JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Smartphone adalah salah satu bukti perkembangan zaman dan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia di era modern ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2018), mencatat 88,46% rumah tangga di Indonesia memiliki minimal satu nomor telepon seluler, hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia hampir semua memiliki smartphone.
Dimasa pandemi Covid-19 ini penggunaan smartphone meningkat sekitar 5%-10%, hal ini dikarenakan penerapan pembatasan mobilitas yang membuat masyarakat harus bekerja dari rumah dan bagi pelajar untuk belajar di rumah. Penerapan pembatasan mobilitas menyebabkan masyarakat menggunakan smartphone untuk mencari hiburan . Di lain sisi, pada masa pandemi sangatlah penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan.
Bakteri memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan benda yang terbuat dari plastik, seperti soft case smartphone. Aktivitas di luar memungkinkan banyaknya bakteri yang menempel pada smarthphone. Bakteri tersebut contohnya adalah S. aureus dan E. coli. S. aureus dapat menyebabkan infeksi kulit dan E. coli dapat menyebabkan diare.
Masalah tersebut membuat lima mahasiswa S-1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip) ciptakan produk “CASTURI” case smarthphone antibakteri berbahan baku nanosilver dan daun ketapang. Produk ini mampu menjadi solusi praktis dan efektif bagi generasi milenial untuk melindungi diri dari kuman dan bakteri yang menempel pada smarthphone.
Mahasiswa tersebut adalah Galih Wiji Agung, Fakhri Santo Khoirudin, Risya Ulaya Maghfirah, Umi Widi Astuti, dan Wakhyu Nur Afni di bawah bimbingan dosen Noer Abyor Handayani, S.T., M.T. Produk ini mendapat bantuan pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang tahun 2021.
Galih Wiji Agung mengatakan “telah dilakukan studi literatur tentang nanosilver dan terbukti bahwa nanosilver merupakan senyawa antibakteri. Lalu dipadukan dengan daun Ketapang yang merupakan agen biosintesis”
Adanya sifat antibakteri dapat mencegah penempelan bakteri dan kontaminasi benda dari bakteri. Nanosilver bekerja dengan merusak DNA bakteri sehingga menyebabkan kematian pada bakteri. Nanosilver memiliki kemampuan sifat antimikroba terhadap S. aureus dan E. coli.
Galih juga mengatakan “ Daun ketapang dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena mengandung beberapa senyawa aktif seperti steroid, tanin dan terpenoid
“.
Produk “CASTURI” telah lolos uji laboratorium Dinas Kesehatan Banyumas dan terbukti memiliki sifat antibakteri. Oleh karena itu telah dilakukan produksi dan pemasaran secara massal. Pemasaran dilakukan secara luring di Banyumas dan daring melalui Shopee, Tokopedia, WhatsApp Bussiness, dan Instagram. Harga yang ditawarkan adalah Rp 30.000,00. Ikuti kami di sosial media:
- Instagram : https://instagram.com/icasturi?utm_medium=copy_link
- Facebook : https://www.facebook.com/casturi.casturi.125
- Tokopedia : https://tokopedia.link/72tCN7TDkib
- Shopee : shopee.co.id/casturiofficial
- WhatsApp Bussiness : 08979957587
- Email: casturiofficial@gmail.com
Target pasar “CASTURI” adalah pengguna smartphone menengah atas, petugas medis, dan ibu rumah tangga yang peduli dengan kebersihan.
“CASTURI” memiliki keunggulan daripada produk case smartphone antibakteri yang beredar dipasaran, antara lain harganya yang ekonomis dan proses pembuatannya yang ramah lingkungan. Penggunaan biosintesis daun ketapang menjadikan case smartphone memiliki double protecting terhadap antibakteri. (BIZ/REW)
Data Penulis
Nama : Galih Wiji Agung
Program Studi: Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro