25 C
Semarang
Senin, 15 Desember 2025

Jateng Gelar Operasi Pasar Cabai, Harga Dijaga dari Hulu hingga Hilir

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Lonjakan harga cabai dua bulan terakhir membuat TPID Jawa Tengah menggelar operasi pasar serentak. Aksi ini menjadi penahan laju inflasi sekaligus upaya memperkuat pasokan di tengah gangguan distribusi akibat bencana di beberapa daerah.

Operasi pasar perdana dilaksanakan Rabu (10/12/2025) di Pasar Legi Solo dan Pasar Karangayu Semarang. Cabai dijual Rp65.000/kg, jauh lebih rendah dari harga pasar, sehingga diharapkan menjaga daya beli masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Defransisco Dasilva Tavares menegaskan, pengendalian harga tidak bisa hanya mengandalkan pasar. Pemerintah memperkuat sektor hulu melalui intervensi budidaya, perbenihan, dan pengembangan kawasan cabai.

“Stabilisasi bukan hanya di pedagang, tapi memperkuat hulunya. Kami pastikan panen jatuh pada periode defisit agar harga tidak melonjak,” kata Defransisco.

Baca juga:  PLN Tegaskan Pasokan Listrik Mencukupi dan Andal

Bank Indonesia turut memperkuat pasokan dengan dukungan teknis pada 18% area tanam kelompok mitra. Program ini menyasar periode off season untuk memastikan pasokan tetap tersedia saat permintaan tinggi.

Deputi Direktur KPw BI Jateng, Wahyu Dewanti menyebutkan, stabilitas harga menjadi kunci keseimbangan ekonomi masyarakat. Selain operasi pasar, upaya ini dipadukan dengan Gerakan Pangan Murah dan subsidi harga oleh Dinas Ketahanan Pangan.

“Pengendalian tidak hanya menurunkan harga sesaat, tapi membangun produksi yang berkelanjutan. Itu yang menjaga stabilitas jangka panjang,” ujarnya.

Pasokan operasi pasar bersumber dari kelompok champion Petarung Sejati yang berkomitmen menyediakan 18% stok. Petani juga bekerja sama dengan BUMD PT JTAB sebagai off taker cadangan pangan strategis.

Baca juga:  Begini Tips Aman Gunakan Listrik Selama Ramadhan

Ketua Champion Petarung Sejati, Sunan, menyebut kemitraan ini memberi kepastian harga bagi petani tanpa membebani konsumen. Menurutnya, model ini menjadi bentuk perlindungan ekonomi dua arah.

“Kami tidak hanya menjual cabai, tapi menjaga agar panen tetap bernilai dan masyarakat tidak tertekan saat harga naik,” tukas Sunan.

Sementara, TPID Jateng juga memperluas kawasan cabai seluas 300 hektare di 15 daerah dengan pola tanam off season. Langkah ini menjaga panen pada Oktober–Desember, periode yang kerap mengalami defisit pasokan.

Melalui operasi pasar, subsidi harga, perluasan kawasan tanam, dan optimalisasi BUMD sebagai off taker, Jateng memastikan kendali harga berjalan menyeluruh. Tujuannya menjaga kesejahteraan petani sekaligus menstabilkan belanja pangan masyarakat.(aln)



TERKINI


Rekomendasi

...