30.4 C
Semarang
Senin, 7 Juli 2025

Pemanis Alami: Alternatif Gula Rafinasi untuk Pola Hidup Sehat

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Gula rafinasi merupakan gula yang berasal dari sari tebu atau bit gula yang telah melewati proses rafinasi atau pemurnian. Perbedaan antara jenis gula dapat dilihat dari karakteristik, warna, rasa, dan tekstur, serta sumber bahan baku awal. Namun, secara umum, gula rafinasi dan gula kristal biasa merujuk pada produk yang sama, yakni sukrosa. Kelebihan gula rafinasi, antara lain, memiliki kandungan sukrosa yang lebih tinggi dan murni dari jenis gula lain sehingga rasa yang dihasilkan lebih konsisten, serta memiliki daya simpan lebih lama dan tidak mudah menggumpal, karena gula rafinasi telah mengalami proses pemurnian yang lebih intens. Selain itu, gula rafinasi mudah larut baik dalam air dingin maupun air panas sehingga cocok digunakan sebagai pemanis untuk berbagai makanan dan minuman. Namun, dibalik kegunaannya yang memudahkan proses pengolahan makanan, gula rafinasi memiliki kekurangan yang berdampak serius pada kesehatan tubuh.

Persoalan mengenai asupan gula sudah menjadi perhatian bagi masyarakat selama beberapa tahun lalu. Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko kondisi metabolisme, seperti obesitas, diabetes, dan gangguan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Selain itu, gula rafinasi dapat menyebabkan penyakit mulut dan komplikasi saat kehamilan. The Global Burden of Disease Study 2016 melaporkan bahwa setengah dari populasi global mengidap penyakit mulut, salah satunya adalah karies gigi atau gigi berlubang yang disebabkan oleh konsumsi gula yang tinggi. Ketika makanan tinggi sukrosa masuk ke dalam mulut, akan terjadi proses fermentasi yang menghasilkan asam. Asam ini dapat mengikis mineral pada jaringan keras gigi sehingga gigi menjadi berlubang. Selain itu, makanan dengan kandungan gula yang tinggi memiliki “kalori kosong”, yakni kandungan kalori pada makanan tersebut tinggi, tetapi kandungan nutrisinya sedikit, bahkan tidak ada. Akibatnya, makanan bernutrisi tinggi dapat tergantikan dan tubuh akan “didorong” untuk makan secara berlebih yang dapat berujung pada obesitas dan kanker. Pada komplikasi kehamilan, konsumsi gula berlebih sering dikaitkan dengan tingginya risiko kelebihan pertambahan berat badan gestasional (obesitas saat kehamilan) dan diabetes melitus. Persoalan dan masalah serius yang ditimbulkan oleh kelebihan konsumsi gula rafinasi telah menyadarkan masyarakat untuk memulai kehidupan yang lebih sehat. Oleh karena itu, pada saat ini, banyak penelitian yang berfokus pada pengganti gula rafinasi dengan pemanis dari sumber alami, seperti madu dan buah yang memiliki fungsi serupa, tetapi menyehatkan.

Baca juga:  Dua Mahasiswa UKSW Ikuti Perkuliahan di Universitas Kelas Dunia

Kurma

Penelitian telah menunjukkan kontribusi kuat kurma sebagai pengganti gula rafinasi dengan efek positif terhadap kesehatan manusia. Terdapat potensi dari buah kurma untuk menghasilkan sirup buah yang dapat digunakan sebagai pengganti sukrosa dalam produk makanan. Berdasarkan berat kering, kurma memiliki 60–75% gula total, 2% protein, 5–8% serat, dan kurang dari 1% lemak, serta memiliki banyak komponen bioaktif penting, seperti antioksidan. Selain itu, kurma dilaporkan dapat melindungi organ ginjal dan hati, serta dapat melawan penyakit alzheimer.

 

Sorgum Manis

Sorgum manis telah dilabeli sebagai tanaman yang memberikan banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai pengganti gula rafinasi. Sari sorgum mengandung kalium, kalsium, dan mangan, serta asam amino yang menjadikan sorgum dikenal sebagai bahan pangan dengan nutrisi penting. Selain itu, sorgum bebas gluten sehingga bermanfaat bagi penderita celiac (autoimun terhadap gluten).

Stevia

Stevia rebaudiana bertoni merupakan tanaman herbal asal Amerika Selatan yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, protein, dan antioksidan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa daun stevia dapat menurunkan risiko diabetes, penyakit gigi, penyakit jantung, dan obesitas. Selain itu, daun stevia mengandung asam lemak, beberapa vitamin dan mineral, senyawa anti-inflamasi, serta serat makanan yang dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah dengan lebih baik.

Baca juga:  BINUS @Semarang Cetak Generasi Pebisnis Sukses

 

Jaggery

Jaggery atau gula aren asal India ini memiliki sejumlah besar mineral, vitamin, senyawa anti-kanker, dan anti-toksik. Jika dibandingkan dengan gula biasa, bubuk jaggery memiliki kadar air yang jauh lebih tinggi dan kadar abu, gula total, protein, serta lemak yang lebih rendah.

Madu

Madu sudah dimanfaatkan sebagai makanan dan bahan pengobatan sejak dulu. Penelitian telah menunjukkan bahwa madu dapat menjadi agen pencegah terhadap penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, gagal hati dan gagal ginjal. Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa madu dapat menjadi agen anti-obesitas dengan menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan menaikkan HDL (kolesterol baik).

Selain kandungan gula alaminya yang tinggi, pemanis alami juga mengandung banyak senyawa vitamin, mineral, antioksidan, dan zat sehat lainnya. Selain itu, beberapa bahan pemanis alami juga telah digunakan untuk tujuan pengobatan sejak dulu. Sebagai kesimpulan, pemanis alami dapat digunakan sebagai alternatif gula rafinasi yang tidak membahayakan kesehatan, sebaliknya, pemanis alami dapat memberikan manfaat pada kesehatan tubuh. Namun, walaupun pemanis alami sudah banyak dibuktikan secara ilmiah dapat memberikan dampak positif, tetapi menggantikan gula rafinasi dengan pemanis alami bukanlah keputusan yang sederhana dan mudah dilakukan, karena terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yakni ketersediaan dan kebutuhan pasar, fungsi teknis gula, dan preferensi rasa masyarakat.

 

Oleh:

 

Anisa Purnamasari M

240210210096

Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya