JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Tengah II terus menggencarkan edukasi dan literasi pasar modal di wilayah Soloraya. Program ini akan menyasar berbagai segmen masyarakat di tiap kabupaten/kota setelah Lebaran 2025, sebagai upaya meningkatkan inklusi keuangan dan memperluas akses investasi yang aman dan legal.
Kepala Kantor BEI Jawa Tengah II, Muhammad Wira Adibrata, mengungkapkan bahwa Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di masing-masing kabupaten telah menyiapkan berbagai program edukasi yang menyesuaikan karakteristik masyarakat setempat.
“Di Boyolali program edukasi akan menyasar pesantren, di Karanganyar untuk aparatur desa melalui program Bursa Masuk Desa, di Sukoharjo bagi ASN, dan di Solo Kota bagi ibu-ibu Bhayangkari serta Dharma Wanita,” ujar Wira pada Jurnalis Soloraya di Solo, Rabu (19/3/2025).
Menurutnya, fokus utama TPAKD di tahun 2025 adalah memperkenalkan pasar modal sebagai instrumen investasi yang mudah diakses dan aman bagi masyarakat. Dengan modal awal yang terjangkau, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, investasi di pasar modal bukan lagi sesuatu yang eksklusif bagi kalangan tertentu.
Selain meningkatkan literasi keuangan, program ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat dalam mengelola keuangan dengan bijak dan menghindari jebakan investasi bodong.
“Edukasi ini penting agar masyarakat bisa membentengi diri sendiri dari investasi bodong. Pencegahan tidak bisa hanya dilakukan oleh satu instansi, tetapi juga harus dimulai dari pemahaman individu,” jelasnya.
Selain program literasi, BEI Jateng II juga mencatat lonjakan transaksi pasar modal di Soloraya sepanjang 2024. Total nilai transaksi mencapai Rp 21,7 triliun, meningkat dari Rp 19,67 triliun pada tahun 2023.
Jumlah investor baru juga mengalami pertumbuhan signifikan, dengan 69.547 investor baru tercatat di tahun 2024 dibandingkan 51.586 investor pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, program edukasi pasar modal juga mendapat sambutan positif. Pada tahun 2024, peserta Sekolah Pasar Modal (SPM) mencapai 45.351 orang, jauh melampaui target awal 13.441 peserta. Sedangkan peserta edukasi Non-SPM meningkat drastis hingga 33,8 juta orang dari target 66.586 peserta.
Dari sisi kegiatan edukasi, BEI Jateng II mencatat peningkatan drastis dengan 4.100 kegiatan yang terselenggara sepanjang tahun 2024, jauh di atas target 536 kegiatan.
Dari data BEI Jateng II, Kota Surakarta mencatat nilai transaksi tertinggi di Soloraya, mencapai Rp 936,8 miliar dengan 62.311 investor. Kabupaten Sukoharjo menyusul dengan Rp 416,7 miliar dan 54.078 investor. disusul Boyolali: Rp 100 miliar – 42.724 investor, Karanganyar: Rp 162,4 miliar – 41.823 investor, Sragen: Rp 146,8 miliar – 38.488 investor dan Wonogiri: Rp 106,4 miliar – 43.791 investor.
Ke depan, BEI Jateng II berharap program literasi pasar modal ini tidak hanya meningkatkan transaksi, tetapi juga membangun budaya investasi yang lebih sehat dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat. (dea)