30 C
Semarang
Minggu, 8 Juni 2025

Kebahagiaan Relawan PLN Menerangi Sulteng

JATENGPOS.CO.ID, PALU – BANGGA… Itulah gambaran perasaan para relawan tanggap darurat bencana gempa bumi dan tsunami Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi, Sulawesi Tengah.

Betapa tidak? Berkat kerja keras dan kerja ikhlasnya, hampir 90% jaringan listrik di daerah terdampak bencana dapat dipulihkan. Ini akan menjadi hal pertama yang akan diceritakan kepada anak, istri, dan keluarga di rumah. Bagaimana ayah dan suami mereka bekerja siang-malam memulihkan listrik untuk saudara saudara di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi.

“Rasa syukur juga tak hentinya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kami melihat begitu jelas, bahkan merasakan sendiri bagaimana suasana pasca bencana yang menimpa Sulawesi Tengah,” kata Imbar Susanto, Manajer Pengendalian Sistem Operasi Distribusi PLN UID Jateng & DIY, yang turut berangkat ke daerah bencana di Sulawesi Tengah.

Menurutnya, jalan-jalan yang hancur, puing-puing bangunan berserakan, dan orang-orang yang berjuang melanjutkan hidup setelah kehilangan harta bendanya bahkan nyawa keluarga tercinta menjadi pemandangan sehari-hari.

Seperti diketahui, Tim relawan PLN UID Jawa Tengah & DIY untuk kloter pertama berangkat sejak tanggal 2 Oktober 2018 hingga tanggal 16 Oktober 2018. Selama 14 hari di lokasi terdampak bencana, relawan PLN UID Jawa Tengah & DIY turut berkontribusi dalam pulihnya 7 Gardu Induk yang rusak akibat gempa, pulihnya 45 Penyulang (Feeder), penyediaan 101 MW daya tersedia, serta ketersediaan 77 Unit genset tiba di Palu.

Imbar Susanto yang sekaligus menjadi ketua tim relawan pun menyampaikan apresiasi setinggi tingginya atas keikhlasan dan kesukarelaan tim relawan PLN UID Jawa Tengah & DIY. Menurutnya tim ini memiliki kekuatan jasmani dan rohani yang luar biasa.

“Ketika kami turun dari kapal, rasanya seperti menginjakan kaki di kota mati, senyap, sampah berserakan dimana mana. Di dalam kondisi kota yang senyap itu, teman-teman tetap berangkat ke lapangan,” tuturnya menceritakan kondisi Kota Palu saat tim tiba.

Imbar menambahkan, beberapa kali kekuatan tim relawan diuji. Sebanyak empat kali gempa susulan, bahkan yang terbesar mencapai 5,6 Skala Richter. Namun, tidak menyurutkan semangat para relawan.

Salah satu tim relawan, Gesit Pambudiarto pun turut menceritakan pengalamannya selama di Sulawesi Tengah. Awalnya, Gesit merasa cemas dan takut ketika akan berangkat ke Palu. Namun, ketakutan itu sirna melihat semangat rekan relawan PLN yang lain.

“Setiap kita merasa lelah, semangat teman teman kita yang lain membuat rasa lelah itu hilang sekejap,” ujarnya.

Kehadiran tim relawan PLN di Sulawesi Tengah tidak semata mata untuk memulihkan kelistrikan saja. Terkadang juga membantu warga yang terdampak bencana dengan dukungan moril.

“Suatu ketika kami sedang melakukan pekerjaan di satu tempat yang banyak anak-anak. Mereka pastinya mengalami trauma hebat, rumahnya rubuh dan bahkan ada yang orang tuanya meninggal. Hal ini membuat saya terharu, saya merasa terpanggil untuk menghibur dengan bermain bersama anak anak ini,” tambah Gesit.

Hal lain yang membuat kami tertegun adalah keramahan dan kebaikan warga sekitar ketika tim relawan hadir di dekat mereka.  Meskipun dalam keadaan ditimpa musibah, mereka tak segan-segan menghampiri tim relawan, menjamu para relawan yang bekerja di bawah teriknya matahari dengan keringat bercucuran.

“Sungguh itu hal yang sangat luar biasa, lewat suguhan seadanya tersebut kami tahu maksud mereka adalah untuk berterima kasih,” terangnya.

Pada hari Selasa (16/10) kemarin, tugas para relawan PLN batch pertama telah purna. Dan mereka senang bisa berkumpul lagi dengan keluarga. Namun bukan berarti kepeduliannya terhenti sampai di situ. Selanjutnya tongkat estafet diberikan kepada tim relawan PLN Batch 2 untuk menyempurnakan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya.(aln)

 



Popular

LAINNYA

Terkini