nusakambangan Tenggelam Tewaskan 2 ABK Mengangkut 2 Truk

“Kami juga menemukan bahwa ketakutan para peternak disebabkan oleh blantik/ sehingga mereka terpaksa menjualnya dengan harga murah imbasnya para peternak mengalami kerugian diperkirakan mencapai hampir 1 miliar rupiah,” tandasnya.

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar Dinaskeswan intensif melakukan sosialisasi terkait penanggulangan penyebaran PMK.

“Sapi yang terinfeksi PMK masih memiliki peluang untuk sembuh jika mendapat penanganan yang tepat oleh peternak

Maka jika menemukan gejala seperti lidah dan mulut meliur Peternak diminta untuk segera mengambil langkah pengobatan dengan meminta vaksinasi dari Dinas Peternakan setempat,” tutup Kadinaskeswan Provinsi Jateng. (ucl)