30.4 C
Semarang
Senin, 7 Juli 2025

Siaga 24 Jam, Menantang Ombak dan Angin

JATENGPOS.CO.ID,  – GELOMBANG tinggi dan angin kencang menjadi santapan harian bagi Yogi Triyono (38). Pekerja Pertamina divisi port yang kini bertugas sebagai crew juru mesin di Mooring Boat Patin 03 ini pun harus siap sedia selama 24 jam untuk memastikan proses lepas sandar kapal tanker untuk distribusi BBM Pertamina lewat jalur pipa bawah laut berjalan lancar.

Sudah sejak 2009, bapak 2 anak asal Cilacap, Jawa Tengah ini bertugas di kapal, di bawah bendera PT Pertamina Trans Kontinental. Sebelumnya, selama 8 tahun Yogi bertugas di Tug Boat di Cilacap, dan baru 4 tahun terakhir ini beralih ke Mooring Boat di Semarang.

“Salah satu tantangan berat yang harus dihadapi yakni soal cuaca. Hujan, angin, gelombang tinggi, harus siap dihadapi sewaktu-waktu saat berada di tengah lautan. Itu biasanya angin barat pada periode Desember sampai Maret, posisi ombak bisa 3-4 meter,” kata Yogi, yang merupakan lulusan SMK Pelayaran.

Baca juga:  Kemitraan Perubahan Iklim Indonesia dan Australia Dorong Peningkatan Investasi Energi Bersih Baru

Padahal, lanjutnya, saat ada tanker akan merapat ke Single Point Mooring (SPM) di tengah laut, entah itu pagi, siang, sore, malam, Mooring Boat bersama Tug Boat harus harus segera menuju ke lokasi. Mooring boat sendiri merupakan kapal yang berfungsi untuk sarana bantu pemanduan, khususnya menambatkan kapal tanker ke SPM.

“Dalam penambatan dan lepas kapal wajib dipandu. Apalagi untuk kapal-kapal besar yang panjangnya lebih dari 30 meter. Tugas awak Mooring Boat inilah yang nanti akan menambatkan tali dari tanker ke SPM, termasuk menyambungkan pipa,” ujarnya.

Menurutnya, di SPM ini jugalah kapal tanker melakukan serah terima muatan BBM untuk kemudian disalurkan melalui pipa bawah laut menuju ke Terminal BBM. Dalam sebulan, sedikitnya 20-30 kali kapal tanker Pertamina akan merapat di SPM Semarang, yang berada sekitar 9 kilometer dari bibir pantai.

Baca juga:  PGN Genjot Jargas Tahun 2025, Kejar 1 Juta Sambungan

“SPM ini merupakan pengganti dermaga untuk bongkar muat BBM dari kapal tanker ke tanki TBBM Pengapon melalui pipa bawah laut. Sekali bongkar muatan bisa memakan waktu 7-24 jam, bahkan lebih, tergantung banyaknya muatan,” tukasnya.

Sebagai pekerja Pertamina divisi port, imbuh Yogi, tugas yang dijalaninya tersebut merupakan bagian dari komitmen dalam mengamankan pasokan energi, khususnya BBM bagi masyarakat.

“Ini sudah jadi tugas dan komitmen kami para pekerja Pertamina divisi port untuk memastikan kelancaran distribusi BBM bagi masyarakat, mulai dari tengah laut,” tandasnya.(Aning Karindra)

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya