JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG- Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) secara nyata memberikan manfaat bagi banyak masyarakat Indonesia dalam mengakses pelayanan kesehatan. Berbagai kemudahan kepada para peserta Program JKN juga terus ditingkatkan hingga saat ini.
Terdaftar sebagai peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah, Sumiyati, seorang Ibu Rumah Tangga asal Desa Tlumpak, Kota Semarang, merasa sangat terbantu dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam perjuangannya melawan leukemia (kanker darah). Kebermanfaatan Program JKN sangat dirasakan terutama bagi dirinya yang membutuhkan perawatan jangka panjang.
“Saya sudah divonis oleh dokter terkena leukemia mieloid akut atau biasanya disebut leukemia AML sejak Juni tahun 2024 jadi kurang lebih sudah satu tahunan,” ucapnya, saat ditemui di Rumah Sakit KRMT Wongsonegoro (RSWN) pada (8/8/2025).
Semua berawal saat tubuhnya memberikan alarm tanda-tanda gejala kesehatan. Seringkali merasakan sesak nafas dan anemia yang berkepanjangan dan tak kunjung reda membuat tubuh Sumiyati lemas dan akhirnya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan.
“Saya periksa berkali-kali dan bolak-balik rumah sakit untuk cek darah dan sebagainya, lalu setelah di cek di sum sum tulang belakang barulah ketawan ternyata saya terkena kanker darah jenis leukemia AML,” terangnya.
Adanya leukemia AML dalam diri Sumiyati membuatnya tak terhindarkan dari kemoterapi. Dirinya harus menjalani kemoterapi satu bulan sekali melalui proses yang cukup panjang hingga dua minggu.
“Biasanya di minggu pertama untuk melakukan pengecekan HB darah dan pengecekan PH urine, setelah semua sesuai lalu di minggu selanjutnya dilakukan kemoterapi hingga proses pemulihan dan diperbolehkan pulang,” jelasnya.
Kemoterapi yang dilakukan oleh Sumiyati dinilai membuahkan hasil. Bagaimana tidak, dirinya hanya perlu melakukan empat kali kemoterapi dari tujuh kali kemoterapi yang sebenarnya harus dijadwalkan untuknya. Hingga saat ini dirinya hanya melakukan rawat jalan salah satunya dengan mengonsumsi obat-obatan yang di resepkan oleh dokter untuk menjaga kestabilan kesehatannya.
“Hingga beberapa waktu lalu kebetulan saat sariawan, saya tidak bisa makan dan minum. Jadi tidak minum obat dan badan saya drop, sempat demam, diare dan badan lemas dan kaku sampai dibawa suami saya ke IGD RSWN ini,” ungkap Sumiyati.
Sumiyati mendapatkan penanganan langsung di IGD, ia langsung diberikan tindakan penambahan darah karena HB nya yang mencapai angka empat yang membuatnya harus mendapat perawatan rawat inap.
Selama menjalani perawatan di RSWN, Sumiyati tidak pernah sekalipun mendapatkan kendala, tidak ada penolakan-penolakan ataupun pembedaan dengan pasien lainnya, ditambah dokter dan perawat yang ramah dan peduli terhadap dirinya membuat dirinya merasa tenang sekaligus senang.
“Alhamdulillah tidak ada kendala sama sekali, bersyukur sekali. Punya penyakit seperti ini saya pikir ngga mudah, pertama kali divonis dengar “kanker darah” rasanya berat, bahkan saya sempat mau menyerah ibarat udah mikir bahwa umur saya tidak panjang lagi,” ucapnya sambil terharu.
Bagi Sumiyati, adanya Program JKN sangat membantu dirinya dalam melewati masa-masa kritis dalam hidupnya, dirinya mengaku dengan adanya JKN ia dapat melakukan kemoterapi dan mendapatkan obat-obatan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan tanpa tambahan biaya sedikitpun.
“Saya merasa tertolong sekali dengan adanya JKN dari pemerintah apalagi saya hanya Ibu rumah tangga, dan kanker darah ini bukan penyakit yang satu kali sembuh serta biayanya tidak hanya 100 atau 200 ribu tapi membutuhkan perawatan yang berkepanjangan dan butuh biaya yang besar,” tambahnya.
Sebagai pribadi yang pernah merasakan manfaat program JKN, Sumiyati berharap program ini dapat selalu ada dan terus bertahan membantu Masyarakat.
“Terimakasih BPJS Kesehatan, pemerintah, Tuhan, dokter, dan para pendonor. Alhamdulillah semua dapat berjalan lancer,” tutupnya tersenyum.(aln)