JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Enceng Gondok adalah jenis tanaman air yang tumbuh mengapung dan kerap dianggap tak bermanfaat.Tetapi, bagi warga desa kesongo enceng gondok menjadi sumber penghasilan, mayoritas warganya bekerja sebagai petani enceng gondok dan dijual secara mentah dengan harga Rp. 25.000/ gelondong untuk enceng gondok basar dan Rp. 5000 untuk enceng gondok kering. Hal tersebut tidak sebanding dengan usaha sebagian masyarakat dalam mengambil eceng gondok di rawa. Dalam pengambilan eceng gondok di rawa, masyarakat membutuhkan waktu yang lama dan juga beresiko terhadap keselamatannya. Harga jual eceng gondok mentah berbanding terbalik dengan harga jual eceng gondok yang sudah diolah menjadi kerajinan.
Firman Setyaji (31) pemuda yang memanfaatkan serat enceng gondok yang terbilang kokoh yang dapat diolah menjadi barang-barang cantik yang laris manis di pasaran. Ia mengungkapkan ingin berkontribusi bagi daerah kelahirannya, yaitu Desa Kesongo, agar mendapatkan penghasilan melalui pengolahan enceng gondok. Dia berupaya mengedukasi dan memberdayakan masyarakat dalam menggolah enceng gondok menjadi lebih bernilai melalui produk-produk hasil kerajinannya dengan mengusung label “Bengok Craft”
Bengok Craft merupakan UMKM yang berdiri pada tahun 2019. Alamat Jl. Fatmawati No. 8, Sejambu, Rt 02, RW.05, Kesongo, Tuntang, Semarang. Firman Setyaji sebagai CEO Bengok Craft pelaku usaha enceng gondok yang memanfaatkan serat enceng gondok untuk berbagai kerajinan. Beberapa produk kerajinan dari Bengok Craft yang diproduksi dari bahan baku lokal sebagai berikut: sandal, casing handphone, buku, tas, topi, gantungan kunci hingga berbagai furnitur seperti keset ataupun sofa mini, hingga kebutuhan fashion dengan desain unik dan memiliki peluang pasar yang luas.
Untuk harga produk harga mulai dari Rp 10.000 — Rp 500.000. Tergantung tingkat kesulitannya, paling murah yaitu gantungan kunci dan gelang dengan harga Rp 10.000 atau Rp 20.000 saja. “Selain di Indonesia, produk kami juga sudah merambah hingga luar negeri seperti: Malaysia, Singapura, Eropa, dan lain-lain,” ungkap Firman.
Pesatnya perkembangan teknologi tentunya juga berimbas pada dunia pemasaran. Tren pemasaran di dunia beralih dari yang semula konvensional (offline) menjadi digital (online). Digital marketing sebagai kegiatan promosi dan pencarian pasar melalui media digital secara online dengan memanfaatkan berbagai sarana misalnya jejaring sosial. Dunia maya kini tak lagi hanya mampu menghubungkan orang dengan perangkat, namun juga orang dengan orang lain di seluruh penjuru dunia.
Pemasaran digital yang dilakukan oleh Bengok Craft diantaranya adalah menggunakan media sosial yang akrab digeluti para millennial dan masyarakat. Media sosial itu adalah facebook, instagram, tiktok, blog, dan jejaring sosial lainnya. Dengan cara ini, pasar- pasar digital yang bersifat maya kian luas dan menjangkau ke sudut-sudut dunia hampir tanpa mengenal batas.
Dalam mengembangkan pemasaran dan penjualan produknya, Bengok craft menggandeng marketplace penjualan media online yang dapat diakses secara global seperti Shopee, Lazada, Blibi, Toko Pedia, sehingga mudah diakses para konsumen. Usaha Bengok Craft ini juga mendukung program pemerintah daerah di bidang ekonomi kreatif yang digalakkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Bengok Craft sendiri telah dipandang sebagai ikon anak muda gerakan ekonomi kreatif yang bisa menjadi motivator bagi tumbuhnya ekonomi-ekonomi kreatif lainnya.
Firman Setyaji menyebutkan fasilitas yang disediakan e-commerce seperti kampanye produk, kemudahan layanan, sampai nama besar platform semakin melancarkan usahanya untuk ekspor. Kehadiran online shope di era digital sekarang ini begitu penting. Online shope ini berandil besar dalam pengembangan usaha kami. Beragam promo dan penawaran menarik yang ditawarkan platform baik ke pembeli maupun penjual membantu meningkatkan trafik dan kepercayaan masyarakat.
Pesatnya peningkatan bisnis e-commerce menunjukkan banyak sekali kelebihan yang ditawarkan. Dari sisi konsumen, tentu saja belanja secara online lebih praktis dari pada belanja secara konvensional pada toko retail. Konsumen bisa cepat memperoleh informasi tentang produk yang dibutuhkannya dan dapat melakukan transaksi pembelian dimana saja dan kapan saja, baik dari rumah, kantor, atau tempat lainnya secara online. Hanya menggunakan gadget-nya, konsumen bisa memilih barang, melakukan transfer pembayaran, dan menunggu barang datang.
Dari sisi pelaku usaha, e-commerce tidak hanya membuka pasar baru bagi produk dan/atau jasa yang ditawarkan, tetapi juga mempermudah cara UMKM melakukan bisnis. E-commerce juga membuat operasional perusahaan menjadi lebih efisien. Pelaku usaha tidak perlu mendatangi toko. Pelaku usaha bisa memasarkan produknya dari rumah atau dari mana saja. E-commerce juga sangat efisien dari sudut waktu. Pencarian informasi produk dan transaksi dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.(ren/biz)
PENULIS
Khairun Nurhayati
Mahasiswa S2 Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi
Universitas Sebelas Maret