32 C
Semarang
Selasa, 16 Desember 2025

Didukung Diktisaintek, Dosen Polines Sulap Lahan BRIDA jadi Rintisan Technopark

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG –  Tim Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Semarang (Polines) melakukan terobosan inovatif di Desa Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Melalui penerapan teknologi tepat guna, tim ini menyulap lahan aset Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Tengah menjadi rintisan Technopark Terpadu lewat implementasi Smart Farming dan Fishery.

Program strategis ini terlaksana berkat dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kementerian Diktisaintek) melalui dana hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat, Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah, dengan Ruang Lingkup Pemberdayaan Wilayah Tahun Anggaran 2025.

Realisasi program ini menjadi bukti nyata implementasi tagline “Diktisaintek Berdampak”, di mana hasil riset dan inovasi perguruan tinggi tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi dirasakan manfaat langsungnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan yang diketuai oleh Dr. Eni Dwi Wardihani, S.T., M.T. ini terbentuk atas kerjasama triple helix antara Polines, BRIDA Pemprov Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Demak dan Desa Batursari. Dalam kegiatain ini menggandeng dua mitra strategis, yakni Kelompok Tani Mekar Sari dan Karang Taruna Sinar Mandiri. Kolaborasi ini bertujuan menjawab tantangan produktivitas pertanian yang masih konvensional serta belum optimalnya peran pemuda dalam ekonomi desa.

Baca juga:  LUMINA: Inovasi Pembelajaran Interdisipliner untuk Meningkatkan Literasi Murid di SMA Negeri 1 Andong -- Oleh Anis Nurohmah, M.Pd.

Salah satu unggulan dalam program ini adalah pembangunan Smart Greenhouse seluas 100 meter persegi yang kini progres fisiknya telah mencapai 100 persen. Tidak sekadar greenhouse biasa, fasilitas ini dilengkapi dengan teknologi Internet of Things (IoT) bernama MONIK (Monitoring Hidroponik) .

“Teknologi MONIK ini merupakan hasil riset Polines yang memiliki kemampuan memantau dan mengendalikan parameter budidaya seperti pH, nutrisi, dan suhu secara otomatis dan presisi,” jelas ketua  tim,Dr Eni Dwi Wardihani.

Penerapan teknologi ini diharapkan mampu mendongkrak produktivitas lahan yang sebelumnya rendah menjadi sangat produktif dengan target panen melon premium mencapai ±900 kg per tahun. Langkah ini sekaligus menjadi solusi atas pertanian konvensional yang selama ini rentan terhadap perubahan iklim .

Selain sektor pertanian (hulu), tim Polines juga menyentuh sektor hilir melalui pemberdayaan Karang Taruna Sinar Mandiri. Para pemuda desa didorong bertransformasi dari sekadar organisasi sosial menjadi agen ekonomi digital.

Baca juga:  1000 Guru Kota Pekalongan Ikut Asesmen, Dinas Siap Buat Kebijakan Berbasis Data

Sebagai langkah nyata, Polines memfasilitasi pembuatan Website Company Profile Bilingual yang kini sudah dapat diakses publik di laman karangtarunabatursari.com. Website ini berfungsi sebagai etalase digital untuk memasarkan potensi dan produk desa ke pasar yang lebih luas .

“Kami ingin menciptakan ekosistem yang utuh. Kelompok Tani fokus pada produksi berkualitas tinggi dengan teknologi, sementara Karang Taruna berperan sebagai agregator dan pemasar produk melalui platform digital,” pungkas Eni.

Program ini melibatkan dosen ahli di bidang IoT, Manajemen Pertanian, dan Digitalisasi Bisnis, serta melibatkan mahasiswa Polines dalam skema Merdeka Belajar. Hingga saat ini, respons mitra sangat positif. Kelompok tani telah menerima pelatihan dasar hidroponik, sementara Karang Taruna telah siap mengelola aset digital desa.

Melalui dukungan hibah dari Kementerian Diktisaintek tahun 2025 ini, program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan mitra, tetapi juga menjadi model kemandirian ekonomi desa yang dapat direplikasi di wilayah lain di Jawa Tengah, selaras dengan semangat menciptakan pendidikan tinggi yang berdampak bagi kemajuan bangsa. (biz/rit)



TERKINI


Rekomendasi

...