JATENGPOS.CO.ID,SALATIGA–Masa pandemi COVID-19 tidak selalu berdampak kesulitan, justru berawal merasakan kondisi serba keterbatasan ini, perajin camilan gula kacang di Salatiga ini mendapatkan kemajuan usahanya.
Partini (51) perajin gula kacang di Pasar Raya 1 Salatiga, kini mampu mengembangkan usaha yang dikelolanya hingga menjangkau pemasaran sampai luar pulau. Hikmah didapat selama pandemi kiosnya sempat sepi pembeli, berangsur-angsur mulai kembali ramai.
Produk gula kacang yang diberi merek “PARTI” semakin laris hingga terkenal. Masyarakat luas di berbagai daerah cukup mengenal camilan khas Salatiga hasil produksnya ini.
“Awal pandemi hingga setahun kemarin produksi gula kacang saya sempat anjlok. Dalam seminggu tidak bisa menghabiskan stok produksi. Rata-rata sekali produksi 50 kg, tapi dalam seminggu tidak habis,” ceritanya mengenang kondisi saat itu.
Ia mahfum kondisi tersebut juga dialami pedagang lainnya turut terdampak pandemi. Pembeli jarang berbelanja ke kiosnya karena kondisi pasar saat itu juga sepi pengunjung.
“Pasrah saja mengikuti kondisi yang lagi sepi. Tidak pernah berpikiran untuk berjualan secara online, bagi saya berjualan seperti itu membayangkan saja sudah ribet. Saya tidak mau ribet,” ungkap alumni UKSW Salatiga ini.
Namun, anggapannya itu hilang setelah bertemu founder Serabut Nusa Dimas Herdy Utomo. Parti kemudian mengikuti program “UMKM Tangguh” yang diselenggarakan Serabut Nusa dan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEPI).
Program ini bertujuan mendampingi pengembangan UMKM sekaligus membantu penjualan melalui online dan membeli produk dihasilkan secara tunai di depan.
“Awalnya mas Dimas datang ke kios menanyakan kondisi usahanya saya. Kemudian membeli beberapa produk untuk dipasarkan. Ternyata setelah itu pesanan dari mas Dimas terus bertambah banyak hingga sekarang,” ujarnya kepada Jateng Pos, kemarin.
Jika sebelum mengenal program “UMKM Tangguh” seminggu tidak habis 50 kg, kini setiap hari rata-rata ia memproduksi 50 – 100 kg gula kacang mengikuti pesanan yang datang dari berbagai daerah.
“Saya juga pasarkan di kios dan melayani pesanan sekitar Salatiga. Omset produksi terus meningkat tergantung pesanan hingga luar pulau. Sehari minimal 50 kg gula kacang,” akunya dengan wajah berbinar.
Serabut Nusa merupakan perusahaan rintisan yang berpusat di Kabupaten Semarang. Digawangi sekelompok anak muda yang memfokuskan diri pada platform pengembangan bisnis UMKM dan menyediakan ruang pemasaran produk secara online maupun offline.
Founder Serabut Nusa Dimas Herdy Utomo mengatakan, banyak e-commerce memberi kesempatan memperluas pemasaran, namun platform digital ini hanya sedikit memberi ruang bagi pelaku UMKM yang bermodal kecil.
Serabut Nusa bersama CCEPI sejak menyelenggarakan program “UMKM Tangguh”, menurut Dimas, sudah banyak dirasakan sentuhannya oleh para perajin hingga usahanya dapat terdongkrak omsetnya.
“Kami membantu pemasaran produk mereka. Biar perajin UMKM fokus ke produksi, kami bantu jualannya. Kami juga membeli produk mereka secara tunai di depan agar uangnya bisa segera kembali diputar untuk membeli bahan-bahan,” ujarya. (biz/muz)